Jakarta (ANTARA) - PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas PT Pertamina (Persero), menggelar pertemuan bisnis pelanggan dengan asosiasi industri dalam rangka memperkuat komunikasi dan koordinasi sekaligus menjaga keberlanjutan pemanfaatan gas industri.

Direktur Sales dan Operasi PGN Ratih Esti Prihatini dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, menjelaskan pihaknya berkomitmen memenuhi kebutuhan gas bumi kepada seluruh segmen pelanggan industri dari berbagai sumber pasokan.

"Kami ingin mendengar masukan serta saran pelanggan industri terkait kondisi keterbatasan pasokan pipa, solusi pemenuhan demand ke depan, menyatukan pemahaman kedua belah pihak dalam mendukung upaya menjaga pertumbuhan dan daya saing industri, penyaluran gas bumi nasional dan kinerja perekonomian nasional," ujarnya.

Temu bisnis yang digelar di Jakarta, Rabu (27/3/2024) tersebut dihadiri 26 peserta dari 11 asosiasi industri seperti FIPGB, Asaki, Apolin, APGI, Apindo Sumut, Inaplas, IRGMA, Aplindo, APSyFI, dan APKLP.

Ratih mengatakan PGN selalu berupaya optimal dalam melayani pelanggan, meskipun dalam kondisi operasi baik pasokan dan operasional infrastruktur terdapat kondisi planned (turn around atau operation maintenance regularly) dan uplaned shutdown.

"Seperti yang lumrah terjadi dalam operasi lapangan migas di sisi hulu, dibutuhkan kegiatan maintenance yang memerlukan waktu tertentu, maka demikian halnya PGN juga terdapat masa maintenance untuk menjaga realibilitas dan layanan yang andal, juga safety," ujarnya.

Dengan kondisi lapangan migas yang mengalami penurunan, PGN terus mengupayakan solusi untuk penyaluran gas ke pelanggan.

"Kami ingin usaha pelanggan harus tetap sustain, maka kami harus mengomunikasikan kondisi riil ini kepada pelanggan untuk bersama-sama dalam satu perahu mencari solusi terbaik, win-win solution bagi kedua belah pihak," ujar Ratih.

Berdasarkan survei pelanggan, sebanyak 72 persen pelanggan merupakan tipe single fuel yang menggunakan gas bumi sebagai bahan bakar penggerak operasi mesin industri.

Maka, PGN juga terus mengupayakan untuk mendatangkan pasokan dari berbagai sumber lain seperti LNG dalam jangka pendek maupun panjang.

"PGN juga berkomunikasi dengan seluruh stakeholder, pemerintah, mengenai kondisi ini," sebut Ratih.

Menurut dia, PGN terus mengupayakan alternatif tambahan pasokan gas untuk memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini, khususnya di wilayah Sumatera bagian utara, tengah, dan selatan, Lampung, serta Jawa bagian barat.

Di sisi lain, PGN juga menawarkan alternatif yakni pasokan gas dari LNG, mengingat kondisi natural decline dari sumber pasokan gas pipa konvensional.

Ratih mengakui penyaluran LNG sampai ke pelanggan membutuhkan rantai lebih panjang dibandingkan gas pipa, karena LNG membutuhkan proses tambahan berupa pendinginan, transportasi, penyimpanan, dan regasifikasi.

"Kami tidak mengharuskan pelanggan untuk menggunakan LNG, namun kami harus tetap menyediakan opsi solusi dalam kondisi decline pasokan gas pipa. Kami tetap akan mengoptimalkan pemanfaatan pasokan gas pipa yang tersedia dari masing-masing pemasok gas dan kekurangannya akan kami tawarkan pasokan gas LNG untuk menjadi solusi pemenuhan kebutuhan gas dari industri saat ini," ujarnya.

Ratih menambahkan walaupun LNG tersedia, namun PGN akan tetap memprioritaskan dan mempertimbangkan pemanfaatan gas pipa mengingat kebutuhan pelanggan untuk memperoleh harga yang lebih kompetitif.

PGN juga telah memiliki jaringan infrastruktur gas yang terintegrasi, sehingga dapat mengoptimalkan alokasi pasokan gas pipa dan LNG untuk pemenuhan demand di berbagai wilayah.

"Harapannya, dengan dukungan seluruh stakeholder termasuk pemerintah dan regulator, PGN dan industri dapat tumbuh bersama serta dapat berkontribusi secara aktif dalam memperluas multiplier effect pemanfaatan gas bumi industri untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional," jelas Ratih.



 

Pewarta : Kelik Dewanto
Editor : Agus Wira Sukarta
Copyright © ANTARA 2024