Antananarivo (ANTARA) - Sedikitnya tiga orang dilaporkan tewas pada Minggu, setelah Topan Batsirai melanda Madagaskar selatan.
Topan itu juga menghancurkan banyak bangunan, memicu banjir, dan menyebabkan listrik padam.
Salah satu kota yang terdampak paling parah adalah Nosy Varika di wilayah pesisir.
Sebagian besar bangunan di sana hancur dan akses ke kota itu dari daerah sekitarnya terputus akibat banjir, kata seorang pejabat.
Batsirai menyapu daratan pada Sabtu malam, menghantam pesisir timur Madagaskar dengan hujan deras dan angin berkecepatan 165 km per jam.
Diperkirakan 150.000 orang terpaksa harus diungsikan.
Kerusakan akibat topan tersebut menambah kehancuran yang disebabkan oleh topan Ana di negara pulau itu dua pekan lalu yang menewaskan 55 orang, dan membuat 130.000 penduduk mengungsi.
Radio Pemerintah Madagaskar melaporkan tiga orang meninggal dunia setelah rumah mereka runtuh di Kota Ambalavao, sekitar 460 km dari ibu kota Antananarivo, ketika topan menghantam wilayah itu.
Sedikitnya 47.800 orang mengungsi, kata kantor penanganan bencana Madagaskar pada Minggu, yang mengaku belum bisa memastikan jumlah korban tewas dalam bencana tersebut.
"Kami hanya melihat kehancuran: pohon tumbang, tiang listrik roboh, atap rusak oleh angin, kota ini benar-benar terendam air," kata Nirina Rahaingosoa, seorang penduduk Fianarantsoa, 420 km dari Antananarivo, kepada Reuters lewat telepon.
Aliran listrik putus di kota itu, karena tiang-tiang listrik roboh oleh angin kencang yang bertiup sepanjang malam hingga Minggu pagi, kata dia.
Willy Raharijaona, Penasihat Teknis Wakil Ketua Senat Madagaskar mengatakan beberapa daerah di bagian tenggara telah terputus dari daerah sekitarnya akibat banjir.
"Kami seperti baru saja dibom. Kota Nosy Varika hampir 95 persen hancur," katanya. "Rumah-rumah yang kokoh kehilangan atap karena tertiup angin. Gubuk-gubuk kayu sebagian besar hancur," ujarnya pula.
Sumber: Reuters
Topan itu juga menghancurkan banyak bangunan, memicu banjir, dan menyebabkan listrik padam.
Salah satu kota yang terdampak paling parah adalah Nosy Varika di wilayah pesisir.
Sebagian besar bangunan di sana hancur dan akses ke kota itu dari daerah sekitarnya terputus akibat banjir, kata seorang pejabat.
Batsirai menyapu daratan pada Sabtu malam, menghantam pesisir timur Madagaskar dengan hujan deras dan angin berkecepatan 165 km per jam.
Diperkirakan 150.000 orang terpaksa harus diungsikan.
Kerusakan akibat topan tersebut menambah kehancuran yang disebabkan oleh topan Ana di negara pulau itu dua pekan lalu yang menewaskan 55 orang, dan membuat 130.000 penduduk mengungsi.
Radio Pemerintah Madagaskar melaporkan tiga orang meninggal dunia setelah rumah mereka runtuh di Kota Ambalavao, sekitar 460 km dari ibu kota Antananarivo, ketika topan menghantam wilayah itu.
Sedikitnya 47.800 orang mengungsi, kata kantor penanganan bencana Madagaskar pada Minggu, yang mengaku belum bisa memastikan jumlah korban tewas dalam bencana tersebut.
"Kami hanya melihat kehancuran: pohon tumbang, tiang listrik roboh, atap rusak oleh angin, kota ini benar-benar terendam air," kata Nirina Rahaingosoa, seorang penduduk Fianarantsoa, 420 km dari Antananarivo, kepada Reuters lewat telepon.
Aliran listrik putus di kota itu, karena tiang-tiang listrik roboh oleh angin kencang yang bertiup sepanjang malam hingga Minggu pagi, kata dia.
Willy Raharijaona, Penasihat Teknis Wakil Ketua Senat Madagaskar mengatakan beberapa daerah di bagian tenggara telah terputus dari daerah sekitarnya akibat banjir.
"Kami seperti baru saja dibom. Kota Nosy Varika hampir 95 persen hancur," katanya. "Rumah-rumah yang kokoh kehilangan atap karena tertiup angin. Gubuk-gubuk kayu sebagian besar hancur," ujarnya pula.
Sumber: Reuters