Depok (ANTARA) -
Universitas Indonesia (UI) bersama 10 Perguruan Tinggi Negeri lain berkolaborasi menyelenggarakan pertemuan pendidikan dengan 20 Perguruan Tinggi dari Jerman.
UI menjadi tuan rumah acara "Information Visit for Head of German Universities of Applied Sciences (UAS) to Indonesia" yang diadakan oleh Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD), German Academic Exchange Service.
Pertemuan antara 20 universitas yang tergabung dalam Universities of Applied Sciences (UAS) in Germany dan 11 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terkemuka di Indonesia ditindaklanjuti dengan kerja sama.
Rektor UI Prof Ari Kuncoro di Kampus UI Depok, Selasa, mengatakan bahwa kegiatan matchmaking lebih dari sekadar perkenalan. Kegiatan ini membuka peluang kerja sama akademik di bidang pengajaran dan penelitian Indonesia-Jerman, serta mewujudkan intensionalitas yang menghubungkan berbagai institusi.
"Mengapa matchmaking, Karena mahasiswa, pengajar, dan komunitas di dunia saling terhubung. Mereka mendapatkan manfaat dari sinergi saat ini," ujar Prof Ari.
Kegiatan matchmaking dibagi dalam dua sesi.
Sesi pertama diikuti oleh perwakilan (presidenti/vice president) dari 20 universitas Jerman dengan dekan/direktur fakultas, sekolah, dan vokasi UI. Sementara, sesi kedua diikuti oleh 11 PTN Indonesia dan 20 universitas Jerman.
Menurut Deputy Secretary General DAAD–Bonn dan Berlin, Dr. Michael Harms, DAAD adalah organisasi pendanaan untuk kerja sama akademik yang berfungsi mendanai beasiswa individu bagi mahasiswa, peneliti, dan staf, serta menyediakan dana untuk kerja sama antar universitas.
Selama hampir 35 tahun, Indonesia dan DAAD telah berkolaborasi dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran di Indonesia dan Jerman.
Indonesia begitu penting bagi kami, Jerman dan DAAD. Dalam matchmaking ini, ada empat hal yang perlu untuk didiskusikan, yakni keunggulan dalam pengajaran; keunggulan dalam penelitian terapan; kekuatan antara industri, bisnis, dan perusahaan dengan universitas; serta fokus pada kemampuan kerja.
"Saya rasa ini adalah hal yang dapat kita kerjakan bersama. Melalui matchmaking ini semoga kita dapat menemukan pola kerja sama yang tepat antara Jerman dan Indonesia, terutama di bidang akademik," ujar Dr. Michael.
Director of the DAAD Regional Office Jakarta, Dr. Guido Schnieders, pada acara networking dinner yang diadakan sore harinya lebih jauh menyampaikan bahwa DAAD memandang program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang saat ini berlangsung di Indonesia sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai salah satu program kemitraan yang nyata antar perguruan tinggi dari kedua negara.
UI menjadi tuan rumah acara "Information Visit for Head of German Universities of Applied Sciences (UAS) to Indonesia" yang diadakan oleh Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD), German Academic Exchange Service.
Pertemuan antara 20 universitas yang tergabung dalam Universities of Applied Sciences (UAS) in Germany dan 11 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terkemuka di Indonesia ditindaklanjuti dengan kerja sama.
Rektor UI Prof Ari Kuncoro di Kampus UI Depok, Selasa, mengatakan bahwa kegiatan matchmaking lebih dari sekadar perkenalan. Kegiatan ini membuka peluang kerja sama akademik di bidang pengajaran dan penelitian Indonesia-Jerman, serta mewujudkan intensionalitas yang menghubungkan berbagai institusi.
"Mengapa matchmaking, Karena mahasiswa, pengajar, dan komunitas di dunia saling terhubung. Mereka mendapatkan manfaat dari sinergi saat ini," ujar Prof Ari.
Kegiatan matchmaking dibagi dalam dua sesi.
Sesi pertama diikuti oleh perwakilan (presidenti/vice president) dari 20 universitas Jerman dengan dekan/direktur fakultas, sekolah, dan vokasi UI. Sementara, sesi kedua diikuti oleh 11 PTN Indonesia dan 20 universitas Jerman.
Menurut Deputy Secretary General DAAD–Bonn dan Berlin, Dr. Michael Harms, DAAD adalah organisasi pendanaan untuk kerja sama akademik yang berfungsi mendanai beasiswa individu bagi mahasiswa, peneliti, dan staf, serta menyediakan dana untuk kerja sama antar universitas.
Selama hampir 35 tahun, Indonesia dan DAAD telah berkolaborasi dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran di Indonesia dan Jerman.
Indonesia begitu penting bagi kami, Jerman dan DAAD. Dalam matchmaking ini, ada empat hal yang perlu untuk didiskusikan, yakni keunggulan dalam pengajaran; keunggulan dalam penelitian terapan; kekuatan antara industri, bisnis, dan perusahaan dengan universitas; serta fokus pada kemampuan kerja.
"Saya rasa ini adalah hal yang dapat kita kerjakan bersama. Melalui matchmaking ini semoga kita dapat menemukan pola kerja sama yang tepat antara Jerman dan Indonesia, terutama di bidang akademik," ujar Dr. Michael.
Director of the DAAD Regional Office Jakarta, Dr. Guido Schnieders, pada acara networking dinner yang diadakan sore harinya lebih jauh menyampaikan bahwa DAAD memandang program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang saat ini berlangsung di Indonesia sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai salah satu program kemitraan yang nyata antar perguruan tinggi dari kedua negara.