Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, publik perlu menjaga kesehatan dengan rutin melakukan cek kesehatan minimal setahun sekali agar dapat mengetahui riwayat kesehatan, dan segera mendapat penanganan apabila mengalami gangguan.
Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, Budi mengatakan bahwa hal tersebut penting dilakukan seiring meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia. Sejumlah penyakit tidak menular, katanya, seperti jantung, stroke, dan kanker masih mendominasi penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia.
“Kalau itu dideteksi lebih dini 5 tahun sebelumnya, bisa dihindari sejak awal, jadi dia tidak akan kena stroke, tidak akan meninggal, umurnya akan panjang," ujarnya.
Menurutnya, penyakit-penyakit tersebut adalah penyakit kronis yang terjadi dalam waktu lama serta membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Baca juga: Neurolog: Kendalikan risiko cegah stroke di usia muda
Dia menjelaskan, kegiatan pemeriksaan kesehatan dasar untuk mencegah penyakit-penyakit tersebut meliputi pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan kolesterol. Jika hasilnya tidak sesuai, harus segera berobat ke puskesmas.
"Kalau di atas batas normal jangan panik, cepat datang ke Puskesmas, dikasih obat gratis, benar-benar gratis," katanya.
Baca juga: Di Indonesia terjadi peningkatan penderita stroke
Dia menambahkan, pemeriksaan lain yang perlu dilakukan yaitu lingkar perut atau Indeks Masa Tubuh (IMT). Batas aman lingkar perut pria, ujarnya, adalah 90 cm, sementara untuk wanita 80 cm.
Dia menilai, jika melebihi batas, harus segera dikontrol, sebab apabila lemak perut bila berlebihan akan memicu masalah kesehatan yang serius seperti serangan jantung.
"Paling mudah dilihat dari ukuran celana, kalau lebih dari 34 sudah obesitas, kalau 31-32 masih boleh," katanya.
Budi juga menyampaikan bahwa masyarakat sehat berkaitan erat dengan visi Indonesia maju pada 2045. Dia menambahkan, salah satu kriteria Indonesia maju adalah pendapatan per kapita yang mencapai Rp15 juta per bulan.
“Kalau mau jadi Indonesia maju, orangnya harus sehat. Sehat itu harus dijaga jangan sampai sakit, caranya harus rajin ke Puskesmas untuk ukur 4 itu, minimal setahun sekali, kalau makin tua boleh lah 6 bulan sekali," katanya.
Apabila pengecekan itu dilakukan, katanya, maka masyarakat dapat hidup mencapai rata-rata usia harapan hidup Indonesia, bahkan lebih.
Baca juga: Kelebihan konsumsi gula, garam dan lemak sebabkan kardiovaskuler & stroke
Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, Budi mengatakan bahwa hal tersebut penting dilakukan seiring meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia. Sejumlah penyakit tidak menular, katanya, seperti jantung, stroke, dan kanker masih mendominasi penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia.
“Kalau itu dideteksi lebih dini 5 tahun sebelumnya, bisa dihindari sejak awal, jadi dia tidak akan kena stroke, tidak akan meninggal, umurnya akan panjang," ujarnya.
Menurutnya, penyakit-penyakit tersebut adalah penyakit kronis yang terjadi dalam waktu lama serta membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Baca juga: Neurolog: Kendalikan risiko cegah stroke di usia muda
Dia menjelaskan, kegiatan pemeriksaan kesehatan dasar untuk mencegah penyakit-penyakit tersebut meliputi pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan kolesterol. Jika hasilnya tidak sesuai, harus segera berobat ke puskesmas.
"Kalau di atas batas normal jangan panik, cepat datang ke Puskesmas, dikasih obat gratis, benar-benar gratis," katanya.
Baca juga: Di Indonesia terjadi peningkatan penderita stroke
Dia menambahkan, pemeriksaan lain yang perlu dilakukan yaitu lingkar perut atau Indeks Masa Tubuh (IMT). Batas aman lingkar perut pria, ujarnya, adalah 90 cm, sementara untuk wanita 80 cm.
Dia menilai, jika melebihi batas, harus segera dikontrol, sebab apabila lemak perut bila berlebihan akan memicu masalah kesehatan yang serius seperti serangan jantung.
"Paling mudah dilihat dari ukuran celana, kalau lebih dari 34 sudah obesitas, kalau 31-32 masih boleh," katanya.
Budi juga menyampaikan bahwa masyarakat sehat berkaitan erat dengan visi Indonesia maju pada 2045. Dia menambahkan, salah satu kriteria Indonesia maju adalah pendapatan per kapita yang mencapai Rp15 juta per bulan.
“Kalau mau jadi Indonesia maju, orangnya harus sehat. Sehat itu harus dijaga jangan sampai sakit, caranya harus rajin ke Puskesmas untuk ukur 4 itu, minimal setahun sekali, kalau makin tua boleh lah 6 bulan sekali," katanya.
Apabila pengecekan itu dilakukan, katanya, maka masyarakat dapat hidup mencapai rata-rata usia harapan hidup Indonesia, bahkan lebih.
Baca juga: Kelebihan konsumsi gula, garam dan lemak sebabkan kardiovaskuler & stroke