Bandarlampung (ANTARA) - Salah seorang pemuka agama Kristiani Lampung yang juga Pastor Rekan Paroki Yohanes Kedaton Romo Philipus Suroyo mengajak umat untuk memaknai perayaan Jumat Agung dengan tetap menjadi berkat bagi semua orang.
"Pertama-tama konsekuensi kita menjadi pengikut Tuhan Yesus Kristus harus siap suka dan duka memikul salib. Mungkin ada kecemasan dan jatuh bangun tapi ini adalah perjalanan iman," ujar Romo Philipus Suroyo di Bandarlampung, Jumat.
Ia mengatakan sebagai umat Kristiani dalam pelaksanaan perayaan Jumat Agung pun harus bisa memaknai pengorbanan Yesus Kristus dengan tetap menjadi berkat dari semua orang.
"Dalam kondisi sulit sebagai orang beriman, kita semua diminta untuk tetap mampu berkontribusi memberi hidup kita tetap bernilai dan menjadi berkat bagi semua orang. Hidup itu tidak perlu diratapi, ditangisi tapi perlu disyukuri dan di jalani," katanya.
Dia menjelaskan dengan perayaan Jumat Agung yang dilaksanakan hari ini menjadi momen mengingatkan umat akan pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib.
"Hari ini kita diajak mengingat sebuah pengorbanan untuk menebus dosa kita umat manusia. Karena selalu ada pesan penting bagi orang percaya dibalik peristiwa setragis apapun, pasti akan ada rahmat yang dicurahkan," ucap dia.
Ia melanjutkan perayaan Jumat Agung juga diharapkan dapat juga menginspirasi umat agar memiliki keinginan untuk ikut membantu meringankan beban derita orang lain.
"Perayaan ini harus menginspirasi umat Kristiani di mana pun bahwa kecemasan, duka, derita bisa diringankan dengan harapan dan tindakan. Dan di luar sana umat harus mau bertindak meringankan beban derita orang lain," ujarnya.
Menurut dia, umat Kristiani pun diharapkan mampu bersatu membangun keguyuban dalam keberagaman.
"Kita semua harus bersaudara dengan membangun kesatuan dan semua guyub dalam keberagaman maka akan mewujudkan perdamaian," ujar dia lagi.
Perayaan Jumat Agung di beberapa gereja Kristen ataupun Katolik di Kota Bandarlampung berlangsung dengan khidmat dan berjalan dengan aman serta lancar.*
"Pertama-tama konsekuensi kita menjadi pengikut Tuhan Yesus Kristus harus siap suka dan duka memikul salib. Mungkin ada kecemasan dan jatuh bangun tapi ini adalah perjalanan iman," ujar Romo Philipus Suroyo di Bandarlampung, Jumat.
Ia mengatakan sebagai umat Kristiani dalam pelaksanaan perayaan Jumat Agung pun harus bisa memaknai pengorbanan Yesus Kristus dengan tetap menjadi berkat dari semua orang.
"Dalam kondisi sulit sebagai orang beriman, kita semua diminta untuk tetap mampu berkontribusi memberi hidup kita tetap bernilai dan menjadi berkat bagi semua orang. Hidup itu tidak perlu diratapi, ditangisi tapi perlu disyukuri dan di jalani," katanya.
Dia menjelaskan dengan perayaan Jumat Agung yang dilaksanakan hari ini menjadi momen mengingatkan umat akan pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib.
"Hari ini kita diajak mengingat sebuah pengorbanan untuk menebus dosa kita umat manusia. Karena selalu ada pesan penting bagi orang percaya dibalik peristiwa setragis apapun, pasti akan ada rahmat yang dicurahkan," ucap dia.
Ia melanjutkan perayaan Jumat Agung juga diharapkan dapat juga menginspirasi umat agar memiliki keinginan untuk ikut membantu meringankan beban derita orang lain.
"Perayaan ini harus menginspirasi umat Kristiani di mana pun bahwa kecemasan, duka, derita bisa diringankan dengan harapan dan tindakan. Dan di luar sana umat harus mau bertindak meringankan beban derita orang lain," ujarnya.
Menurut dia, umat Kristiani pun diharapkan mampu bersatu membangun keguyuban dalam keberagaman.
"Kita semua harus bersaudara dengan membangun kesatuan dan semua guyub dalam keberagaman maka akan mewujudkan perdamaian," ujar dia lagi.
Perayaan Jumat Agung di beberapa gereja Kristen ataupun Katolik di Kota Bandarlampung berlangsung dengan khidmat dan berjalan dengan aman serta lancar.*