Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI kembali menggelar Program Kenduri Swarnabhumi untuk pemajuan kebudayaan Melayu, khususnya di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari, pada Juli hingga November 2023.
"Kunci keberlanjutan platform ini adalah keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dan masyarakat, karena sejatinya ini adalah masyarakat," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Ahad malam.
Pernyataan itu disampaikan Hilmar saat membuka Kenduri Swarnabhumi 2023 di Halaman GOS Kota Baru, Jambi, pada Sabtu (24/6), dihadiri Gubernur Jambi Al Haris, bupati dan wali kota se-Provinsi Jambi serta Bupati Dharmasraya.
Kenduri Swarnabhumi kembali digelar tahun ini dengan mengangkat tema "Cintai Budaya Kita Lestarikan Sungai, Cintai Sungai Kita Lestarikan Budaya".
Kenduri Swarnabhumi merupakan platform pemajuan kebudayaan Melayu, khususnya di DAS Batanghari, yang diinisiasi Kemendikbudristek bekerja sama dengan 12 pemerintah daerah (pemda) dan komunitas.
Ke-12 pemda itu antara lain Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi dan Sumatera Barat, kemudian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batanghari, Bungo, Dharmasraya, Kerinci, Merangin, Muaro Jambi, Sarolangun, Tebo, Tanjung Jabung Barat serta Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi.
Hilmar mengatakan acara yang melibatkan pegiat budaya, komunitas lingkungan, pelaku seni dan budaya, peneliti, jurnalis serta ribuan masyarakat ini, diharapkan dapat memperkuat kebudayaan Melayu sebagai identitas budaya pada wilayah sepanjang DAS Batanghari,
Hilmar juga berharap kegiatan itu meningkatkan keterhubungan antara sungai, manusia, dan budaya, guna mengembangkan dan memanfaatkan warisan tradisi dan cagar budaya nasional.
"Serta yang terpenting adalah pelestarian lingkungan, terutama sungai untuk peradaban yang lebih maju," ujarnya.
Kenduri Swarnabhumi dipusatkan pada DAS Batanghari yang membentang dari Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, hingga muaranya di Kabupaten Tanjung Jabung Timur di Jambi.
Beragam kegiatan akan mewarnai Kenduri Swarnabhumi, seperti ekspedisi Sungai Batanghari, rangkaian tradisi terkait sungai, penanaman pohon, penebaran benih ikan, pelibatan generasi muda dan masyarakat untuk membersihkan sungai, serta diskusi yang akan membahas tindak lanjut pelestarian DAS Batanghari.
"Ini merupakan kerja bersama ekosistem kebudayaan khususnya di Jambi dan Sumatera Barat memajukan kebudayaan untuk bumi lestari," ujarnya.
Ke depan, Kenduri Swarnabhumi yang telah dilaksanakan sejak tahun 2022 akan terus berlanjut dengan berbagai pengembangan dan inovasi dengan membawa semangat untuk menghubungkan kembali masyarakat dengan peradaban Sungai Batanghari.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemendikbudristek: Kenduri Swarnabhumi berlanjut Juli--November 2023
"Kunci keberlanjutan platform ini adalah keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dan masyarakat, karena sejatinya ini adalah masyarakat," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Ahad malam.
Pernyataan itu disampaikan Hilmar saat membuka Kenduri Swarnabhumi 2023 di Halaman GOS Kota Baru, Jambi, pada Sabtu (24/6), dihadiri Gubernur Jambi Al Haris, bupati dan wali kota se-Provinsi Jambi serta Bupati Dharmasraya.
Kenduri Swarnabhumi kembali digelar tahun ini dengan mengangkat tema "Cintai Budaya Kita Lestarikan Sungai, Cintai Sungai Kita Lestarikan Budaya".
Kenduri Swarnabhumi merupakan platform pemajuan kebudayaan Melayu, khususnya di DAS Batanghari, yang diinisiasi Kemendikbudristek bekerja sama dengan 12 pemerintah daerah (pemda) dan komunitas.
Ke-12 pemda itu antara lain Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi dan Sumatera Barat, kemudian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batanghari, Bungo, Dharmasraya, Kerinci, Merangin, Muaro Jambi, Sarolangun, Tebo, Tanjung Jabung Barat serta Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi.
Hilmar mengatakan acara yang melibatkan pegiat budaya, komunitas lingkungan, pelaku seni dan budaya, peneliti, jurnalis serta ribuan masyarakat ini, diharapkan dapat memperkuat kebudayaan Melayu sebagai identitas budaya pada wilayah sepanjang DAS Batanghari,
Hilmar juga berharap kegiatan itu meningkatkan keterhubungan antara sungai, manusia, dan budaya, guna mengembangkan dan memanfaatkan warisan tradisi dan cagar budaya nasional.
"Serta yang terpenting adalah pelestarian lingkungan, terutama sungai untuk peradaban yang lebih maju," ujarnya.
Kenduri Swarnabhumi dipusatkan pada DAS Batanghari yang membentang dari Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, hingga muaranya di Kabupaten Tanjung Jabung Timur di Jambi.
Beragam kegiatan akan mewarnai Kenduri Swarnabhumi, seperti ekspedisi Sungai Batanghari, rangkaian tradisi terkait sungai, penanaman pohon, penebaran benih ikan, pelibatan generasi muda dan masyarakat untuk membersihkan sungai, serta diskusi yang akan membahas tindak lanjut pelestarian DAS Batanghari.
"Ini merupakan kerja bersama ekosistem kebudayaan khususnya di Jambi dan Sumatera Barat memajukan kebudayaan untuk bumi lestari," ujarnya.
Ke depan, Kenduri Swarnabhumi yang telah dilaksanakan sejak tahun 2022 akan terus berlanjut dengan berbagai pengembangan dan inovasi dengan membawa semangat untuk menghubungkan kembali masyarakat dengan peradaban Sungai Batanghari.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemendikbudristek: Kenduri Swarnabhumi berlanjut Juli--November 2023