Lebak (ANTARA) - Sebanyak 88 warga Kabupaten Lebak, Provinsi Banten terserang penyakit demam berdarah dengue ( DBD) sepanjang Januari 2022, namun tidak menimbulkan korban jiwa.
"Semua penderita pasien DBD itu bisa ditangani tenaga medis di puskesmas dan RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, "kata Kepala Seksi Pemberantasan Pencet Penyakit Menular (P3M) Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Rohmat di Lebak, Jumat.
Penyebaran penyakit DBD di Kabupaten Lebak sepanjang Januari 2022 melonjak. Mereka warga yang terserang DBD itu tersebar di sejumlah kecamatan.
Penyebaran endemik DBD akibat buruknya kebersihan lingkungan di masyarakat, sehingga berpotensi berkembangbiaknya populasi nyamuk Aedes Aegepty.
Kebanyakan mereka yang terserang DBD warga yang tinggal di permukiman padat penduduk.
"Kami tidak henti-hentinya menyosialisasikan pencegahan penyakit DBD itu, terlebih curah hujan meningkat," katanya.
Menurut dia, penyebaran DBD itu akibat lingkungan yang tidak bersih sehingga berkembangbiaknya nyamuk pembawa virus DBD.
Masyarakat harus berperan aktif untuk mengoptimalkan budaya gotong royong dengan melaksanakan kegiatan kebersihan lingkungan dan gerakan menguras, menutup dan mengubur 3M) untuk pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Selain itu juga, pemberian abatesasi untuk membunuh jentik-jentik nyamuk DBD. Tindakan pengasapan atau fogging dinilai belum efektif untuk memutus mata rantai penyebaran DBD.
"Saya menilai untuk memutus mata rantai penyebaran DBD itu melalui PSN, karena dapat mematikan jentik-jentik nyamuk dan tidak berkembangbiak," ujarnya menambahkan.
Ia mengatakan, selama ini curah hujan meningkat sehingga dapat menimbulkan genangan-genangan diantaranya di tempat barang-barang bekas, bak mandi, kolam ikan, dan lainnya.
Populasi nyamuk DBD itu berada di air bersih dan tidak menyentuh tanah.
"Populasi nyamuk DBD itu berkembang pada genangan air bersih," ujarnya.