Beijing (ANTARA) - Tenaga medis dari Provinsi Guangdong, China, dikerahkan ke Hong Kong untuk membantu pemerintah kota setempat menggelar tes PCR secara massal, seiring dengan peningkatan kasus positif COVID-19.
Kepala Sekretariat Wilayah Administratif Khusus Hong Kong John Lee memimpin delegasi menuju Kota Shenzhen, Provinsi Guangdong, Sabtu, untuk menggelar pertemuan dengan pihak China daratan guna membahas penanganan kasus COVID-19.
Dewan Pemerintahan China untuk Urusan Hong Kong dan Makau sebelumnya menyatakan akan terus mendukung Hong Kong menerapkan kebijakan nol kasus COVID dan membantu wilayah itu dalam mengatasi masa-masa sulit seperti sekarang, juga kebutuhan lainnya.
Otoritas Hong Kong juga telah meminta jutaan peralatan tes PCR kepada China daratan.
Pada hari Jumat (11/2) di Hong Kong terdapat 1.325 kasus positif baru, yang 1.323 di antaranya adalah kasus lokal.
Sejak 31 Desember 2021, ada 5.535 kasus positif yang bermunculan.
China daratan dan Hong Kong telah lama merencanakan pembukaan pintu perbatasan tanpa kewajiban karantina.
Namun, rencana tersebut gagal setelah ditemukan kasus COVID-19 varian Omicron secara global, termasuk di Hong Kong pada akhir tahun lalu.
Kepala Sekretariat Wilayah Administratif Khusus Hong Kong John Lee memimpin delegasi menuju Kota Shenzhen, Provinsi Guangdong, Sabtu, untuk menggelar pertemuan dengan pihak China daratan guna membahas penanganan kasus COVID-19.
Dewan Pemerintahan China untuk Urusan Hong Kong dan Makau sebelumnya menyatakan akan terus mendukung Hong Kong menerapkan kebijakan nol kasus COVID dan membantu wilayah itu dalam mengatasi masa-masa sulit seperti sekarang, juga kebutuhan lainnya.
Otoritas Hong Kong juga telah meminta jutaan peralatan tes PCR kepada China daratan.
Pada hari Jumat (11/2) di Hong Kong terdapat 1.325 kasus positif baru, yang 1.323 di antaranya adalah kasus lokal.
Sejak 31 Desember 2021, ada 5.535 kasus positif yang bermunculan.
China daratan dan Hong Kong telah lama merencanakan pembukaan pintu perbatasan tanpa kewajiban karantina.
Namun, rencana tersebut gagal setelah ditemukan kasus COVID-19 varian Omicron secara global, termasuk di Hong Kong pada akhir tahun lalu.