Lampung Barat (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lampung Barat, mencatat sebanyak 13 kali terjadi bencana, terhitung sejak 1 Januari sampai dengan 3 Maret 2023.

Kepala BPBD Lampung Barat, Padang Priyo Utomo mengatakan, bencana alam yang sering terjadi di Kabupaten Lampung Barat tersebut yakni banjir dan tanah longsor.

"Dua bulan terakhir memang beberapa kali terjadi bencana alam, baik sekala kecil hingga sedang dan upaya cepat tanggap sudah kita lakukan," kata Padang, saat dikonfirmasi, di Lampung Barat, Rabu

Dia menjabarkan, dari 13 bencana alam yang terjadi itu rinciannya adalah, tanah longsor tiga kasus, banjir satu kasus, cuaca ekstrem enam kasus, dan bencana alam non alam sebanyak tiga kasus.

Menurutnya, kejadian bencana cuaca ekstrem yang menjadi bencana paling sering terjadi yakni sebanyak enam kasus.

Dia mengatakan, dalam menanggulangi bencana alam yang terjadi, pihaknya telah menyiapkan unit taktis di masing-masing Kecamatan baik dari Pusdalops, tim reaksi cepat (TRC), tim SAR dan Satgas-satgas yang ada di masing-masing Pekon (Desa) hingga kecamatan.

"Untuk menghadapi tahun 2023 ini kan cuaca tidak bisa kita prediksi, tetapi dalam melakukan antisipasi kita melihat dari perkiraan cuaca yang dirilis secara resmi oleh BMKG, karena dari awal tahun kemarin Januari, Februari hingga Maret ini Provinsi Lampung dihantam cuaca ekstrem," kata dia.

Selanjutnya dia mengatakan, terdapat sejumlah wilayah di Lampung Barat yang rawan terjadi bencana alam tanah longsor.

"Seperti di Pekon Kubu Perahu Kecamatan Balik Bukit, kemudian Kecamatan Sukau perbatasan dengan Oku Selatan, Kecamatan Belalau, Kecamatan Batu Ketulis dan Kecamatan Sekincau," ujar dia.

Kelima Kecamatan tersebut menjadi lokasi rawan terjadinya bencana karena intensitas hujan yang cukup tinggi dan juga dikelilingi wilayah perbukitan di masing-masing sisi jalan yang melewati wilayah tersebut.

Maka dari itu, dirinya mengimbau agar masyarakat tetap waspada, terutama ketika beraktivitas di luar, serta tetap mengikuti informasi dari sumber informasi kebencanaan resmi atau BMKG.

Pewarta : Riadi Gunawan
Editor : Agus Wira Sukarta
Copyright © ANTARA 2024