Bandarlampung (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) Lampung menyebut Hari Santri Nasional merupakan sebuah refleksi mendalam atas dedikasi dan pengorbanan santri dalam perjuangan kemerdekaan bangsa ini.
"Hari Santri Nasional yang diperingati setiap 22 Oktober, bukan sekadar peringatan, melainkan sebuah refleksi mendalam atas dedikasi dan pengorbanan santri dalam perjuangan kemerdekaan, sebagaimana resolusi jihad yang digaungkan KH Hasyim Asyari," kata Kepala Kanwil Kemenag Lampung Puji Raharjo, di Bandarlampung, Minggu.
Menurutnya, resolusi jihad yang digaungkan KH Hasyim Asyari dalam perjuangan kemerdekaan RI bukanlah kata-kata kosong tanpa makna, karena berhasil menyalakan bara semangat di hati para santri.
"Santri yang biasanya tenggelam dalam ketenangan pesantren, tiba-tiba bertransformasi menjadi pejuang yang gigih. Dengan tekad bulat, mereka meninggalkan halaman pesantren, menggantikan buku-buku dengan senjata, dan mengubah doa-doa menjadi pekik perjuangan," kata Puji Raharjo yang juga Ketua Pengurus Wilayah NU (PWNU) Lampung itu.
Ia mengatakan peringatan Hari Santri Nasional di Provinsi Lampung tahun ini dilaksanakan sangat meriah dengan berbagai rangkaian kegiatan seperti Santri Expo, Istighosah, jalan sehat sarungan, dan lain-lain.
"Puncaknya adalah apel santri hari ini dengan peserta kurang lebih 150.000 orang yang tersebar di Kabupaten dan Kota di Lampung. Ini mencerminkan semangat dan kepedulian yang luar biasa terhadap peringatan Hari Santri Nasional di Lampung," ujarnya.
Di tempat berbeda Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana mengatakan dengan kemerdekaan lebih dari 78 tahun, kontribusi dan peran santri dan para ulama sangat dirasakan positif oleh masyarakat.
"Seperti kita ketahui ulama dan santri selama ini menjadi pembimbing dan moral serta akhlak bangsa. Selain itu pesantren juga turut memastikan NKRI sebagai bentuk negara yang disepakati, meski ada rongrongan dari kelompok-kelompok tertentu," katanya.
Oleh sebab itu, lanjut dia, peran santri dan pesantren di tengah era kemajuan yang sangat pesat dituntut mampu tampil dan berkontribusi aktif agar perkembangan zaman tidak mengubah atau merusak nilai-nilai moral yang luhur dalam berbangsa dan bernegara.
"Di era sekarang santri bisa berperan di semua sektor kehidupan, Kita tahu wakil presiden adalah seorang santri, bahkan menteri dan anggota legislatif pun ada yang santri. Maka sekali lagi santri harus berani tampil percaya diri, tidak boleh minder ataupun rendah diri. Bangga lah menjadi santri," katanya.
"Hari Santri Nasional yang diperingati setiap 22 Oktober, bukan sekadar peringatan, melainkan sebuah refleksi mendalam atas dedikasi dan pengorbanan santri dalam perjuangan kemerdekaan, sebagaimana resolusi jihad yang digaungkan KH Hasyim Asyari," kata Kepala Kanwil Kemenag Lampung Puji Raharjo, di Bandarlampung, Minggu.
Menurutnya, resolusi jihad yang digaungkan KH Hasyim Asyari dalam perjuangan kemerdekaan RI bukanlah kata-kata kosong tanpa makna, karena berhasil menyalakan bara semangat di hati para santri.
"Santri yang biasanya tenggelam dalam ketenangan pesantren, tiba-tiba bertransformasi menjadi pejuang yang gigih. Dengan tekad bulat, mereka meninggalkan halaman pesantren, menggantikan buku-buku dengan senjata, dan mengubah doa-doa menjadi pekik perjuangan," kata Puji Raharjo yang juga Ketua Pengurus Wilayah NU (PWNU) Lampung itu.
Ia mengatakan peringatan Hari Santri Nasional di Provinsi Lampung tahun ini dilaksanakan sangat meriah dengan berbagai rangkaian kegiatan seperti Santri Expo, Istighosah, jalan sehat sarungan, dan lain-lain.
"Puncaknya adalah apel santri hari ini dengan peserta kurang lebih 150.000 orang yang tersebar di Kabupaten dan Kota di Lampung. Ini mencerminkan semangat dan kepedulian yang luar biasa terhadap peringatan Hari Santri Nasional di Lampung," ujarnya.
Di tempat berbeda Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana mengatakan dengan kemerdekaan lebih dari 78 tahun, kontribusi dan peran santri dan para ulama sangat dirasakan positif oleh masyarakat.
"Seperti kita ketahui ulama dan santri selama ini menjadi pembimbing dan moral serta akhlak bangsa. Selain itu pesantren juga turut memastikan NKRI sebagai bentuk negara yang disepakati, meski ada rongrongan dari kelompok-kelompok tertentu," katanya.
Oleh sebab itu, lanjut dia, peran santri dan pesantren di tengah era kemajuan yang sangat pesat dituntut mampu tampil dan berkontribusi aktif agar perkembangan zaman tidak mengubah atau merusak nilai-nilai moral yang luhur dalam berbangsa dan bernegara.
"Di era sekarang santri bisa berperan di semua sektor kehidupan, Kita tahu wakil presiden adalah seorang santri, bahkan menteri dan anggota legislatif pun ada yang santri. Maka sekali lagi santri harus berani tampil percaya diri, tidak boleh minder ataupun rendah diri. Bangga lah menjadi santri," katanya.