Semarang (ANTARA) - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan game online dapat menyumbangkan devisa bagi negara jika dikembangkan dengan serius.
Jerry menyampaikan, China dan Korea Selatan sudah lebih dulu dalam hal pengembangan game online. Kapitalisasi industri gim di China telah mencapai 15 juta dolar Amerika Serikat (AS).
"Itu devisa penghasilan buat kita kalau kita punya, bisa meng-create, bisa mengembangkan game online," kata Jerry, di Semarang, Jawa Tengah, Selasa.
Ia menyatakan, keberhasilan China dalam mengembangkan game online, dinilai karena negara tersebut mampu menciptakan nilai tambah dari sebuah permainan.
Sebagai contoh, hampir semua gim dapat diunduh secara gratis. Namun, untuk bisa melanjutkan pada level berikutnya, tidak sedikit yang mengenakan biaya tambahan.
Para pengguna juga disuguhi dengan berbagai fitur berbayar untuk dapat meningkatkan kekuatan ataupun membeli aksesoris permainan lainnya. Meski harus mengeluarkan biaya tambahan, para pengguna tidak keberatan untuk mengeluarkannya.
Menurut Jerry, hal tersebut berpotensi besar untuk mendapatkan keuntungan, apalagi jika game online buatan Indonesia digemari oleh pemain dari negara lain.
"China itu 15 juta dolar AS, Korea Selatan 7,5 juta dolar AS. Kenapa bisa begitu? Karena dia menjual servisnya, menjual value, nilai untuk orang bisa ikut mengkapitalisasi," ujarnya.
Presiden Joko Widodo baru saja mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional sebagai upaya memperkuat ekosistem dan industri gim di dalam negeri.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Pengarah Tim Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional.
Tim ini juga berisi berbagai pemimpin di kementerian dan lembaga, termasuk Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno sebagai Ketua Pelaksana Harian.
Jerry menyampaikan, China dan Korea Selatan sudah lebih dulu dalam hal pengembangan game online. Kapitalisasi industri gim di China telah mencapai 15 juta dolar Amerika Serikat (AS).
"Itu devisa penghasilan buat kita kalau kita punya, bisa meng-create, bisa mengembangkan game online," kata Jerry, di Semarang, Jawa Tengah, Selasa.
Ia menyatakan, keberhasilan China dalam mengembangkan game online, dinilai karena negara tersebut mampu menciptakan nilai tambah dari sebuah permainan.
Sebagai contoh, hampir semua gim dapat diunduh secara gratis. Namun, untuk bisa melanjutkan pada level berikutnya, tidak sedikit yang mengenakan biaya tambahan.
Para pengguna juga disuguhi dengan berbagai fitur berbayar untuk dapat meningkatkan kekuatan ataupun membeli aksesoris permainan lainnya. Meski harus mengeluarkan biaya tambahan, para pengguna tidak keberatan untuk mengeluarkannya.
Menurut Jerry, hal tersebut berpotensi besar untuk mendapatkan keuntungan, apalagi jika game online buatan Indonesia digemari oleh pemain dari negara lain.
"China itu 15 juta dolar AS, Korea Selatan 7,5 juta dolar AS. Kenapa bisa begitu? Karena dia menjual servisnya, menjual value, nilai untuk orang bisa ikut mengkapitalisasi," ujarnya.
Presiden Joko Widodo baru saja mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional sebagai upaya memperkuat ekosistem dan industri gim di dalam negeri.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Pengarah Tim Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional.
Tim ini juga berisi berbagai pemimpin di kementerian dan lembaga, termasuk Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno sebagai Ketua Pelaksana Harian.