Bandarlampung (ANTARA) - Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Lampung terus menambah jumlah pelaksanaan Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di wilayahnya, guna menjaga stabilitas harga beras saat musim kemarau.
"Dalam mengantisipasi adanya musim kemarau ini, kami sudah meminta kepada kantor cabang dan kantor cabang pembantu untuk terus membantu menambah jumlah dan frekuensi SPHP," kata Pelaksana Tugas (Plt) Pimpinan Perum Bulog Kanwil Lampung Nurman Susilo, di Bandarlampung, Selasa.
Ia mengatakan hal tersebut dilakukan untuk menjaga stabilitas harga komoditas, terutama beras selama musim kemarau berlangsung.
"Akan terus menambah jumlah pasar, toko yang ada di pasar yang ikut SPHP, dan mulai masuk juga ke retail modern, sehingga frekuensinya pun bertambah. Untuk SPHP harapannya bisa bertambah 20-30 persen lagi dari jumlah pasar yang saat ini sudah dilaksanakan," katanya lagi.
Dia menjelaskan saat ini operasi pasar beras atau SPHP sudah masuk ke 150 pasar dan 635 toko yang ada di dalam pasar serta di luar pasar di daerahnya.
"Di sisi hilir terus melakukan operasi pasar atau SPHP, ini sudah masuk di 150 pasar dan 635 toko di dalam pasar atau di luar pasar. Dengan adanya upaya menjaga harga beras supaya tidak naik, harapannya harga gabah juga akan terdorong turun dengan terus melakukan SPHP di sisi hilir. Jadi masyarakat bisa mendapat harga yang cenderung terjangkau kemudian stok pun jadi banyak," ujarnya lagi.
Pihaknya terus menyiapkan semua stok beras di gudang untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam rangka meredam gejolak harga beras yang terjadi di tengah masyarakat.
"Beras yang disalurkan untuk SPHP per hari ini (Selasa, 29/8) sudah 18.285 ton ke seluruh wilayah Lampung, ini dilakukan selama delapan bulan. Per bulan perkiraan beras yang disalurkan kurang lebih 2.200 ton, dengan adanya El Nino kemungkinan permintaan akan bertambah sekitar 3.000-4.000 ton per bulan," ujarnya pula.
Dia menyebutkan, jumlah stok beras yang tersedia saat ini sebanyak 29.185 ton. Jumlah tersebut sangat cukup untuk memenuhi pasar sampai dengan akhir tahun.
"Saat ini meski ada kebijakan pengurangan ekspor beras dari India dan beberapa negara lain, kami terus berupaya mendapatkan saluran lain untuk menekan harga, akan tetapi dengan adanya perkiraan tambahan stok sebanyak 4.000 ton pada panen gadu maka ketersediaan beras tetap terjaga," kata dia.
Ia menyatakan, dengan melakukan SPHP secara berkala diharapkan masyarakat bisa mendapatkan harga beras sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp9.450 kilogram atau Rp47.250 per karung kemasan lima kilogram.
"Dengan adanya panen gadu yang sebentar lagi berlangsung diharapkan dapat menjaga stabilitas harga gabah, agar tidak melambung terlalu tinggi meski ada fenomena iklim El Nino," kata dia lagi.
"Dalam mengantisipasi adanya musim kemarau ini, kami sudah meminta kepada kantor cabang dan kantor cabang pembantu untuk terus membantu menambah jumlah dan frekuensi SPHP," kata Pelaksana Tugas (Plt) Pimpinan Perum Bulog Kanwil Lampung Nurman Susilo, di Bandarlampung, Selasa.
Ia mengatakan hal tersebut dilakukan untuk menjaga stabilitas harga komoditas, terutama beras selama musim kemarau berlangsung.
"Akan terus menambah jumlah pasar, toko yang ada di pasar yang ikut SPHP, dan mulai masuk juga ke retail modern, sehingga frekuensinya pun bertambah. Untuk SPHP harapannya bisa bertambah 20-30 persen lagi dari jumlah pasar yang saat ini sudah dilaksanakan," katanya lagi.
Dia menjelaskan saat ini operasi pasar beras atau SPHP sudah masuk ke 150 pasar dan 635 toko yang ada di dalam pasar serta di luar pasar di daerahnya.
"Di sisi hilir terus melakukan operasi pasar atau SPHP, ini sudah masuk di 150 pasar dan 635 toko di dalam pasar atau di luar pasar. Dengan adanya upaya menjaga harga beras supaya tidak naik, harapannya harga gabah juga akan terdorong turun dengan terus melakukan SPHP di sisi hilir. Jadi masyarakat bisa mendapat harga yang cenderung terjangkau kemudian stok pun jadi banyak," ujarnya lagi.
Pihaknya terus menyiapkan semua stok beras di gudang untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam rangka meredam gejolak harga beras yang terjadi di tengah masyarakat.
"Beras yang disalurkan untuk SPHP per hari ini (Selasa, 29/8) sudah 18.285 ton ke seluruh wilayah Lampung, ini dilakukan selama delapan bulan. Per bulan perkiraan beras yang disalurkan kurang lebih 2.200 ton, dengan adanya El Nino kemungkinan permintaan akan bertambah sekitar 3.000-4.000 ton per bulan," ujarnya pula.
Dia menyebutkan, jumlah stok beras yang tersedia saat ini sebanyak 29.185 ton. Jumlah tersebut sangat cukup untuk memenuhi pasar sampai dengan akhir tahun.
"Saat ini meski ada kebijakan pengurangan ekspor beras dari India dan beberapa negara lain, kami terus berupaya mendapatkan saluran lain untuk menekan harga, akan tetapi dengan adanya perkiraan tambahan stok sebanyak 4.000 ton pada panen gadu maka ketersediaan beras tetap terjaga," kata dia.
Ia menyatakan, dengan melakukan SPHP secara berkala diharapkan masyarakat bisa mendapatkan harga beras sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp9.450 kilogram atau Rp47.250 per karung kemasan lima kilogram.
"Dengan adanya panen gadu yang sebentar lagi berlangsung diharapkan dapat menjaga stabilitas harga gabah, agar tidak melambung terlalu tinggi meski ada fenomena iklim El Nino," kata dia lagi.