Bengkulu (ANTARA) - Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyebutkan pembangunan Jalan Tol Bengkulu-Lubuk Linggau (Sumatera Selatan) oleh pemerintah berlanjut pada 2024 ini.
"Pembangunan tol itu sesuai keputusan pemerintah, saat ini juga sedang dibangun rest area di sisi kiri dan kanan jalan yang artinya jalan tersebut dilanjutkan pengerjaannya," kata Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah di Bengkulu, Senin.
Secara regulasi, kata Gubernur, pemerintah sudah mengeluarkan regulasi ruas tol yang akan dibangun pada 2024-2025.
Fakta di lapangan, kata Gubernur Rohidin, kondisi pembangunan area peristirahatan di Tol Bengkulu-Lubuk Linggau seksi I atau tol dari Kota Bengkulu-Taba Penanjung yang panjang ruasnya hanya sekitar 17 kilometer menunjukkan pemangku kepentingan mengambil sikap terhadap keberlanjutan pembangunan.
"Itu dalam pembangunan rest area, dengan investasi juga tentu mencapai ratusan miliar rupiah. Jadi kalau berpikir secara ekonomi, tidak mungkin orang mengembangkan rest area begitu luas dan besar kalau tol itu hanya Kota Bengkulu-Taba Penanjung (yang hanya 17 km," ucapnya.
Jalur tol seksi I yang telah rampung dan diresmikan Presiden Joko Widodo pada Juli 2023 lalu itu waktu tempuhnya hanya 10 menit saja, jadi tidak relevan dibangun area peristirahatan kalau pembangunan ruas seksi II dan III tidak dilanjutkan oleh pemerintah.
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan akses ke Provinsi Bengkulu cukup berat bagi sektor jasa transportasi baik orang maupun barang, karena harus melewati jajaran Bukit Barisan.
Pembangunan tol penghubung Bengkulu dan provinsi tetangga, kata dia, sangat dibutuhkan untuk ke depannya dan juga mempercepat pertumbuhan Bengkulu menjadi wilayah strategis Sumatera.
Konektivitas tol dengan pelabuhan yang ada di wilayah barat Sumatera, Bengkulu dan Sumatera Barat diklaim penting, karena di pantai timur Sumatera pelabuhannya tidak besar, akibat pelabuhannya berada di sungai atau rawa seperti Sumatera Selatan dan Jambi.
Tapi Pelabuhan di wilayah barat, seperti Bengkulu, terhubung langsung ke Samudera Hindia dan tol laut Sumatera. Hal tersebut pada masa mendatang menjadi jalur utama keluar masuk Sumatera ketika tol Bengkulu-Lubuk Linggau terealisasi.
"Di Bengkulu kan sudah ada tol cuma baru parsial jadi belum menarik. Tapi kalau sudah sampai di Lubuk Linggau dan tembus ke Muara Enim terhubung ke pelabuhan itu nantinya akan makin banyak distribusi barang dan orang datang ke Bengkulu.," ujarnya.
Hal ni akan mendorong sektor lainnya seperti industri dan wisata. Ini menjadi PR kalau lima tahun ke depan terealisasi, Bengkulu tumbuh jadi wilayah strategis Sumatera," tambah Djoko.
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan akses ke Provinsi Bengkulu cukup berat bagi sektor jasa transportasi baik orang maupun barang, karena harus melewati jajaran Bukit Barisan.
Pembangunan tol penghubung Bengkulu dan provinsi tetangga, kata dia, sangat dibutuhkan untuk ke depannya dan juga mempercepat pertumbuhan Bengkulu menjadi wilayah strategis Sumatera.
Konektivitas tol dengan pelabuhan yang ada di wilayah barat Sumatera, Bengkulu dan Sumatera Barat diklaim penting, karena di pantai timur Sumatera pelabuhannya tidak besar, akibat pelabuhannya berada di sungai atau rawa seperti Sumatera Selatan dan Jambi.
Tapi Pelabuhan di wilayah barat, seperti Bengkulu, terhubung langsung ke Samudera Hindia dan tol laut Sumatera. Hal tersebut pada masa mendatang menjadi jalur utama keluar masuk Sumatera ketika tol Bengkulu-Lubuk Linggau terealisasi.
"Di Bengkulu kan sudah ada tol cuma baru parsial jadi belum menarik. Tapi kalau sudah sampai di Lubuk Linggau dan tembus ke Muara Enim terhubung ke pelabuhan itu nantinya akan makin banyak distribusi barang dan orang datang ke Bengkulu.," ujarnya.
Hal ni akan mendorong sektor lainnya seperti industri dan wisata. Ini menjadi PR kalau lima tahun ke depan terealisasi, Bengkulu tumbuh jadi wilayah strategis Sumatera," tambah Djoko.