Jakarta (ANTARA) - Kendaraan udara otonom EHang 216 pada Minggu melakukan uji coba terbang (demo flight) dengan menempuh dua rute dan mengangkut boneka manusia atau maneken di acara Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2022, lapangan parkir Hall B3 JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Executive Chairman Prestige Aviation Rudy Salim mengatakan uji coba dengan rute tersebut dilakukan untuk pertama kalinya di Jakarta. Sebelumnya, uji coba terbang EHang 216 di Jakarta hanya melayang ke atas dan turun ke landasan di satu titik (hovering).
“Kali ini kami melakukan dua operasi. Yang pertama adalah penerbangan dari titik A ke titik B yang ada di sini (lapangan parkir). Penerbangan kedua dari titik B (kemudian mengudara dengan rute) dan kembali ke titik B. Jadi ini berbeda dengan demo terbang yang biasanya baru hovering,” kata Rudy di Jakarta, Minggu.
Selain itu, uji coba ini telah menggunakan boneka dengan besar dan bobot menyerupai manusia sehingga menurut Rudy hal tersebut sudah merefleksikan unit EHang 216 yang dapat mengangkut manusia.
Menurutnya, hingga saat ini pihaknya belum bisa melakukan uji coba EHang 216 dengan penumpang manusia mengingat masih menunggu proses izin untuk bisa resmi terbang di Indonesia.
“Semoga ke depannya (uji coba dengan maneken) bisa menjadi refleksi bahwa EHang 216 sudah siap terbang dengan membawa manusia,” kata Rudy.
Taksi terbang EHang 216 saat mengudara di atas lapangan parkir Hall B3 JIExpo Kemayoran, Jakarta, dalam acara Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2022, Minggu (31/07/2022). (ANTARA/Rizka Khaerunnisa)
Taksi terbang EHang 216 mampu terbang dengan ketinggian mencapai 300 meter. Didukung oleh teknologi listrik dan daya baterai, EHang 216 dapat menempuh jarak sejauh 35 kilometer selama 21 menit. Taksi ini mampu mengangkut dua orang maupun barang dengan bobot hingga 240 kilogram.
Menurut Rudy, taksi terbang EHang 216 dapat dikatakan sebagai transportasi urban masa depan yang dapat digunakan secara massal karena harga yang relatif murah. Sekali pengisian daya listrik, kata Rudy, lebih murah jika dibandingkan kendaraan udara konvensional lain seperti helikopter dengan jarak dan waktu tempuh yang serupa.
“Tujuannya (EHang 216) untuk transportasi massal. Kami harapkan para pengguna nanti menggunakan aplikasi bayar atau payment gateway, harganya hanya puluhan ribu atau ratusan ribu bisa terbang. Jadi (individu atau masyarakat) tidak harus beli (unit),” terangnya.
Selain relatif murah, Rudy mengatakan EHang 216 juga mudah dan aman saat dioperasikan. Taksi terbang ini dikendalikan dari jarak jauh atau dari ground control room dan tak memerlukan pilot di dalamnya.
Sementara itu, Vice President of EHang Zhejun Tang turut mengapresiasi keberhasilan uji coba terbang unit EHang 216 yang mengedepankan teknologi canggih, praktis, dan ramah lingkungan. Ia berharap uji coba yang dapat mengangkut penumpang akan terlaksana dengan segera.
Tang juga mengatakan pihaknya akan terus melanjutkan kerja sama dengan PT Prestisius Aviasi Indonesia atau Prestige Aviation serta pemerintah Indonesia untuk mendorong pengembangan kegiatan aktivitas di bidang perhubungan serta mencari titik temu atau solusi yang lebih baik lagi.
Executive Chairman Prestige Aviation Rudy Salim mengatakan uji coba dengan rute tersebut dilakukan untuk pertama kalinya di Jakarta. Sebelumnya, uji coba terbang EHang 216 di Jakarta hanya melayang ke atas dan turun ke landasan di satu titik (hovering).
“Kali ini kami melakukan dua operasi. Yang pertama adalah penerbangan dari titik A ke titik B yang ada di sini (lapangan parkir). Penerbangan kedua dari titik B (kemudian mengudara dengan rute) dan kembali ke titik B. Jadi ini berbeda dengan demo terbang yang biasanya baru hovering,” kata Rudy di Jakarta, Minggu.
Selain itu, uji coba ini telah menggunakan boneka dengan besar dan bobot menyerupai manusia sehingga menurut Rudy hal tersebut sudah merefleksikan unit EHang 216 yang dapat mengangkut manusia.
Menurutnya, hingga saat ini pihaknya belum bisa melakukan uji coba EHang 216 dengan penumpang manusia mengingat masih menunggu proses izin untuk bisa resmi terbang di Indonesia.
“Semoga ke depannya (uji coba dengan maneken) bisa menjadi refleksi bahwa EHang 216 sudah siap terbang dengan membawa manusia,” kata Rudy.
Taksi terbang EHang 216 mampu terbang dengan ketinggian mencapai 300 meter. Didukung oleh teknologi listrik dan daya baterai, EHang 216 dapat menempuh jarak sejauh 35 kilometer selama 21 menit. Taksi ini mampu mengangkut dua orang maupun barang dengan bobot hingga 240 kilogram.
Menurut Rudy, taksi terbang EHang 216 dapat dikatakan sebagai transportasi urban masa depan yang dapat digunakan secara massal karena harga yang relatif murah. Sekali pengisian daya listrik, kata Rudy, lebih murah jika dibandingkan kendaraan udara konvensional lain seperti helikopter dengan jarak dan waktu tempuh yang serupa.
“Tujuannya (EHang 216) untuk transportasi massal. Kami harapkan para pengguna nanti menggunakan aplikasi bayar atau payment gateway, harganya hanya puluhan ribu atau ratusan ribu bisa terbang. Jadi (individu atau masyarakat) tidak harus beli (unit),” terangnya.
Selain relatif murah, Rudy mengatakan EHang 216 juga mudah dan aman saat dioperasikan. Taksi terbang ini dikendalikan dari jarak jauh atau dari ground control room dan tak memerlukan pilot di dalamnya.
Sementara itu, Vice President of EHang Zhejun Tang turut mengapresiasi keberhasilan uji coba terbang unit EHang 216 yang mengedepankan teknologi canggih, praktis, dan ramah lingkungan. Ia berharap uji coba yang dapat mengangkut penumpang akan terlaksana dengan segera.
Tang juga mengatakan pihaknya akan terus melanjutkan kerja sama dengan PT Prestisius Aviasi Indonesia atau Prestige Aviation serta pemerintah Indonesia untuk mendorong pengembangan kegiatan aktivitas di bidang perhubungan serta mencari titik temu atau solusi yang lebih baik lagi.