Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi melaporkan, jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit hingga Jumat (11/2) pukul 17.00 WIB berjumlah 29 persen dari total 86.594 unit tempat tidur yang tersedia dalam skala nasional.

"Tempat tidur isolasi yang terpakai 23.109 unit dari total 24.718 unit. Tempat tidur ICU terpakai 1.609 unit dari total 8.240 unit," kata Siti Nadia Tarmizi melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Nadia mengatakan, program vaksinasi COVID-19 berhasil menekan jumlah pasien dengan gejala berat hingga kritis yang dirawat di rumah sakit. Bahkan sebagian besar pasien yang masuk rumah sakit juga memiliki gejala ringan dan tanpa gejala.

Nadia mengimbau masyarakat yang tidak bergejala dan gejala ringan untuk melakukan isolasi mandiri dan terpadu, pemerintah juga terus meningkatkan testing. Hingga Kamis (10/2), pemerintah sudah melakukan 416.065 spesimen yang dites tiap harinya.

Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Indonesia tambah 40.489, meninggal 100 orang

“Skema mendorong masyarakat yang bergejala ringan atau tanpa gejala untuk isolasi di rumah menjadi strategi pilihan agar pasien yang lebih membutuhkan seperti bergejala berat dan kritis dapat memperoleh perawatan intensif,” ujarnya.

Ia mengatakan, pemerintah terus berupaya menekan angka penularan kasus COVID-19 yang didominasi varian Omicron. Selain mengalokasikan rumah sakit bagi mereka yang lebih membutuhkan layanan intensif, pemerintah juga terus mendorong program vaksinasi nasional.

Hingga 9 Februari 2022, Indonesia telah memiliki lebih dari 500 juta vaksin dan hingga 11 Februari 2022 pukul 12.00 WIB, total 187,9 juta (90,23%) jumlah masyarakat Indonesia telah divaksinasi dosis 1 dan 134,6 juta (64,64%) telah divaksinasi dosis 2.

Nadia mengimbau masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi pemerintah karena vaksinasi telah terbukti secara ilmiah mampu mengurangi risiko terburuk akibat terinfeksi COVID-19.

“Data Kemenkes periode 21 Januari hingga 8 Februari 2022 menunjukkan dari 487 pasien COVID-19 yang meninggal, 66 persen di antaranya belum divaksinasi lengkap," ujarnya.

Nadia menambahkan vaksinasi booster atau dosis penguat juga menjadi hal penting terutama bagi mereka yang lansia untuk meningkatkan imun tubuh.

Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Lampung bertambah 329, meninggal tiga orang

Penelitian terbaru Kemenkes bersama Universitas Padjadjaran dan Universitas Indonesia, kata Nadia, menunjukkan mereka yang sudah mendapatkan vaksin Sinovac dua dosis, pemberian vaksin booster setengah dosis mampu meningkatkan antibodi yang sebanding dengan dosis penuh.

"Jarak waktu terbaik untuk mendapatkan booster COVID-19 adalah minimal enam bulan setelah menerima vaksinasi kedua. Kemudian, apabila apabila seseorang mendapatkan booster di bulan keenam hingga sembilan, maka antibodi yang diproduksi bisa sampai 12,5 – 88,9 kali lipat, tergantung merek vaksin booster yang digunakan," katanya.

Namun Nadia juga mengingatkan vaksinasi bukan satu-satunya cara untuk mampu mengurangi dampak terburuk COVID-19. Pemerintah selalu menghimbau cara terbaik adalah melengkapi vaksinasi bersama protokol kesehatan yang disiplin seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

"Lewat semua cara pencegahan yang bisa dilakukan baik oleh pemerintah dan masyarakat, diharapkan penularan COVID-19 yang didominasi Omicron bisa segera dilalui dan dikendalikan secepatnya," katanya.

Pewarta : Andi Firdaus
Editor : Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2024