Metro (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Metro, Lampung berencana melakukan penukaran aset tanah milik pemerintah dengan pihak swasta untuk menanggulangi banjir yang terjadi di wilayah Kelurahan Hadimulyo Barat, Kecamatan Metro Pusat.
Pemerintah telah melakukan peninjauan lokasi aset tanah dengan nomor sertifikat HP.952 seluas 3.692 meter persegi yang berada di Kelurahan Yosomulyo, yang nantinya akan ditukar guling oleh tanah milik swasta di wilayah pemukiman di Hadimulyo Barat.
Wali Kota Metro Wahdi Sirajuddin mengatakan, tanah hasil tukar guling tersebut yang berada di Kelurahan Hadimulyo Barat nantinya bakal dibangun embung atau bangunan pengendalian banjir.
"Ini salah satu upaya kita untuk mengatasi banjir yang kerap terjadi di Hadimulyo Barat. Ini juga sebagai upayakan bagaimana lahan itu tidak dibangun bangunan, tapi diupayakan untuk menjadi kolam retensi. Kita lihat ada lahan kita yang bisa kita tukar guling untuk menyelamatkan masyarakat di sana," kata dia, di Metro, Selasa.
Menurutnya, dengan dilakukan observasi yang rencananya dibangun menjadi embung tersebut akan dibuat sistem drainase terintegrasi.
"Sungai besar kita itu ada dua yaitu Sungai Batanghari dan Sungai Bunut. Salah satu juga adalah embung itu, kolam-kolam retensi itu yang harus kita lakukan," ujarnya lagi.
Wahdi menjelaskan, wacana barter aset tanah itu telah direncanakan sejak tahun 2023. Pihaknya juga telah melakukan peninjauan ke lokasi tanah yang bakal ditukar guling.
"Ya, ke depan kami akan tinjau. Ini kan baru peninjauan dulu, nanti baru dilihat asas manfaatnya. Sudah, sudah dicek sejak setahun lalu. Lokasinya di Hadimulyo Barat, luasannya beda dan besar di sana. Makanya nanti kita lihatlah ya, kan nanti ada konsultan appraisal. Tanah itu milik satu organisasi swasta, ya kelembagaan masyarakatlah,” ujarnya pula.
Meskipun begitu, dia belum dapat memastikan pemilik tanah di Hadimulyo Barat bersedia ditukar dengan aset Pemkot Metro di Yosomulyo.
“Belum tentu, baru wacana ya. Saya kira kalau untuk kemanfaatan siapa pun masyarakat akan memberikan perannya dalam pembangunan. Paling tidak kalau itu tidak dibangun bangunan, maka sudah mengurangi banjir, karena sudah rendah posisinya. Posisi lahan itu sudah di samping DAS dua, jadi enak kita membentuknya," katanya lagi.
Baca juga: Pemkot Metro akan bangun lubang resapan di Jalan Raya Stadion atasi banjir
Baca juga: Metro bangun drainase atasi banjir
Pemerintah telah melakukan peninjauan lokasi aset tanah dengan nomor sertifikat HP.952 seluas 3.692 meter persegi yang berada di Kelurahan Yosomulyo, yang nantinya akan ditukar guling oleh tanah milik swasta di wilayah pemukiman di Hadimulyo Barat.
Wali Kota Metro Wahdi Sirajuddin mengatakan, tanah hasil tukar guling tersebut yang berada di Kelurahan Hadimulyo Barat nantinya bakal dibangun embung atau bangunan pengendalian banjir.
"Ini salah satu upaya kita untuk mengatasi banjir yang kerap terjadi di Hadimulyo Barat. Ini juga sebagai upayakan bagaimana lahan itu tidak dibangun bangunan, tapi diupayakan untuk menjadi kolam retensi. Kita lihat ada lahan kita yang bisa kita tukar guling untuk menyelamatkan masyarakat di sana," kata dia, di Metro, Selasa.
Menurutnya, dengan dilakukan observasi yang rencananya dibangun menjadi embung tersebut akan dibuat sistem drainase terintegrasi.
"Sungai besar kita itu ada dua yaitu Sungai Batanghari dan Sungai Bunut. Salah satu juga adalah embung itu, kolam-kolam retensi itu yang harus kita lakukan," ujarnya lagi.
Wahdi menjelaskan, wacana barter aset tanah itu telah direncanakan sejak tahun 2023. Pihaknya juga telah melakukan peninjauan ke lokasi tanah yang bakal ditukar guling.
"Ya, ke depan kami akan tinjau. Ini kan baru peninjauan dulu, nanti baru dilihat asas manfaatnya. Sudah, sudah dicek sejak setahun lalu. Lokasinya di Hadimulyo Barat, luasannya beda dan besar di sana. Makanya nanti kita lihatlah ya, kan nanti ada konsultan appraisal. Tanah itu milik satu organisasi swasta, ya kelembagaan masyarakatlah,” ujarnya pula.
Meskipun begitu, dia belum dapat memastikan pemilik tanah di Hadimulyo Barat bersedia ditukar dengan aset Pemkot Metro di Yosomulyo.
“Belum tentu, baru wacana ya. Saya kira kalau untuk kemanfaatan siapa pun masyarakat akan memberikan perannya dalam pembangunan. Paling tidak kalau itu tidak dibangun bangunan, maka sudah mengurangi banjir, karena sudah rendah posisinya. Posisi lahan itu sudah di samping DAS dua, jadi enak kita membentuknya," katanya lagi.
Baca juga: Pemkot Metro akan bangun lubang resapan di Jalan Raya Stadion atasi banjir
Baca juga: Metro bangun drainase atasi banjir