Banda Aceh (ANTARA) - Seekor gajah sumatra (elephas maximus sumatranus) ditemukan dalam keadaan terluka di Desa Pante Kera, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur.
Kapolsek Simpang Jernih Ipda Maswelliadi di Aceh Timur, Rabu, mengatakan gajah liar terluka tersebut berjenis kelamin betina. Gajah betina tersebut diduga indukan.
"Luka terlihat antara lain di kaki, di pinggul, dan luka sobek di telinga sebelah kanan. Belum diketahui penyebab gajah liar itu terluka. Namun, dugaan sementara luka tersebut akibat perkelahian sesama gajah," katanya.
Kapolsek menyebutkan sebelumnya terpantau kawanan gajah masuk ke perkebunan pada Jumat (23/2) siang. Kawanan tersebut terdiri enam individu, terdiri gajah jantan, induk betina, dan empat anak dengan ukuran badan bervariasi.
Tidak lama berselang, kata Maswelliadi, empat anak gajah dan jantan kembali ke kawasan hutan. Sedangkan induk betina dilaporkan tetap berada di perkebunan tersebut.
Mengetahui adanya gajah liar di perkebunan, warga menginformasikan kepada Keuchik (kepala desa) Pante Kera. Selanjutnya, informasi tersebut diteruskan ke kepolisian.
Setelah menerima informasi ada gajah di perkebunan warga, kata Maswelliadi, pihaknya berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh dan tim dari Forum Konservasi Leuser (FKL), lembaga yang fokus pada pelestarian satwa dilindungi.
"Keesokan harinya, tim gabungan didampingi aparat kepolisian menuju ke lokasi atau perkebunan tersebut guna mengecek dan hendak melakukan pengusiran. Namun, gajah betina itu ditemukan dalam kondisi terluka," kata Maswelliadi.
Tim gabungan langsung menangani gajah tersebut. Penanganan luka satwa dilindungi itu berlangsung cepat karena peran masyarakat yang aktif dan berkoordinasi dengan petugas dalam menyelamatkan satwa dilindungi.
"Gajah tersebut masih di lokasi. Tim BKSDA bersama FKL terus memantau kondisi gajah liar tersebut. Apabila sudah sembuh, maka segera dilakukan penggiringan ke kawasan hutan," kata Maswelliadi.*
Kapolsek Simpang Jernih Ipda Maswelliadi di Aceh Timur, Rabu, mengatakan gajah liar terluka tersebut berjenis kelamin betina. Gajah betina tersebut diduga indukan.
"Luka terlihat antara lain di kaki, di pinggul, dan luka sobek di telinga sebelah kanan. Belum diketahui penyebab gajah liar itu terluka. Namun, dugaan sementara luka tersebut akibat perkelahian sesama gajah," katanya.
Kapolsek menyebutkan sebelumnya terpantau kawanan gajah masuk ke perkebunan pada Jumat (23/2) siang. Kawanan tersebut terdiri enam individu, terdiri gajah jantan, induk betina, dan empat anak dengan ukuran badan bervariasi.
Tidak lama berselang, kata Maswelliadi, empat anak gajah dan jantan kembali ke kawasan hutan. Sedangkan induk betina dilaporkan tetap berada di perkebunan tersebut.
Mengetahui adanya gajah liar di perkebunan, warga menginformasikan kepada Keuchik (kepala desa) Pante Kera. Selanjutnya, informasi tersebut diteruskan ke kepolisian.
Setelah menerima informasi ada gajah di perkebunan warga, kata Maswelliadi, pihaknya berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh dan tim dari Forum Konservasi Leuser (FKL), lembaga yang fokus pada pelestarian satwa dilindungi.
"Keesokan harinya, tim gabungan didampingi aparat kepolisian menuju ke lokasi atau perkebunan tersebut guna mengecek dan hendak melakukan pengusiran. Namun, gajah betina itu ditemukan dalam kondisi terluka," kata Maswelliadi.
Tim gabungan langsung menangani gajah tersebut. Penanganan luka satwa dilindungi itu berlangsung cepat karena peran masyarakat yang aktif dan berkoordinasi dengan petugas dalam menyelamatkan satwa dilindungi.
"Gajah tersebut masih di lokasi. Tim BKSDA bersama FKL terus memantau kondisi gajah liar tersebut. Apabila sudah sembuh, maka segera dilakukan penggiringan ke kawasan hutan," kata Maswelliadi.*