Jakarta (ANTARA) -
Pengamat politik Robi Nurhadi menyebutkan bergabungnya kembali pedangdut legendaris Rhoma Irama ke Partai Golkar menjadi bukti bahwa Airlangga Hartarto sebagai pemimpin pemersatu.
“Ini menandai prestasi Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai pemimpin pemersatu”, ujarnya, di Jakarta, Selasa
Menurut dia, Ramadhan 1443 H menjadi berkah Partai Golkar dengan kembalinya Rhoma Irama ke partai ini. Menurutnya, tidak mudah bagi seorang tokoh publik, masuk partai atau kembali ke partai.
"Selama Airlangga Hartarto, beberapa tokoh publik yang berpotensi sebagai pendulang suara besar kembali ke Golkar. Sebelum Rhoma Irama, ada Yuddy Chrisnandi yang pernah menjadi Menpan RB dan Dubes RI untuk Ukraina. Belum lagi tokoh-tokoh lainnya di daerah-daerah se-Indonesia," katanya.
Robi menjelaskan bahwa fenomena "Turn Back To Golkar" ini bisa mendekatkan profil kepemimpinan Airlangga Hartarto dengan Akbar Tandjung yang mampu mempertahankan Golkar di tengah tekanan politik yang hampir meruntuhkan Golkar pada awal Reformasi dulu. Moto "Bersatu untuk Maju" begitu populer di masa Akbar Tandjung.
“Kalau kembalinya Rhoma Irama diikuti tokoh-tokoh lainnya, maka era kepemimpinan Airlangga Hartarto bisa dikenal dengan " Turn Back To Golkar Era" dengan makna dua, yaitu kembalinya tokoh-tokoh politik yang matang dan kembalinya Golkar sebagai pemenang pemilu," kata dia.
Robi menilai potensi kembali ke partai Golkar tersebut besar karena publik sudah bisa menilai kapasitas partai yang ada sekarang, baik partai pemenang utama, partai papan tengah, maupun profil partai oposisi.
Sebagaimana diketahui Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengonfirmasikan bahwa Rhoma Irama telah kembali ke Partai Golkar.
“Senior kita, Kiai Haji Rhoma Irama adalah kader Golkar. Sempat hijrah ke sana ke mari sebelum akhirnya kembali ke Partai Golkar," kata Airlangga.