Bandarlampung (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung mengajak masyarakat di daerah itu ikut serta menjaga keberadaan seismograf di beberapa lokasi agar tetap bisa berfungsi secara optimal.

"Terkait alat pendeteksi gempa bumi di Lampung total ada 18 unit yang diletakkan di beberapa lokasi," ujar Kepala BMKG Lampung Kukuh Ribudiyanto saat dihubungi dari Bandarlampung, Selasa.

Ia mengatakan 18 unit seismograf yang diletakkan di berbagai lokasi itu, untuk memantau pergerakan lempeng bumi di Lampung.

"Terkait semua peralatan BMKG diharapkan kepada masyarakat dapat menjaganya terutama seismograf. Sebab ada beberapa kejadian alat tersebut terkena vandalisme seperti dicuri baterainya, aki, serta panel solarnya," katanya.

Ia menjelaskan bila seismograf tersebut ada beberapa bagian yang dicuri maka akan berpengaruh kepada kinerja alat dalam membuat sistem peringatan dini gempa bumi.

"Diminta untuk masyarakat yang mengetahui keberadaan alat-alat milik BMKG seperti seismograf ataupun akselerograf harus tetap dijaga, sebab kalau ada gempa tidak bisa memberikan data kejadian gempa ke masyarakat bila hilang," ucapnya.

Ia mengatakan keberadaan alat tersebut untuk mendeteksi gempa bumi di daerah setempat, sebab di Lampung saat ini ada beberapa lempeng aktif yaitu di sebelah barat Lampung dan ada patahan di daratan di antaranya Patahan Semangko di sekitar Bukit Barisan, melewati Tanggamus serta beberapa patahan kecil di sebelah timur Patahan Semangko.

"Biasanya seismograf ini akan dititipkan di kelurahan, kecamatan, kantor BPBD ditaruh di tempat seperti bunker. Tahun 2019 ada tambahan enam seismograf harapannya bisa mencukupi, sebab semakin banyak alat akan semakin akurat dan data yang masuk semakin cepat," katanya.

Ia menargetkan informasi mengenai kegempaan akan sampai kepada masyarakat lebih cepat untuk meminimalisasi dampak atas terjadinya bencana alam.

"Jika informasi bisa sampai ke masyarakat dengan cepat dan akurat diharapkan dampak ke masyarakat bisa diminimalisir," ucap dia.

Pewarta : Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor : Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2024