Bogor (ANTARA) - Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa (RST) mengajak seluruh Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor mengikuti sosialisasi program mendukung eliminasi TBC 2030 sebagai bentuk penguatan jejaring eksternal guna meningkatkan temuan kasus dan tatalaksana TBC.

Direktur Utama RST dr Muhamad Zakaria dalam sambutannya mengatakan program pengentasan TBC ini sejalan dengan apa yang sudah dilakukan Dompet Dhuafa yakni promotif, preventif dan kuratif.

Dalam kesempatan ini, Zakaria mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat ekosistem kesehatan khususnya dalam penanggulangan TBC.

"Memang dinamika di lapangan berbeda tapi dengan penguatan dan sosialisasi kembali meningkatkan indikator program TBC di Dinas Kesehatan," ucapnya dalam pernyataan, Kamis.

Teknikal Officer Dompet Dhuafa dr Yeni Purnamasari menambahkan RST sejak Juni 2024 telah menjalin kerja sama dengan program Mentari TB MPKU Muhammadiyah bersama USAID. Program tersebut disosialisasikan kepada seluruh kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. 

"Ini merupakan program nasional menjadi prioritas di Indonesia, kami Dompet Dhuafa mendukung program pemerintah," ujar Yeni.

Terdapat empat pilar dalam program pengentasan TBC ini yaitu pilar pertama difokuskan pada penemuan kasus melalui skiring di IGD dan Rajal, kedua, penegakan diagnosis yang membutuhkan rujukan ke lab TCM, selanjutnya melakukan pengobatan dan pendampingan secara menyeluruh serta pilar terakhir adalah meningkatkan angka kesembuhan kasus TBC.

Yeni menuturkan upaya yang dilakukan RS memerlukan kesinambungan terkait rujukan dan ketersediaan logistik serta juga peran dari komunitas dan puskesmas. Kuncinya adalah terpadu, terintegrasi, kolaborasi untuk menemukan, penyembuhan dan mengobati pasien TBC.

Menurut Wakil Asesor TB Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Aan Setiawan, program pengentasan TBC di Kabupaten Bogor menjadi tantangan sendiri karena jumlah penduduk yang besar.

Saat ini terdapat 141 Puskesmas, 6 RS Pemerintah, 25 RS Swasta, 103 klinik yang semuanya sudah melakukan MOU program pengentasan TBC. Namun dari semuanya baru ada 26 faskes yang memiliki TCM tersebar di 5 RS dan 21 Puskesmas.

Terkait temuan kasus TBC, Aan menuturkan bahwa penemuan terduga TBC di tahun 2024 sampai Juni mencapai 39.543 orang, sedangkan penemuan kasus TBC sampai Juni tahun 2024 sebesar 12.708. 

"Intinya terjadi peningkatan setiap tahunnya dan yang ditemui adalah kasus TBC Resisten obat primer. ini yg berbahaya," tegasnya.

Khusus untuk kasus TBC anak di tahun 2022 ke tahun 2023 terjadi kenaikan peningkatan kasus, dari 4.002 orang menjadi 4.545 orang dan di Juni tahun 2024 ada di angka 1.789 orang.

"Sementara untuk angka keberhasilan penyembuhan di pertengahan tahun 2024 baru di angka 71 persen," tutupnya.

Berita kerja sama

Pewarta : Muklasin
Editor : Satyagraha
Copyright © ANTARA 2024