Bengkulu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Bengkulu meminta semua pihak terkait di daerah itu untuk menghadirkan konten-konten yang memuat Kurikulum Merdeka dengan kemasan menarik di ruang-ruang media sosial.
 
"Ledakan konten hiburan memenuhi ruang media sosial kita, hampir 24 jam terhabiskan begitu saja, semua orang tertarik menyaksikan itu, sedangkan konten IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka) seolah tidak ada tempat, ini tantangan," kata Kepala Bidang Hubungan Mediatik Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi Bengkulu Henri di Bengkulu, Rabu.
 
Dia mengatakan media sosial memegang peranan besar untuk mempermudah suatu program pemerintah disampaikan kepada masyarakat luas agar dapat dipahami dengan cepat.
 
Namun, katanya, persoalannya sekarang bahwa konten-konten di media sosial hampir 24 jam dipenuhi dengan beragam konten hiburan dari para kreator, sehingga konten media sosial soal pendidikan, khususnya IKM bisa saja terabaikan.
 
Henri mengatakan misi yang diemban pihak terkait saat ini menyampaikan intisari manfaat program IKM melalui konten yang menarik, mudah dimengerti, terutama di kalangan dunia pendidikan sendiri, juga untuk masyarakat pada umumnya.
 
“Terkadang yang membuat konten itu tidak menarik karena pengemasannya yang belum menyentuh asas kemanfaatan bagi masyarakat, hanya bersifat formal seremonial tanpa esensial sebuah program,” ucap dia.
 
Ia mengatakan pentingnya disadari bahwa program Merdeka Belajar dan Merdeka Mengajar sesungguhnya hal yang dicita-citakan seluruh kalangan pada masa lalu untuk peningkatan kualitas generasi yang akan datang.
 
“Guru yang disiapkan mampu memahami bakat siswanya, dan siswa yang menjalani pendidikan atas potensi yang dimiliki berdampak kepada masa depannya, bagaimana menjelaskan hal itu dalam konten media sosial” ujar Henri.

Pewarta : Boyke Ledy Watra
Editor : Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2024