Pesisir Barat (ANTARA) - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Lampung menyebut nelayan yang hilang terseret arus ombak saat sedang mencari ikan di perairan Way Jambu, Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, belum ditemukan.

Koordinator Pos (Korpos) Search and Rescue (SAR) Tanggamus Roby Rusli, mewakili Kepala Kantor Basarnas Lampung Deden Ridwansah, saat dihubungi dari Lampung Selatan, Minggu mengatakan nelayan bernama Hafis Usman bin Husin usia 18 tahun belum ditemukan hingga hari kedua pencarian.

"Tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian terhadap korban, dengan memperluas area pencarian, dan hingga hari kedua ini pencarian masih nihil," kata Roby Rusli.

Ia mengatakan, pencarian terhadap korban hilang pada hari kedua ini diperluas, dan tim SAR gabungan akan melakukan pencarian dengan membentuk tiga SRU.

"SRU I menggunakan perahu karet Basarnas melakukan pencarian dengan area pencarian radius 12 NM (Nautical Mile) ke arah timur laut," kata dia.

Ia mengatakan, selanjutnya tim kedua melakukan pencarian dengan menggunakan perahu jukung nelayan.

"SRU II menggunakan perahu jukung nelayan melaksanakan pencarian dengan area pencarian radius 9 NM ke arah tenggara," katanya.

Selanjutnya tim III SRU melaksanakan pencarian secara visual di darat atau sepanjang bibir pantai dari lokasi kejadian.

Ia juga menjelaskan kronologis kejadian berawal pada Minggu, (08/7) sekitar pukul 06.00 WIB korban atas nama Hafis Usman pergi ke laut untuk memancing ikan dengan menggunakan perahu ketek.

"Kejadian bermula sekitar pukul 06.00 WIB ketika korban mencari ikan ikan ke laut dibantu saksi yang tak lain adalah paman korban M Zairi dan Muslimin, mendorong perahu dari daratan menuju ke tengah laut," ujarnya.

Kemudian kata dia, korban berhasil melewati ombak pertama, dan pada ombak kedua terlihat cukup besar menerjang perahu.

"Korban pun loncat hingga perahu terbalik. Setelah loncat dari perahu, korban tidak terlihat lagi. Sedangkan perahunya berhasil minggir didorong ombak," ujar dia.

Pewarta : Riadi Gunawan
Editor : Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024