Bandarlampung (ANTARA) - Lembaga pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Bandarlampung memyiapkan sebanyak dua dokter dan tiga perawat di Klinik Passai Lapas setempat.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Bandarlampung, Maizar di Bandarlampung, Selasa mengatakan, lima tenaga kesehatan tersebut bertujuan untuk mengantisipasi adanya warga binaan yang dalam keadaan sakit untuk berobat.
"Selagi masih bisa kami tangani maka ada tim dokter dan perawat. Langkah ini awal mengantisipasi warga binaan yang sakit. Namun jika ada yang sakitnya parah, tetap akan kami bawa berobat di luar klinik kami," katanya.
Dia melanjutkan, meskipun sudah ada lima tenaga kesehatan yang ditempatkan di klinik tersebut, namun dirinya bersama petugas lain tetap melakukan pola kejar bola dengan cara mendatangi blok hunian warga binaan untuk menanyakan keluhan yang mereka alami selama berada dalam Lapas.
"Saya perintahkan juga petugas tidak berdiam diri, tapi kejar bola melalui "salam sehat" tanyakan keluhan mereka. Kami juga siapkan sarapan bagi warga binaan yang ingin berobat namun belum sarapan," kata dia.
Kepala Pengamanan Lapas Kelas I Bandarlampung, Wahyudi menambahkan, klinik kesehatan tersebut dibuka dalam waktu seminggu tiga kali. Warga binaan yang merasakan keluhan dapat melakukan pengobatan atau pemeriksaan kesehatan setiap Senin, Rabu, dan Jumat.
Warga binaan yang ingin melakukan pengobatan atau pemeriksaan kesehatan tetap dilakukan pengawalan dengan ketat. Hal tersebut bertujuan agar tidak dijadikan alasan atau dimanfaatkan setiap warga binaan untuk melakukan hal-hal yang dapat mengganggu Keamanan dan Ketertiban (Kamtib) di dalam Lapas.
"Tetap petugas akan mengawal mereka. Kita juga khawatir mereka memanfaatkan ini untuk hal-hal yang tidak kita inginkan, karena itu dengan jemput bola melalui "salam sehat" kita juga bisa mengetahui mana yang benar-benar sedang sakit dan tidak nya," katanya.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Bandarlampung, Maizar di Bandarlampung, Selasa mengatakan, lima tenaga kesehatan tersebut bertujuan untuk mengantisipasi adanya warga binaan yang dalam keadaan sakit untuk berobat.
"Selagi masih bisa kami tangani maka ada tim dokter dan perawat. Langkah ini awal mengantisipasi warga binaan yang sakit. Namun jika ada yang sakitnya parah, tetap akan kami bawa berobat di luar klinik kami," katanya.
Dia melanjutkan, meskipun sudah ada lima tenaga kesehatan yang ditempatkan di klinik tersebut, namun dirinya bersama petugas lain tetap melakukan pola kejar bola dengan cara mendatangi blok hunian warga binaan untuk menanyakan keluhan yang mereka alami selama berada dalam Lapas.
"Saya perintahkan juga petugas tidak berdiam diri, tapi kejar bola melalui "salam sehat" tanyakan keluhan mereka. Kami juga siapkan sarapan bagi warga binaan yang ingin berobat namun belum sarapan," kata dia.
Kepala Pengamanan Lapas Kelas I Bandarlampung, Wahyudi menambahkan, klinik kesehatan tersebut dibuka dalam waktu seminggu tiga kali. Warga binaan yang merasakan keluhan dapat melakukan pengobatan atau pemeriksaan kesehatan setiap Senin, Rabu, dan Jumat.
Warga binaan yang ingin melakukan pengobatan atau pemeriksaan kesehatan tetap dilakukan pengawalan dengan ketat. Hal tersebut bertujuan agar tidak dijadikan alasan atau dimanfaatkan setiap warga binaan untuk melakukan hal-hal yang dapat mengganggu Keamanan dan Ketertiban (Kamtib) di dalam Lapas.
"Tetap petugas akan mengawal mereka. Kita juga khawatir mereka memanfaatkan ini untuk hal-hal yang tidak kita inginkan, karena itu dengan jemput bola melalui "salam sehat" kita juga bisa mengetahui mana yang benar-benar sedang sakit dan tidak nya," katanya.