Badung, Bali (ANTARA) - BUMN, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) mencatat rata-rata realisasi okupansi hotel di kawasan pengelolaan the Nusa Dua di Kabupaten Badung, Bali, menembus 83 persen selama pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) World Water Forum Ke-10 pada 18-25 Mei 2024.
“Ada sepuluh hotel di kawasan kami menjadi lokasi akomodasi para kepala negara, delegasi, serta penyelenggara,” kata General Manager ITDC the Nusa Dua I Made Agus Dwiatmika di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Jumat.
Selain lokasi pertemuan, pameran dan tempat menginap, kawasan seluas 350 hektare itu menjadi lokasi kegiatan pendukung yakni karnaval budaya Bali.
Parade budaya itu diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI bersama Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, dengan menghadirkan 1.200 seniman dari enam sanggar budaya di Bali.
Selain itu, ada juga agenda pendukung berupa pameran produk lokal dari 51 UMKM dari seluruh daerah di tanah air, yang mengedepankan produk ramah lingkungan, hingga kegiatan pendukung lain yakni pasar rempah-rempah.
“World Water Forum ini memotivasi kami untuk terus meningkatkan pelayanan serta memperkuat kolaborasi menyambut agenda internasional lainnya,” ucap Agus.
Adapun agenda utama forum itu diadakan di Bali International Convention Center (BICC) dan kegiatan pameran dan agenda pendukung lainnya dilaksanakan di Gedung Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) yang tak jauh dari BICC.
Kawasan elit yang dikelola BUMN itu memiliki total sekitar 5.485 kamar yang tersebar di 22 hotel bintang lima dan vila mewah serta memiliki fasilitas ruang pertemuan yang dapat menampung sekitar 21.000 delegasi.
Adapun World Water Forum diadakan tiga tahun sekali yang pada pertemuan di Bali untuk pertama kalinya menghasilkan deklarasi tingkat menteri dari 106 negara dan 27 organisasi internasional.
Deklarasi yang bersifat konsultasi tersebut mengesahkan sejumlah usulan Indonesia dalam pengembangan air, yaitu pendirian Centre of Excellence untuk ketahanan air dan iklim, penetapan Hari Danau Sedunia melalui resolusi PBB, dan pengarusutamaan isu pengelolaan air untuk negara-negara berkembang di pulau-pulau kecil.
Selain itu, kompendium aksi konkret World Water Forum ke-10 yang menjadi bagian tak terpisahkan dari deklarasi tersebut turut disahkan yang mencakup 113 proyek di sektor air dan sanitasi dengan nilai total 9,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp149,94 triliun.