Jakarta (ANTARA) - Ketua Komite Disiplin (Komdis) PSSI Erwin Tobing menyebut ada dugaan terjadinya tindakan suap kepada pemain dan ofisial klub Liga 3 2021 wilayah Jawa Timur.
"Memang ada dugaan dalam pertandingan klub Gestra Paranane FA dengan NZR Sumbersari FC dan Gestra melawan Persema. Saat Gestra melawan NZR Sumbersari FC, Gestra kalah 0-1, sedangkan saat lawan Persema mereka kalah 1-5. Kami mendengar ada deal kepada pemain dan ofisial. Ini informasinya," ujar Erwin, dikutip dari laman PSSI di Jakarta, Kamis.
Menurut Erwin, kasus tersebut tengah diadili oleh Komite Disiplin Asprov PSSI Jawa Timur dan kini memasuki sidang kedua.
Meski begitu, purnawirawan polisi berpangkat akhir Inspektur Jenderal itu memastikan Komdis PSSI tingkat pusat di Jakarta tidak tinggal diam dan terus menjalin komunikasi dengan Asprov PSSI Jawa Timur.
Dia pun menyarankan agar kasus tersebut dibawa ke polisi agar diusut tuntas.
"Karena kasus itu terjadi di Liga 3 Jawa Timur, maka ditangani oleh Asprov PSSI Jawa Timur dan komdisnya. Namun, kami selalu mengontak, mendengar dan memberi arahan apa yang harus dilakukan oleh mereka. Kalau ternyata bisa diketahui, mudah-mudahan terungkap, segera kerja sama dengan Polda untuk diusut tuntas," kata Erwin.
Erwin pun ingin dugaan tindakan kotor tersebut diselesaikan dengan rinci dan memeriksa semua yang terlibat.
Semua mesti diusut, termasuk apakah sudah ada aliran uang atau belum. Jika terbukti, para tersangka dipastikan mendapat hukuman berat.
"Ada uang atau tidak? Yang jelas kalah sesuai dengan permintaan. Ini dihubungi. Makanya ada laporan dari pihak manajemen. Makanya dia laporkan ke Komdis Asprov. Kalau ternyata benar, sanksinya seumur hidup," tutur dia.
"Memang ada dugaan dalam pertandingan klub Gestra Paranane FA dengan NZR Sumbersari FC dan Gestra melawan Persema. Saat Gestra melawan NZR Sumbersari FC, Gestra kalah 0-1, sedangkan saat lawan Persema mereka kalah 1-5. Kami mendengar ada deal kepada pemain dan ofisial. Ini informasinya," ujar Erwin, dikutip dari laman PSSI di Jakarta, Kamis.
Menurut Erwin, kasus tersebut tengah diadili oleh Komite Disiplin Asprov PSSI Jawa Timur dan kini memasuki sidang kedua.
Meski begitu, purnawirawan polisi berpangkat akhir Inspektur Jenderal itu memastikan Komdis PSSI tingkat pusat di Jakarta tidak tinggal diam dan terus menjalin komunikasi dengan Asprov PSSI Jawa Timur.
Dia pun menyarankan agar kasus tersebut dibawa ke polisi agar diusut tuntas.
"Karena kasus itu terjadi di Liga 3 Jawa Timur, maka ditangani oleh Asprov PSSI Jawa Timur dan komdisnya. Namun, kami selalu mengontak, mendengar dan memberi arahan apa yang harus dilakukan oleh mereka. Kalau ternyata bisa diketahui, mudah-mudahan terungkap, segera kerja sama dengan Polda untuk diusut tuntas," kata Erwin.
Erwin pun ingin dugaan tindakan kotor tersebut diselesaikan dengan rinci dan memeriksa semua yang terlibat.
Semua mesti diusut, termasuk apakah sudah ada aliran uang atau belum. Jika terbukti, para tersangka dipastikan mendapat hukuman berat.
"Ada uang atau tidak? Yang jelas kalah sesuai dengan permintaan. Ini dihubungi. Makanya ada laporan dari pihak manajemen. Makanya dia laporkan ke Komdis Asprov. Kalau ternyata benar, sanksinya seumur hidup," tutur dia.