Sulawesi Utara (ANTARA) - Disaster Management Center (DMC) dan Dompet Dhuafa Sulawesi Utara mendistribusikan makanan siap santap kepada penyintas mandiri di Desa Balehumara, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Siau Tagulandang Biaro pada Selasa (07/05/2024).
"Kami membuka Dapur Umum yang berlokasi di Masjid Al-Hidayah Tagulandang, Desa Balehumara," terang Erwandi Saputra selaku Koordinator Penanganan Gunung Erupsi DMC Dompet Dhuafa.
Berdasarkan pengakuan penyintas, mereka merasa sudah berada di posisi yang aman. Ketika terjadi eskalasi, mereka cukup mengungsi ke dataran yang lebih tinggi.
"Beberapa masyarakat mengungsi ke wilayah desa kami, lantas kami merasa tidak perlu mengungsi (keluar pulau atau pos pengungsian) karena kalau lihat ke samping, kita sudah bisa mengungsi ke dataran yang lebih tinggi. Jadi saat terjadi erupsi, kami hanya cukup lari ke samping rumah dan ke dataran yang lebih tinggi," ujar salah satu penerima manfaat.
Selain itu penyintas pada pagi hingga sore hari mereka akan kembali ke rumah mereka untuk sekedar membersihkan rumah dari pasir-pasir yang ada di atap dan rumah mereka.
Ketika hendak malam, mereka pergi ke pos pengungsian atau ke lokasi kerabat yang berada di dataran tinggi.
Dalam kesempatan berbeda ada pula penyintas yang menetap di rumah mereka untuk menjaga rumah mereka dari incaran pencuri dan lain sebagainya. Akan tetapi keluarga mereka seperti istri dan anak-anak sudah menungsi di dataran tinggi Pulau Tagulandang atau sudah berada di Kota Manado atau Kabupaten Bitung.
Mereka yang menetap di Pulau Tagulandang hanya bertumpu pada kesediaan pasokan pangan yang mereka miliki seadanya atau dari bantuan dermawan-dermawan yang ada di Pulau Tagulandang.
"Ya hanya bertumpu pada (pasokan pangan) kebun di rumah saja," ujar penyintas lainnya.
Hingga kini Dompet Dhuafa terus mengupayakan yang terbaik untuk penanganan erupsi Gunung Ruang dengan membuka dapur umum, pos hangat, psychological first aid, medis dan siap siaga SAR.
"Kami membuka Dapur Umum yang berlokasi di Masjid Al-Hidayah Tagulandang, Desa Balehumara," terang Erwandi Saputra selaku Koordinator Penanganan Gunung Erupsi DMC Dompet Dhuafa.
Berdasarkan pengakuan penyintas, mereka merasa sudah berada di posisi yang aman. Ketika terjadi eskalasi, mereka cukup mengungsi ke dataran yang lebih tinggi.
"Beberapa masyarakat mengungsi ke wilayah desa kami, lantas kami merasa tidak perlu mengungsi (keluar pulau atau pos pengungsian) karena kalau lihat ke samping, kita sudah bisa mengungsi ke dataran yang lebih tinggi. Jadi saat terjadi erupsi, kami hanya cukup lari ke samping rumah dan ke dataran yang lebih tinggi," ujar salah satu penerima manfaat.
Selain itu penyintas pada pagi hingga sore hari mereka akan kembali ke rumah mereka untuk sekedar membersihkan rumah dari pasir-pasir yang ada di atap dan rumah mereka.
Ketika hendak malam, mereka pergi ke pos pengungsian atau ke lokasi kerabat yang berada di dataran tinggi.
Dalam kesempatan berbeda ada pula penyintas yang menetap di rumah mereka untuk menjaga rumah mereka dari incaran pencuri dan lain sebagainya. Akan tetapi keluarga mereka seperti istri dan anak-anak sudah menungsi di dataran tinggi Pulau Tagulandang atau sudah berada di Kota Manado atau Kabupaten Bitung.
Mereka yang menetap di Pulau Tagulandang hanya bertumpu pada kesediaan pasokan pangan yang mereka miliki seadanya atau dari bantuan dermawan-dermawan yang ada di Pulau Tagulandang.
"Ya hanya bertumpu pada (pasokan pangan) kebun di rumah saja," ujar penyintas lainnya.
Hingga kini Dompet Dhuafa terus mengupayakan yang terbaik untuk penanganan erupsi Gunung Ruang dengan membuka dapur umum, pos hangat, psychological first aid, medis dan siap siaga SAR.