Bandarlampung (ANTARA) - Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana mengatakan bahwa 'Begawi Bandarlampung' dalam rangka HUT ke-342 kota ini, merupakan salah satu upaya pemerintah kota (pemkot) dalam melestarikan budaya nenek moyang.
"Perkembangan budaya Indonesia telah dimulai sejak jaman nenek moyang kita, namun beberapa tahun belakangan kebudayaan tersebut mulai luntur dan bahkan hampir punah," kata Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana dalam Sambutannya pada Festival Jalanan, di Bandarlampung, Minggu.
Oleh karena itu, lanjut dia, untuk mempertahankan budaya nenek moyang diperlukan berbagai upaya guna melestarikan nilai – nilai seni budaya dan nilai tradisional tersebut, salah satunya dengan adanya kegiatan Begawi Bandarlampung.
"Salah satu kegiatan Begawi Bandarlampung adalah atraksi seni dan budaya serta karnaval kendaraan hias yang merupakan sarana komunikasi yang sangat penting sebagai media pelestarian budaya," kata dia.
kegiatan-kegiatan festival selama ini perlu terus dilakukan dengan melibatkan khalayak yang lebih luas seperti, dunia usaha, perdagangan, usaha mikro kecil menengah (UMKM), pariwisata, lembaga keuangan, perguruan tinggi atau sekolah, usaha media penyiaran serta instansi pelayanan masyarakat.
"Tentunya kami Pemkot Bandarlampung berkomitmen untuk bersama-sama mengembangkan kesenian daerah. Bahkan di kota ini banyak perkumpulan budaya yang tetap terpelihara," kata dia.
Ia menegaskan bahwa keanekaragaman budaya di Bandarlampung merupakan aset yang tidak ternilai harganya, sehingga harus tetap dipertahankan dan terus dilestarikan. Terlebih Bandarlampung sebagai ibu kota Provinsi Lampung dihuni berbagai etnis masyarakat, menjadikannya kota ini seperti Indonesia mini.
"Ke depan kegiatan Begawi Bandarlampung diharapkan berkembang, menjadi industri pariwisata untuk mendapatkan keuntungan finansial dan juga mempererat tali silaturahim kita," kata dia.
Diketahui dalam kegiatan festival jalanan dan kendaraan hias yang merupakan salah satu rangkaian dari Begawi Bandarlampung terdapat 126 kendaraan dan diikuti berbagai komunitas seni dan budaya yang ada di Kota Bandarlampung.
"Perkembangan budaya Indonesia telah dimulai sejak jaman nenek moyang kita, namun beberapa tahun belakangan kebudayaan tersebut mulai luntur dan bahkan hampir punah," kata Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana dalam Sambutannya pada Festival Jalanan, di Bandarlampung, Minggu.
Oleh karena itu, lanjut dia, untuk mempertahankan budaya nenek moyang diperlukan berbagai upaya guna melestarikan nilai – nilai seni budaya dan nilai tradisional tersebut, salah satunya dengan adanya kegiatan Begawi Bandarlampung.
"Salah satu kegiatan Begawi Bandarlampung adalah atraksi seni dan budaya serta karnaval kendaraan hias yang merupakan sarana komunikasi yang sangat penting sebagai media pelestarian budaya," kata dia.
kegiatan-kegiatan festival selama ini perlu terus dilakukan dengan melibatkan khalayak yang lebih luas seperti, dunia usaha, perdagangan, usaha mikro kecil menengah (UMKM), pariwisata, lembaga keuangan, perguruan tinggi atau sekolah, usaha media penyiaran serta instansi pelayanan masyarakat.
"Tentunya kami Pemkot Bandarlampung berkomitmen untuk bersama-sama mengembangkan kesenian daerah. Bahkan di kota ini banyak perkumpulan budaya yang tetap terpelihara," kata dia.
Ia menegaskan bahwa keanekaragaman budaya di Bandarlampung merupakan aset yang tidak ternilai harganya, sehingga harus tetap dipertahankan dan terus dilestarikan. Terlebih Bandarlampung sebagai ibu kota Provinsi Lampung dihuni berbagai etnis masyarakat, menjadikannya kota ini seperti Indonesia mini.
"Ke depan kegiatan Begawi Bandarlampung diharapkan berkembang, menjadi industri pariwisata untuk mendapatkan keuntungan finansial dan juga mempererat tali silaturahim kita," kata dia.
Diketahui dalam kegiatan festival jalanan dan kendaraan hias yang merupakan salah satu rangkaian dari Begawi Bandarlampung terdapat 126 kendaraan dan diikuti berbagai komunitas seni dan budaya yang ada di Kota Bandarlampung.