Bandarlampung (ANTARA) - Louis Dreyfus Company (LDC) perusahaan yang bergerak di bidang pertanian memberikan edukasi budi daya kopi kepada petani di wilayah Ulu Belu Kabupaten Tanggamus, guna meningkatkan produktivitas tanaman kopi.
Edukasi dilakukan langsung oleh tim LDC, dengan menghadirkan sejumlah perwakilan petani yang tergabung dalam kelompok tani di wilayah setempat.
Agronomis LDC Area Lampung, Gusti Putu Setiawan di Pekon Gunung Sari Ulu Belu Tanggamus, Rabu, mengatakan pihaknya memberikan pengetahuan petani kopi yang ada di wilayah Ulu Belu Tanggamus, guna mewujudkan petani yang berkualitas, serta membudidayakan kopi secara berkesinambungan dan meningkatkan produksi
"Kami memberikan pelatihan kepada 8 perwakilan petani, untuk diberikan pengetahuan tentang tata cara meningkatkan produktivitas hasil pertanian kopi yang ada di masing-masing petani," kata Gusti.
Dalam pemaparan di tengah ladang kopi wilayah Sinar Jaya, Gusti mengatakan ada 3 poin penting yang menjadi penekanan dalam kegiatan pada kesempatan ini. Pertama, pelatihan konservasi tanah. Kedua, pelatihan penanaman. Dan ketiga, pelatihan pemangkasan kopi.
"Tiga poin ini, menjadi kunci meningkatnya produktivitas hasil kopi para petani kopi di wilayah ini. Khususnya, yang menjadi mitra LDC," ujarnya.
Armana petani kopi di Desa Sinar Jaya Kecamatan Ulu Belu Tanggamus menyebutkan pelatihan yang diberikan LDC ini sangat membantu petani untuk meningkatkan produktivitas tanaman kopi.
Menurutnya, sejak menjadi mitra LDC beberapa tahun lalu membuat produktivitasnya meningkat mengingat adanya pelatihan yang diberikan oleh LDC.
"Ya Pak, produktivitas meningkat yang sebelumnya 1 hektare menghasilkan 1 ton biji kopi, saat ini kami bisa memanen kurang lebih 2 ton dalam 1 hektarenya," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, harga biji kopi cukup tinggi dari sebelumnya Rp25 ribu per kilogram menjadi Rp40 ribu-Rp45 ribu per kg.
"Harga ini cukup bagus dan dapat meningkatkan ekonomi petani di Ulu Belu Petani menjual ke suplaier yang juga jadi mitra LDC," tambah dia. Sementara berdasarkan data produksi kopi di Tanggamus pada tahun 2022 mencapai 31.986 ton.
Untuk jumlah komposisi luas lahan petani kopi, seluas 41.611 hektare yang terbagi menjadi tiga golongan. Yakni tanaman belum menghasilkan seluas 830 hektare, tanaman menghasilkan ada 37.630 hektare, dan tanaman rusak seluas 3.131 hektare.
Kabupaten Tanggamus hampir seluruh kecamatan sudah menjadi sentra penghasil kopi, dan kecamatan tersebut sudah dijadikan sebagai wilayah pembuatan peta kebun kopi.
Kecamatan tersebut yakni Kecamatan Cukuh Balak, Talang Padang, Wonosobo, Pugung, Pulau Panggung, Sumberejo, Ulu Belu, Pematang Sawa, Kelumbaya, Semaka, Kota Agung, Kota Agung Timur, Kota Agung Barat, Gisting, Gunung Alif, Limau, Air Naningan, Bandar Negeri Semuong, Kelumbayan Barat, dan Kecamatan Bulok.
Edukasi dilakukan langsung oleh tim LDC, dengan menghadirkan sejumlah perwakilan petani yang tergabung dalam kelompok tani di wilayah setempat.
Agronomis LDC Area Lampung, Gusti Putu Setiawan di Pekon Gunung Sari Ulu Belu Tanggamus, Rabu, mengatakan pihaknya memberikan pengetahuan petani kopi yang ada di wilayah Ulu Belu Tanggamus, guna mewujudkan petani yang berkualitas, serta membudidayakan kopi secara berkesinambungan dan meningkatkan produksi
"Kami memberikan pelatihan kepada 8 perwakilan petani, untuk diberikan pengetahuan tentang tata cara meningkatkan produktivitas hasil pertanian kopi yang ada di masing-masing petani," kata Gusti.
Dalam pemaparan di tengah ladang kopi wilayah Sinar Jaya, Gusti mengatakan ada 3 poin penting yang menjadi penekanan dalam kegiatan pada kesempatan ini. Pertama, pelatihan konservasi tanah. Kedua, pelatihan penanaman. Dan ketiga, pelatihan pemangkasan kopi.
"Tiga poin ini, menjadi kunci meningkatnya produktivitas hasil kopi para petani kopi di wilayah ini. Khususnya, yang menjadi mitra LDC," ujarnya.
Armana petani kopi di Desa Sinar Jaya Kecamatan Ulu Belu Tanggamus menyebutkan pelatihan yang diberikan LDC ini sangat membantu petani untuk meningkatkan produktivitas tanaman kopi.
Menurutnya, sejak menjadi mitra LDC beberapa tahun lalu membuat produktivitasnya meningkat mengingat adanya pelatihan yang diberikan oleh LDC.
"Ya Pak, produktivitas meningkat yang sebelumnya 1 hektare menghasilkan 1 ton biji kopi, saat ini kami bisa memanen kurang lebih 2 ton dalam 1 hektarenya," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, harga biji kopi cukup tinggi dari sebelumnya Rp25 ribu per kilogram menjadi Rp40 ribu-Rp45 ribu per kg.
"Harga ini cukup bagus dan dapat meningkatkan ekonomi petani di Ulu Belu Petani menjual ke suplaier yang juga jadi mitra LDC," tambah dia. Sementara berdasarkan data produksi kopi di Tanggamus pada tahun 2022 mencapai 31.986 ton.
Untuk jumlah komposisi luas lahan petani kopi, seluas 41.611 hektare yang terbagi menjadi tiga golongan. Yakni tanaman belum menghasilkan seluas 830 hektare, tanaman menghasilkan ada 37.630 hektare, dan tanaman rusak seluas 3.131 hektare.
Kabupaten Tanggamus hampir seluruh kecamatan sudah menjadi sentra penghasil kopi, dan kecamatan tersebut sudah dijadikan sebagai wilayah pembuatan peta kebun kopi.
Kecamatan tersebut yakni Kecamatan Cukuh Balak, Talang Padang, Wonosobo, Pugung, Pulau Panggung, Sumberejo, Ulu Belu, Pematang Sawa, Kelumbaya, Semaka, Kota Agung, Kota Agung Timur, Kota Agung Barat, Gisting, Gunung Alif, Limau, Air Naningan, Bandar Negeri Semuong, Kelumbayan Barat, dan Kecamatan Bulok.