Jakarta (ANTARA) - Petenis nomor satu dunia Ashleigh Barty mengejutkan dunia tenis, Rabu, dengan mengumumkan pengunduran dirinya dari olahraga yang telah membesarkan namanya.
"Hari ini sulit dan penuh dengan emosi bagi saya ketika saya mengumumkan pengunduran diri saya dari tenis," kata Barty dalam keterangan unggahan video di akun Instagram-nya.
Mengenakan kaos lengan pajang warna navy sambil membuat dirinya nyaman dengan duduk di sofa berlengan, petenis asal Australia itu berbicara pada mantan petenis profesional Casey Dellacqua perihal dirinya yang gantung raket.
Barty mengatakan telah memikirkan keputusan tersebut berulang kali.
"Sulit untuk mengatakannya tetapi saya sangat senang dan saya sangat siap. Dan, yang saya tahu saat ini di hati saya untuk saya sebagai pribadi, ini benar," ujar Barty dengan suaranya yang agak sumbang dan sendat menahan air mata.
"Saya sangat berterima kasih atas semua yang telah diberikan tenis kepada saya. Tenis memberi saya semua impian saya, tetapi saya tahu bahwa inilah saatnya bagi saya untuk melangkah pergi dan mengejar impian lain. Dan ya, dan untuk meletakkan raket."
Baca juga: Ashleigh Barty pensiun dari tenis
Pemegang peringkat pertama WTA selama 119 pekan itu mengaku memiliki banyak momen yang luar biasa dalam karier, termasuk menjuarai tiga gelar Grand Slam, yakni French Open 2019, Wimbledon 2021 dan Australian Open 2022.
"Dan, Wimbledon tahun lalu banyak berubah bagi saya sebagai pribadi dan bagi saya sebagai atlet ketika Anda bekerja sangat keras sepanjang hidup Anda," kata Barty.
Memenangi Wimbledon, Barty melanjutkan, merupakan satu-satunya mimpi yang dia inginkan di tenis. Namun, setelah meraih kemenangan pada turnamen major tersebut, perspektifnya berubah.
Sejak saat itu, dia mengaku berbicara cukup banyak dengan timnya mengenai keinginannya untuk berhenti dari dunia tenis.
"Ada sedikit bagian dari diri saya yang tidak cukup puas tidak cukup terpenuhi. Dan, kemudian datanglah tantangan Australian Open dan saya pikir itu bagi saya terasa seperti cara yang paling sempurna. Cara sempurna saya untuk merayakan perjalanan yang luar biasa dalam karier tenis saya," ujar Barty.
"Sebagai pribadi, inilah yang saya inginkan. Ini yang saya ingin Saya ingin mengejar beberapa mimpi lain yang selalu ingin saya lakukan dan selalu memiliki keseimbangan yang benar-benar sehat tetapi saya benar-benar sangat bersemangat."
Menurut Barty, ada perubahan perspektif dalam dirinya di fase kedua kariernya, bahwa kebahagiaan baginya tidak tergantung pada hasil, dan kesuksesan baginya adalah mengetahui bahwa dia telah memberikan segalanya yang dia bisa.
"Saya tidak memiliki dorongan fisik, keinginan emosional dan segala sesuatu yang diperlukan untuk menantang diri sendiri di level paling atas lagi, dan saya pikir saya hanya tahu bahwa saya benar-benar lelah," kata Barty.
"Saya hanya tahu secara fisik saya tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan dan itu bagi saya adalah kesuksesan. Saya telah memberikan semua yang saya bisa untuk olahraga yang indah ini."
"Dan bagi saya itu adalah kesuksesan saya dan saya tahu bahwa orang mungkin tidak memahaminya dan tidak apa-apa. Saya baik-baik saja dengan itu. Karena saya tahu itu untuk saya."
Barty, yang bertunangan dengan sang kekasih mantan pemain golf Garry Kissick pada penghujung tahun lalu, juga menyingung soal tur dunia yang harus dijalani sebagai petenis profesional.
"Orang yang memiliki begitu banyak mimpi yang ingin dia kejar itu tidak harus melibatkan perjalanan dunia, jauh dari keluarga saya, berada jauh dari rumah saya, di situlah saya selalu ingin berada di situlah saya telah dibesarkan," kata Barty
"Dan, saya tidak akan pernah berhenti mencintai tenis. Tenis akan selalu menjadi bagian besar dalam hidup saya. Tapi sekarang saya pikir penting bagi saya untuk menikmati fase hidup saya selanjutnya sebagai seorang Ash, bukan Ash sebagai seorang atlet," ujar Barty, yang tak kuasa menahan air mata di ujung pengumuman dirinya mundur dari dunia tenis.
"Hari ini sulit dan penuh dengan emosi bagi saya ketika saya mengumumkan pengunduran diri saya dari tenis," kata Barty dalam keterangan unggahan video di akun Instagram-nya.
Mengenakan kaos lengan pajang warna navy sambil membuat dirinya nyaman dengan duduk di sofa berlengan, petenis asal Australia itu berbicara pada mantan petenis profesional Casey Dellacqua perihal dirinya yang gantung raket.
Barty mengatakan telah memikirkan keputusan tersebut berulang kali.
"Sulit untuk mengatakannya tetapi saya sangat senang dan saya sangat siap. Dan, yang saya tahu saat ini di hati saya untuk saya sebagai pribadi, ini benar," ujar Barty dengan suaranya yang agak sumbang dan sendat menahan air mata.
"Saya sangat berterima kasih atas semua yang telah diberikan tenis kepada saya. Tenis memberi saya semua impian saya, tetapi saya tahu bahwa inilah saatnya bagi saya untuk melangkah pergi dan mengejar impian lain. Dan ya, dan untuk meletakkan raket."
Baca juga: Ashleigh Barty pensiun dari tenis
Pemegang peringkat pertama WTA selama 119 pekan itu mengaku memiliki banyak momen yang luar biasa dalam karier, termasuk menjuarai tiga gelar Grand Slam, yakni French Open 2019, Wimbledon 2021 dan Australian Open 2022.
"Dan, Wimbledon tahun lalu banyak berubah bagi saya sebagai pribadi dan bagi saya sebagai atlet ketika Anda bekerja sangat keras sepanjang hidup Anda," kata Barty.
Memenangi Wimbledon, Barty melanjutkan, merupakan satu-satunya mimpi yang dia inginkan di tenis. Namun, setelah meraih kemenangan pada turnamen major tersebut, perspektifnya berubah.
Sejak saat itu, dia mengaku berbicara cukup banyak dengan timnya mengenai keinginannya untuk berhenti dari dunia tenis.
"Ada sedikit bagian dari diri saya yang tidak cukup puas tidak cukup terpenuhi. Dan, kemudian datanglah tantangan Australian Open dan saya pikir itu bagi saya terasa seperti cara yang paling sempurna. Cara sempurna saya untuk merayakan perjalanan yang luar biasa dalam karier tenis saya," ujar Barty.
"Sebagai pribadi, inilah yang saya inginkan. Ini yang saya ingin Saya ingin mengejar beberapa mimpi lain yang selalu ingin saya lakukan dan selalu memiliki keseimbangan yang benar-benar sehat tetapi saya benar-benar sangat bersemangat."
Menurut Barty, ada perubahan perspektif dalam dirinya di fase kedua kariernya, bahwa kebahagiaan baginya tidak tergantung pada hasil, dan kesuksesan baginya adalah mengetahui bahwa dia telah memberikan segalanya yang dia bisa.
"Saya tidak memiliki dorongan fisik, keinginan emosional dan segala sesuatu yang diperlukan untuk menantang diri sendiri di level paling atas lagi, dan saya pikir saya hanya tahu bahwa saya benar-benar lelah," kata Barty.
"Saya hanya tahu secara fisik saya tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan dan itu bagi saya adalah kesuksesan. Saya telah memberikan semua yang saya bisa untuk olahraga yang indah ini."
"Dan bagi saya itu adalah kesuksesan saya dan saya tahu bahwa orang mungkin tidak memahaminya dan tidak apa-apa. Saya baik-baik saja dengan itu. Karena saya tahu itu untuk saya."
Barty, yang bertunangan dengan sang kekasih mantan pemain golf Garry Kissick pada penghujung tahun lalu, juga menyingung soal tur dunia yang harus dijalani sebagai petenis profesional.
"Orang yang memiliki begitu banyak mimpi yang ingin dia kejar itu tidak harus melibatkan perjalanan dunia, jauh dari keluarga saya, berada jauh dari rumah saya, di situlah saya selalu ingin berada di situlah saya telah dibesarkan," kata Barty
"Dan, saya tidak akan pernah berhenti mencintai tenis. Tenis akan selalu menjadi bagian besar dalam hidup saya. Tapi sekarang saya pikir penting bagi saya untuk menikmati fase hidup saya selanjutnya sebagai seorang Ash, bukan Ash sebagai seorang atlet," ujar Barty, yang tak kuasa menahan air mata di ujung pengumuman dirinya mundur dari dunia tenis.