Ankara (ANTARA) - Korea Utara melaporkan 232.000 lebih kasus baru "demam" dan enam kematian terkait selama sehari terakhir dalam dugaan wabah COVID-19.

Data itu dirilis oleh kantor berita milik pemerintah, KCNA, Nabu. Namun sejauh ini, Korea Utara menolak untuk mengaitkan peningkatan kasus dengan gejala seperti virus corona dengan pandemi.

Jumlah keseluruhan kasus mencapai 1,17 juta dan kematian berjumlah 62 sejak kasus pertama dilaporkan pada April.

Hingga kini lebih dari satu juta orang sudah dinyatakan sembuh dan sekitar 691.170 masih dirawat.

Pemerintah meminta apotek untuk tetap buka 24 jam setiap harinya. Militer dikerahkan untuk membantu pengaturan pasokan medis.

Pada Selasa (17/5), pemimpin Korut Kim Jong Un saat berpidato pada pertemuan Politbiro Komite Sentral Partai Buruh Korea (WPK) mengkritik para pejabat lantaran tidak mengambil langkah nyata yang tepat untuk mencegah wabah virus.

"Sikap pejabat-pejabat tinggi negara yang tidak positif, lamban, dan tanpa aksi sepenuhnya membongkar titik-titik rentan dan kekosongan usaha kita dan walhasil semakin menambah kesulitan dan kesusahan pada masa awal aksi pencegahan epidemi di mana waktu adalah kehidupan," kata KCNA mengutip Kim.

Korut merupakan salah satu negara yang tidak melaporkan kasus apa pun sejak pandemi COVID-19 mulai muncul lebih dari dua tahun silam.

Strategi pencegahan COVID Korut mengandalkan penutupan perbatasan total sejak Januari 2020.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak memiliki catatan vaksinasi COVID-19 di negara berpenduduk lebih dari 25 juta jiwa tersebut.

Pyongyang beberapa kali menolak tawaran pasokan vaksin dari masyarakat internasional.

Sumber: Anadolu
 

Pewarta : Asri Mayang Sari
Editor : Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024