Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengapresiasi dibentuknya PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airport) yang dinilai dapat semakin meningkatkan pelayanan bandara di Indonesia.
“Ini adalah sebuah konsep clustering atau pengelompokan entitas industri yang sama, agar tercipta suatu efisiensi, sinergi, dan standarisasi layanan bandara, yang akhirnya dapat membuat suatu kekuatan yang lebih besar lagi. Seperti halnya penggabungan Pelindo 1 sampai 4 yang saat ini kinerjanya semakin baik, ” ujar Menhub di Jakarta, Jumat.
Menhub berharap, langkah transformasi ini akan membuat bandara semakin kompetitif dan mampu meningkatkan daya saing industri penerbangan di kancah global.
Kementerian BUMN melalui PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney membentuk PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) sebagai subholding InJourney Group.
Langkah ini merupakan bagian dari konsolidasi dan simplifikasi jumlah BUMN sebagaimana arahan Presiden RI Joko Widodo untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.
Diproyeksikan, InJourney Airports akan menangani total 172 juta penumpang per tahun dan menjadi perusahaan pengelola bandara terbesar ke-3 di dunia. Serta berkontribusi meningkatkan penerimaan negara di sektor pariwisata.
InJourney Airports akan menstandarisasi sistem operasi di seluruh bandara di Indonesia, yang diharapkan dapat mewujudkan pelayanan yang lebih baik dan merata di seluruh bandara.
Dengan demikian dapat memberikan pengalaman (experience) yang lebih berkesan kepada para pengguna jasa bandara.
Selain itu, Injourney juga membentuk PT Integrasi Aviasi Solusi (InJourney Aviation Services/ IAS) sebagai Subholding di InJourney Group.
IAS yang bergerak di bidang jasa pendukung aviasi, kargo, dan logistik, yang juga merupakan langkah transformasi mewujudkan rantai bisnis yang lebih efektif dan efisien.
IAS diproyeksikan akan menjadi Top 5 (lima) Global Player di industri layanan aviasi dan kargo dan akan bersanding dengan sejumlah perusahaan layanan bandara di negara lain seperti Dnata, Swissport, Menzies, Fraport dan SATS.
“Ini adalah sebuah konsep clustering atau pengelompokan entitas industri yang sama, agar tercipta suatu efisiensi, sinergi, dan standarisasi layanan bandara, yang akhirnya dapat membuat suatu kekuatan yang lebih besar lagi. Seperti halnya penggabungan Pelindo 1 sampai 4 yang saat ini kinerjanya semakin baik, ” ujar Menhub di Jakarta, Jumat.
Menhub berharap, langkah transformasi ini akan membuat bandara semakin kompetitif dan mampu meningkatkan daya saing industri penerbangan di kancah global.
Kementerian BUMN melalui PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney membentuk PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) sebagai subholding InJourney Group.
Langkah ini merupakan bagian dari konsolidasi dan simplifikasi jumlah BUMN sebagaimana arahan Presiden RI Joko Widodo untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.
Diproyeksikan, InJourney Airports akan menangani total 172 juta penumpang per tahun dan menjadi perusahaan pengelola bandara terbesar ke-3 di dunia. Serta berkontribusi meningkatkan penerimaan negara di sektor pariwisata.
InJourney Airports akan menstandarisasi sistem operasi di seluruh bandara di Indonesia, yang diharapkan dapat mewujudkan pelayanan yang lebih baik dan merata di seluruh bandara.
Dengan demikian dapat memberikan pengalaman (experience) yang lebih berkesan kepada para pengguna jasa bandara.
Selain itu, Injourney juga membentuk PT Integrasi Aviasi Solusi (InJourney Aviation Services/ IAS) sebagai Subholding di InJourney Group.
IAS yang bergerak di bidang jasa pendukung aviasi, kargo, dan logistik, yang juga merupakan langkah transformasi mewujudkan rantai bisnis yang lebih efektif dan efisien.
IAS diproyeksikan akan menjadi Top 5 (lima) Global Player di industri layanan aviasi dan kargo dan akan bersanding dengan sejumlah perusahaan layanan bandara di negara lain seperti Dnata, Swissport, Menzies, Fraport dan SATS.