Jakarta (ANTARA) - Bos Tottenham Hotspur Daniel Levy pada Rabu memastikan klubnya tengah berunding dengan sejumlah investor untuk membeli sahamnya setelah klub Liga Premier itu menelan kerugian setelah pajak sebesar 86,8 juta pound (Rp1,7 triliun) selama periode satu tahun yang berakhir pada 30 Juni 2023.
Kendati Spurs mencatat omset 549,6 juta pound (Rp11 triliun) selama periode setahun itu, beban operasional naik 21 persen.
Kenaikan beban operasional itu di antaranya akibat investasi untuk membeli pemain-pemain baru.
Anggaran gaji pemain yang dialokasikan Tottenham naik 20 persen menjadi 251,1 juta pound (Rp5,04 triliun) atau kelima terbesar di Liga Inggris setelah Manchester City, Liverpool, Chelsea, dan Manchester United.
Tekanan rugi setelah pajak itu mendorong pemilik klub itu, ENIC Group, menjual sahamnya kepada investor yang bersedia menyanggupi harga yang ditawarkan mereka.
Namun, menurut seorang sumber kepada ESPN, pemilik Spurs tidak akan menjual seluruh sahamnya, melainkan sebagian saja.
Kendati Spurs mencatat omset 549,6 juta pound (Rp11 triliun) selama periode setahun itu, beban operasional naik 21 persen.
Kenaikan beban operasional itu di antaranya akibat investasi untuk membeli pemain-pemain baru.
Anggaran gaji pemain yang dialokasikan Tottenham naik 20 persen menjadi 251,1 juta pound (Rp5,04 triliun) atau kelima terbesar di Liga Inggris setelah Manchester City, Liverpool, Chelsea, dan Manchester United.
Tekanan rugi setelah pajak itu mendorong pemilik klub itu, ENIC Group, menjual sahamnya kepada investor yang bersedia menyanggupi harga yang ditawarkan mereka.
Namun, menurut seorang sumber kepada ESPN, pemilik Spurs tidak akan menjual seluruh sahamnya, melainkan sebagian saja.