Tanggamus (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai penyakit leptospirosis yakni penyakit yang disebabkan oleh bakteri genus Leptospira sp yang ditularkan melalui air seni hewan yang terinfeksi, seperti kencing tikus.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Tanggamus, Bambang Sutejo, di Kotaagung, Senin, mengatakan hingga saat ini di wilayah itu belum ada pasien yang terinfeksi penyakit tersebut.

"Berdasarkan data dari sejumlah puskemas dan rumah sakit di Kabupaten Tanggamus belum ada warga kita yang terpapar penyakit Leptospira," kata dia.

Ia menjelaskan leptospirosis bisa menular melalui kontak dengan air atau tanah yang tercemar kencing tikus.

"Untuk mencegah leptospirosis adalah dengan berprilaku hidup bersih dan sehat dengan menjaga sanitasi lingkungan, menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus," katanya.

Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, Jaya mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari kontak dengan air atau tanah yang tercemar kencing tikus. Ia juga menyarankan untuk merebus air sebelum diminum atau digunakan untuk mandi.

"Rajin mencuci tangan kaki serta bagian tubuh lainnya dengan air dan sabun setelah beraktivitas, memakai sepatu karet dan sarung tangan pada saat  dan melakukan kegiatan pemberantasan tikus di lingkungan rumah dan sekitarnya," ujarnya.

Ia menambahkan jika ada masyarakat yang mengalami gejala leptospirosis, segera periksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.

Untuk diketahui Leptospirosis adalah penyakit menular zoonosis yang berpotensi mewabah setelah hujan deras dan banjir. Diperkirakan ada lebih dari 500.000 kasus leptospirosis setiap tahun di seluruh dunia. 

Pada tahun 2021 ditemukan adanya 734 kasus leptospirosis di Indonesia yang dilaporkan oleh delapan provinsi, dari jumlah itu 84 orang meninggal dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 11,4 persen.


Pewarta : Riadi Gunawan
Editor : Agus Wira Sukarta
Copyright © ANTARA 2024