Ambon (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas 1 Ambon mencatat selama sepekan terjadi sebanyak 34 kejadian gempa bumi di Provinsi Maluku pada periode 12- 18 Januari 2024.
"Dari 34 kali kejadian gempa bumi terjadi dia kali gempa bumi dirasakan masyarakat dengan skala II- III MMI ," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas 1 Ambon, Djati Cipto Kuncoro di Ambon, Jumat.
Ke-34 kejadian gempa bumi yang terjadi didominasi gempa dangkal (<60km) dengan magnitudo <5 sebanyak 22 kali, yang terjadi di Seram Bagian Utara.
Gempabumi dengan kedalaman menengah (60 - 300 km) 13 kejadian, didominasi di Laut Banda bagian selatan, dan dalam (>300 km) sebanyak satu kali.
Dikatakannya, jumlah kejadian gempa bumi terbanyak, berkekuatan di bawah magnitudo 3 sebanyak 12 kejadian, magnitudo 3-5 dengan 22 kejadian.
BMKG menekankan pentingnya peningkatan pemahaman warga dan pemangku kepentingan mengenai upaya mitigasi untuk meminimalkan dampak gempa di wilayah tersebut.
Selain itu mengimbau jika terjadi gempa bumi, masyarakat diminta untuk tenang, waspada serta tidak terpancing isu yang tidak bertanggung jawab.
Masyarakat juga diimbau untuk menghindari bangunan retak atau rusak akibat gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," katanya.
Jika terjadi gempa bumi, masyarakat agar tetap tenang, waspada, dan mengikuti arahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, serta informasi dari BMKG,
"Hingga saat ini tidak ada alat yang dapat memprediksi kejadian gempa bumi secara akurat kapan, di mana, dan berapa kekuatannya, dan BMKG tidak pernah mengeluarkan informasi prediksi gempa bumi," ujarnya.
"Dari 34 kali kejadian gempa bumi terjadi dia kali gempa bumi dirasakan masyarakat dengan skala II- III MMI ," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas 1 Ambon, Djati Cipto Kuncoro di Ambon, Jumat.
Ke-34 kejadian gempa bumi yang terjadi didominasi gempa dangkal (<60km) dengan magnitudo <5 sebanyak 22 kali, yang terjadi di Seram Bagian Utara.
Gempabumi dengan kedalaman menengah (60 - 300 km) 13 kejadian, didominasi di Laut Banda bagian selatan, dan dalam (>300 km) sebanyak satu kali.
Dikatakannya, jumlah kejadian gempa bumi terbanyak, berkekuatan di bawah magnitudo 3 sebanyak 12 kejadian, magnitudo 3-5 dengan 22 kejadian.
BMKG menekankan pentingnya peningkatan pemahaman warga dan pemangku kepentingan mengenai upaya mitigasi untuk meminimalkan dampak gempa di wilayah tersebut.
Selain itu mengimbau jika terjadi gempa bumi, masyarakat diminta untuk tenang, waspada serta tidak terpancing isu yang tidak bertanggung jawab.
Masyarakat juga diimbau untuk menghindari bangunan retak atau rusak akibat gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," katanya.
Jika terjadi gempa bumi, masyarakat agar tetap tenang, waspada, dan mengikuti arahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, serta informasi dari BMKG,
"Hingga saat ini tidak ada alat yang dapat memprediksi kejadian gempa bumi secara akurat kapan, di mana, dan berapa kekuatannya, dan BMKG tidak pernah mengeluarkan informasi prediksi gempa bumi," ujarnya.