Jakarta (ANTARA) - Kementerian BUMN mengungkapkan investasi Telkomsel di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk atau GoTo merupakan bisnis jangka panjang, bukan trading saham.
"Telkomsel menanamkan investasi di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk , bukan trading. Yang namanya investasi ada bisnis di sana.Jadi biasanya orang kalau investasi ada dua keuntungan yang dicari, pertama lewat bisnisnya dan kedua lewat harga sahamnya. Sementara Telkomsel ini bisnis jangka panjang atau long term, bukan jangka pendek," ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di Jakarta, Selasa.
Menurut Arya, saham naik turun merupakan hal biasa dan wajar, yang terpenting Telkomsel itu punya bisnis di sana. Lihat saja potensinya ada 2,5 juta driver gojek itu dikonversi jadi pelanggannya Telkomsel.
"Belum lagi kita pakai Go Shop, belum lagi ada advertising dan sebagainya, itu ada 11 komponen bisnis antara Telkomsel dengan Gojek, totalnya diperkirakan sekitar, bisnis yang sudah berjalan itu 370 juta dolar, itu hampir Rp5 triliun lebih, itu bisnis Telkomsel di sana, ini informasi yang kami dapat," katanya.
"Jadi ini bisnis panjang, bukan bisnis pendek. Bedakan dengan Jiwasraya, Jiwasraya ketika dia masuk beli saham, dia itu tidak masuk bisnisnya, dia hanya nunggu investasi saham naik-turun," tambah Arya.
Dia juga melanjutkan bahwa Telkomsel itu pemilik sahamnya tidak hanya Telkom, tapi juga Singtel, tidak mungkin Singtel gegabah untuk masuk ke sana. Kemudian, pemilik Goto ini banyak yang kuat, google juga di sana, ada softbank dan sebagainya.
"Telkomsel ada bisnis di sana, kecuali dia trading saham. Ini bukan short term, ini long term, investasi jangka panjang dia, ini bisnis jangka panjang oleh Telkomsel," kata Arya Sinulingga.
Sebelumnya Telkom Group menilai dinamika harga saham merupakan hal yang lazim terjadi merespon harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk yang terkoreksi cukup dalam belakangan ini.
Senior Vice President, Corporate Communication & Investor Relation Telkom Ahmad Reza mengatakan, harga saham bisa turun dalam namun bisa juga melonjak cukup tinggi, sesuai dengan kondisi pasar baik itu global maupun regional. Naiknya turunnya harga saham dipercaya akan membuat potensi capital gain ataupun capital lost.
Reza menegaskan, ketika Telkom Group mengambil keputusan untuk berinvestasi di suatu perusahaan, tidak semata-mata hanya mempertimbangkan aspek untung rugi semata, tetapi juga mempertimbangkan aspek yang lebih besar luas lagi, seperti sinergi dalam upaya membangun ekosistem digital nasional yang lebih besar, salah satunya melalui investasi Telkom Group di GoTo.
Dengan investasi Telkom Group di GoTo, diyakini akan menciptakan kolaborasi dan sinergi yang sangat bagus seperti menghadirkan program khusus untuk Mitra Gojek serta easy onboarding merchant Mitra Gojek menjadi reseller Telkomsel, akses mudah untuk reseller melalui GoShop, dan fitur keamanan seperti number masking.
Merger Gojek-Tokopedia diharapkan semakin memperkuat investasi Telkomsel di Gojek untuk menjadi solusi digital yang lengkap dengan nilai sinergi value yang cukup tinggi.
"Telkomsel menanamkan investasi di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk , bukan trading. Yang namanya investasi ada bisnis di sana.Jadi biasanya orang kalau investasi ada dua keuntungan yang dicari, pertama lewat bisnisnya dan kedua lewat harga sahamnya. Sementara Telkomsel ini bisnis jangka panjang atau long term, bukan jangka pendek," ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di Jakarta, Selasa.
Menurut Arya, saham naik turun merupakan hal biasa dan wajar, yang terpenting Telkomsel itu punya bisnis di sana. Lihat saja potensinya ada 2,5 juta driver gojek itu dikonversi jadi pelanggannya Telkomsel.
"Belum lagi kita pakai Go Shop, belum lagi ada advertising dan sebagainya, itu ada 11 komponen bisnis antara Telkomsel dengan Gojek, totalnya diperkirakan sekitar, bisnis yang sudah berjalan itu 370 juta dolar, itu hampir Rp5 triliun lebih, itu bisnis Telkomsel di sana, ini informasi yang kami dapat," katanya.
"Jadi ini bisnis panjang, bukan bisnis pendek. Bedakan dengan Jiwasraya, Jiwasraya ketika dia masuk beli saham, dia itu tidak masuk bisnisnya, dia hanya nunggu investasi saham naik-turun," tambah Arya.
Dia juga melanjutkan bahwa Telkomsel itu pemilik sahamnya tidak hanya Telkom, tapi juga Singtel, tidak mungkin Singtel gegabah untuk masuk ke sana. Kemudian, pemilik Goto ini banyak yang kuat, google juga di sana, ada softbank dan sebagainya.
"Telkomsel ada bisnis di sana, kecuali dia trading saham. Ini bukan short term, ini long term, investasi jangka panjang dia, ini bisnis jangka panjang oleh Telkomsel," kata Arya Sinulingga.
Sebelumnya Telkom Group menilai dinamika harga saham merupakan hal yang lazim terjadi merespon harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk yang terkoreksi cukup dalam belakangan ini.
Senior Vice President, Corporate Communication & Investor Relation Telkom Ahmad Reza mengatakan, harga saham bisa turun dalam namun bisa juga melonjak cukup tinggi, sesuai dengan kondisi pasar baik itu global maupun regional. Naiknya turunnya harga saham dipercaya akan membuat potensi capital gain ataupun capital lost.
Reza menegaskan, ketika Telkom Group mengambil keputusan untuk berinvestasi di suatu perusahaan, tidak semata-mata hanya mempertimbangkan aspek untung rugi semata, tetapi juga mempertimbangkan aspek yang lebih besar luas lagi, seperti sinergi dalam upaya membangun ekosistem digital nasional yang lebih besar, salah satunya melalui investasi Telkom Group di GoTo.
Dengan investasi Telkom Group di GoTo, diyakini akan menciptakan kolaborasi dan sinergi yang sangat bagus seperti menghadirkan program khusus untuk Mitra Gojek serta easy onboarding merchant Mitra Gojek menjadi reseller Telkomsel, akses mudah untuk reseller melalui GoShop, dan fitur keamanan seperti number masking.
Merger Gojek-Tokopedia diharapkan semakin memperkuat investasi Telkomsel di Gojek untuk menjadi solusi digital yang lengkap dengan nilai sinergi value yang cukup tinggi.