Palembang, Sumatera Selatan (ANTARA) - Penyelenggaraan Parade Budaya Nusantara semakin menyemarakkan perayaan Hari Ulang Tahun ke-77 Provinsi Sumatera Selatan (1946-2023).
Sekitar 900 peserta dari berbagai usia dan profesi mengikuti parade itu dengan berjalan kaki sejauh 3,5 kilometer dari Istana Gubernur Griya Agung ke Gedung DPRD Sumatera Selatan di Palembang, Minggu.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru saat membuka acara di Griya Agung Palembang, mengatakan meski baru pertama kali diselenggarakan parade tersebut mendapat sambutan positif dari masyarakat, dilihat dari jumlah peserta.
Ratusan orang itu mengenakan pakaian adat Nusantara, seperti kain songket, telok belanggo, tanjak khas Melayu Sumatra. Selain itu, pakaian khas kesenian Reog Ponorogo dan Kuda Lumping.
Ia berharap, penyelenggaraan parade yang diinisiasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan ini tidak sebatas seremonial merayakan hari ulang tahun daerah setempat yang jatuh pada Senin (15/5).
Namun, menurut dia, parade ini juga dapat pendorong masyarakat untuk senantiasa menjaga dan melestarikan kebudayaan asli Nusantara yang beragam, termasuk di daerah setempat, hal itu terutama generasi muda karena mereka yang akan meneruskan misi pelestarian kebudayaan peninggalan masyarakat terdahulu.
Ia mengatakan kebudayaan Nusantara umumnya direfleksikan ke dalam bentuk pakaian, tari-tarian, hingga kriya ukiran yang mewakili kekhasan atau kisah yang berkembang dari setiap daerah di Indonesia.
"Atas tujuan itulah kita kumpulkan budaya-budaya itu dalam parade ini. Lihat walau meski berpeluh keringat berjalan jalan kaki semua peserta gembira semarak HUT ke-77 Sumatera Selatan," kata dia.
Ia berharap, Sumatera Selatan dapat terus mengalami kemajuan pembangunan secara ekonomi namun tanpa meninggalkan adat istiadat kebudayaan yang melekat pada masyarakatnya.
Sekitar 900 peserta dari berbagai usia dan profesi mengikuti parade itu dengan berjalan kaki sejauh 3,5 kilometer dari Istana Gubernur Griya Agung ke Gedung DPRD Sumatera Selatan di Palembang, Minggu.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru saat membuka acara di Griya Agung Palembang, mengatakan meski baru pertama kali diselenggarakan parade tersebut mendapat sambutan positif dari masyarakat, dilihat dari jumlah peserta.
Ratusan orang itu mengenakan pakaian adat Nusantara, seperti kain songket, telok belanggo, tanjak khas Melayu Sumatra. Selain itu, pakaian khas kesenian Reog Ponorogo dan Kuda Lumping.
Ia berharap, penyelenggaraan parade yang diinisiasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan ini tidak sebatas seremonial merayakan hari ulang tahun daerah setempat yang jatuh pada Senin (15/5).
Namun, menurut dia, parade ini juga dapat pendorong masyarakat untuk senantiasa menjaga dan melestarikan kebudayaan asli Nusantara yang beragam, termasuk di daerah setempat, hal itu terutama generasi muda karena mereka yang akan meneruskan misi pelestarian kebudayaan peninggalan masyarakat terdahulu.
Ia mengatakan kebudayaan Nusantara umumnya direfleksikan ke dalam bentuk pakaian, tari-tarian, hingga kriya ukiran yang mewakili kekhasan atau kisah yang berkembang dari setiap daerah di Indonesia.
"Atas tujuan itulah kita kumpulkan budaya-budaya itu dalam parade ini. Lihat walau meski berpeluh keringat berjalan jalan kaki semua peserta gembira semarak HUT ke-77 Sumatera Selatan," kata dia.
Ia berharap, Sumatera Selatan dapat terus mengalami kemajuan pembangunan secara ekonomi namun tanpa meninggalkan adat istiadat kebudayaan yang melekat pada masyarakatnya.