Kota Bengkulu (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Bengkulu mencatat, sebanyak 63 satuan pendidikan di wilayah tersebut telah menerapkan program Sekolah Ramah Anak yang digagas Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA).
Satuan pendidikan yang menerapkan Sekolah Ramah Anak, yaitu taman kanak-kanak (TK) atau pendidikan anak (PAUD) sebanyak 15 sekolah, sekolah dasar (SD) sebanyak 31 sekolah dan sekolah menengah pertama (SMP) sebanyak 17 sekolah.
Satuan pendidikan yang menerapkan Sekolah Ramah Anak, yaitu taman kanak-kanak (TK) atau pendidikan anak (PAUD) sebanyak 15 sekolah, sekolah dasar (SD) sebanyak 31 sekolah dan sekolah menengah pertama (SMP) sebanyak 17 sekolah.
"Saat ini jumlah sekolah ramah anak di Bengkulu sebanyak 63 sekolah dan meningkat jika dibandingkan pada 2021, yaitu 42 sekolah," kata Kepala Dikbud Kota Bengkulu A.Gunawan di Kota Bengkulu, Kamis.
Ia mengatakan, naiknya jumlah sekolah yang menerapkan ramah anak karena memenuhi standarisasi penilaian Kota Layak Anak (KLA) dan Kota Bengkulu mendapat Predikat Pratama dari Kementerian Perempuan dan Anak.
Saat ini, Sekolah Ramah Anak dinilai penting dalam menghilangkan fenomena kekerasan pada perempuan dan anak, sebab sekolah ramah anak menjadi model dengan memastikan setiap anak secara inklusif berada dalam lingkungan yang aman, nyaman secara fisik, sosial, psikis, ujarnya.
Selain itu, melalui Sekolah Ramah Anak, guru dapat memastikan para siswanya tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai fase perkembangannya serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
"Meski jumlah persentasenya belum mencapai 50 persen dari sekolah yang ada, bukan berarti tidak ramah anak. Kami terus memastikan dan menjamin semua sekolah di Kota Bengkulu adalah ramah anak," ujarnya.
Terkait dengan penilaian ramah anak, Lanjut Gunawan, bukan dilihat dari tinggi rendahnya kasus terhadap anak, tetapi bagaimana anak-anak yang mendapati kasus kekerasan anak terlayani dengan baik.
Oleh karena itu, Pemerintah Kota Bengkulu memberikan pendampingan psikologis terhadap anak yang menjalani sidang dan menyediakan beberapa fasilitas untuk anak juga menjadi penilaian serta menjaga kesehatan anak-anak dengan memastikan jajanan di lingkungan sekolah bersih dan anak tidak sembarang mengonsumsi jajanan yang dijual di luar lingkungan sekolah.
Saat ini, Sekolah Ramah Anak dinilai penting dalam menghilangkan fenomena kekerasan pada perempuan dan anak, sebab sekolah ramah anak menjadi model dengan memastikan setiap anak secara inklusif berada dalam lingkungan yang aman, nyaman secara fisik, sosial, psikis, ujarnya.
Selain itu, melalui Sekolah Ramah Anak, guru dapat memastikan para siswanya tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai fase perkembangannya serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
"Meski jumlah persentasenya belum mencapai 50 persen dari sekolah yang ada, bukan berarti tidak ramah anak. Kami terus memastikan dan menjamin semua sekolah di Kota Bengkulu adalah ramah anak," ujarnya.
Terkait dengan penilaian ramah anak, Lanjut Gunawan, bukan dilihat dari tinggi rendahnya kasus terhadap anak, tetapi bagaimana anak-anak yang mendapati kasus kekerasan anak terlayani dengan baik.
Oleh karena itu, Pemerintah Kota Bengkulu memberikan pendampingan psikologis terhadap anak yang menjalani sidang dan menyediakan beberapa fasilitas untuk anak juga menjadi penilaian serta menjaga kesehatan anak-anak dengan memastikan jajanan di lingkungan sekolah bersih dan anak tidak sembarang mengonsumsi jajanan yang dijual di luar lingkungan sekolah.