Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyampaikan Indonesia menyoroti ketersediaan vaksin di seluruh negara dalam mengatasi pandemi COVID-19 di forum G20 yang akan digelar di Indonesia.
"Jadi pandemi ini mengajarkan kepada kita bahwa penyelesaian masalah pandemi, terutama pandemi setelah ini, harus kita kerjakan bersama-sama. Tidak bisa hanya satu negara aman karena mereka mempunyai cukup vaksin," kata Mendag Lutfi saat menghadiri Inaugurasi Trade, Investment, and Industry Working Group (TWIIG) virtual di Jakarta, Selasa.
Mendag Lutfi memaparkan salah satu permasalahan yang dihadapi misalnya ketika Eropa memiliki lebih dari tiga kali lipat jumlah vaksin yang dibutuhkan di benua biru. Namun salah seorang menteri perdagangan di Afrika, belum mendapatkan vaksin, sehingga menyebabkan pertemuan tingkat menteri di World Trade Organization (WTO) menjadi terhambat.
"Jadi ini menyebabkan tidak bisa kita kerjakan. Jadi, tidak ada gunanya banyak vaksin di Eropa tetapi tidak didistribusikan. Apa yang terjadi terakhir itu malah muncul varian baru karena belum tertanganinya masalah COVID-19, terutama di Benua Afrika. Negara yang least development," ujar Mendag Lutfi.
Untuk itu Mendag mendorong ketersediaan vaksin di semua negara dengan kolaborasi dan kerja sama.
Selain itu Mendag juga menyampaikan bahwa vaksin yang dibuat dari bukan mitra satu negara, maka vaksin tersebut tidak laku di pasaran, yang menyebabkan tidak ada mitigasi bersama.
"Kalau vaksin dari negara yang bukan teman kita, maka vaksinnya tidak laku. Ini juga menyebabkan tidak ada mitigasi bersama yang kita musti bisa selesaikan. Ini sudah menjadi sejarah dan kita tidak boleh ulangi lagi," pungkas Mendag Lutfi.