Lampung Selatan (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan mencatat sebanyak 823 kasus Tuberkulosis (TB) pada awal Januari hingga Juni 2023
"Data kasus TBC di Kabupaten Lampung Selatan itu, dari tanggal 1 Januari sampai dengan 15 Juni 2023 sebanyak 823 kasus," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Basuki Didik Setiawan, saat dihubungi di Lampung Selatan, Minggu.
Dengan tingginya kasus TBC, pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada terhadap penularan penyakit itu mengingat masih tingginya kasus tersebut.
"Oleh karena itu kami mengimbau kepada masyarakat Lampung Selatan untuk selalu waspada terhadap penyakit TBC, karena masih tingginya kasus tersebut," kata dia.
Ia mengatakan, perlu peran semua masyarakat, instansi, dan organisasi yang peduli dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit TBC yang merupakan penyakit menular.
"Jadi dengan itu, untuk penanggulangan dan mencegah secara dini, butuh dukungan semua lapisan, baik organisasi Inisiatif Lampung Sehat (ILS), Koalisi Organisasi Profesi Indonesia Tuberkulosis Lampung Selatan, rumah sakit swasta dan klinik, serta RSUD Bob Bazar Kalianda," katanya.
Dia mengatakan kasus Tuberkulosis itu cara penularan nya hampir sama dengan COVID-19, yakni dengan cara melalui percikan dahak.
"Penderita TBC yang mengandung kuman TB, lalu menyebar ke udara, dan dihirup oleh orang-orang sekitar yang sehat, jika manusia sekitar yang imunitas atau daya tahan tubuhnya sedang menurun, tentunya sangat berisiko tinggi untuk tertular dan menjadi kasus TBC," ujar dia.
Didik meminta masyarakat yang mempunyai gejala TBC, seperti batuk berdahak dua minggu atau lebih itu sebagai gejala utama segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Karena itu, ia mengharapkan masyarakat ikut aktif dalam menemukan kasus atau penderita TB, dengan cara semua orang yang menderita batuk berdahak segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Sehingga dapat segera diperiksa dan bila hasilnya positif terkena TB segera dapat diobati secara gratis apabila di fasilitas pelayanan milik pemerintah, jika sudah diobati maka penderita TB sudah tidak menularkan lagi ke orang lain.
"Dan penderita bisa sembuh, sehingga cara menurunkan kasus TB yaitu dengan menyembuhkan semua kasus TB sehingga mata rantai penularan dapat diputuskan," tambahnya.
Karena TBC merupakan penyakit menular langsung, sehingga harus ditemukan orang yang menderita TBC dan diobati supaya tidak menularkan kepada orang di sekitarnya.
"Data kasus TBC di Kabupaten Lampung Selatan itu, dari tanggal 1 Januari sampai dengan 15 Juni 2023 sebanyak 823 kasus," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Basuki Didik Setiawan, saat dihubungi di Lampung Selatan, Minggu.
Dengan tingginya kasus TBC, pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada terhadap penularan penyakit itu mengingat masih tingginya kasus tersebut.
"Oleh karena itu kami mengimbau kepada masyarakat Lampung Selatan untuk selalu waspada terhadap penyakit TBC, karena masih tingginya kasus tersebut," kata dia.
Ia mengatakan, perlu peran semua masyarakat, instansi, dan organisasi yang peduli dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit TBC yang merupakan penyakit menular.
"Jadi dengan itu, untuk penanggulangan dan mencegah secara dini, butuh dukungan semua lapisan, baik organisasi Inisiatif Lampung Sehat (ILS), Koalisi Organisasi Profesi Indonesia Tuberkulosis Lampung Selatan, rumah sakit swasta dan klinik, serta RSUD Bob Bazar Kalianda," katanya.
Dia mengatakan kasus Tuberkulosis itu cara penularan nya hampir sama dengan COVID-19, yakni dengan cara melalui percikan dahak.
"Penderita TBC yang mengandung kuman TB, lalu menyebar ke udara, dan dihirup oleh orang-orang sekitar yang sehat, jika manusia sekitar yang imunitas atau daya tahan tubuhnya sedang menurun, tentunya sangat berisiko tinggi untuk tertular dan menjadi kasus TBC," ujar dia.
Didik meminta masyarakat yang mempunyai gejala TBC, seperti batuk berdahak dua minggu atau lebih itu sebagai gejala utama segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Karena itu, ia mengharapkan masyarakat ikut aktif dalam menemukan kasus atau penderita TB, dengan cara semua orang yang menderita batuk berdahak segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Sehingga dapat segera diperiksa dan bila hasilnya positif terkena TB segera dapat diobati secara gratis apabila di fasilitas pelayanan milik pemerintah, jika sudah diobati maka penderita TB sudah tidak menularkan lagi ke orang lain.
"Dan penderita bisa sembuh, sehingga cara menurunkan kasus TB yaitu dengan menyembuhkan semua kasus TB sehingga mata rantai penularan dapat diputuskan," tambahnya.
Karena TBC merupakan penyakit menular langsung, sehingga harus ditemukan orang yang menderita TBC dan diobati supaya tidak menularkan kepada orang di sekitarnya.