Jayapura (ANTARA) - Fajar Abdul Rahman, pesenam asal Sumatera Selatan, membagikan caranya menaklukkan senam artistik nomor kuda pelana di PON XX Papua hingga berhasil menyabet medali emas.

Setelah giat berlatih, ia berhasil menunjukkan keluwesan untuk memutar kakinya di atas alat kuda pelana atau dikenal juga dengan sebutan pommel horse saat menjadi finalis senam artistik putra di Istora Papua Bangkit.

“Kuncinya untuk bisa sukses di atas kuda pelana ini satu sih, harus rileks. Kalau tidak rileks, nantinya saat pengulangan tidak maksimal. Karena butuh pengulangan yang berlanjut dan tidak ada jedanya,” kata Fajar saat diwawancarai usai bertanding, Minggu.

Ia sebenarnya tak menyangka, persiapan untuk menyiapkan mental agar tetap fokus namun tidak tegang membawa dirinya pada emas pertamanya dalam perhelatan Pekan Olahraga Nasional.

Fajar mengatakan ini kali ketiganya mengikuti PON, namun ia merasa di PON XX Papua ia bisa mengeluarkan performa terbaiknya di arena pertandingan.

Memupuk rasa percaya diri dan membatasi diri dari penggunaan gadget mendekati perhelatan PON Papua dinilainya menjadi cara ampuh menyiapkan dirinya bisa tetap tenang saat bertanding untuk meraih kemenangan.

“Saya benar- benar menjaga mentalitas saya, saya memang bukan orang yang luar biasa. Tapi saya selalu mencoba yang terbaik,” kata Fajar.

Fajar berhasil mengamankan posisi pertama pada nomor kuda pelana setelah mendapatkan poin mencapai 11.825.

Ia menyisihkan Audi Ashari yang terjun mewakili Papua dengan poin 11.700 di tempat kedua dengan medali peraknya serta M. Tri Saputra atlet asal Riau dengan medali perunggu dan total poin 11.625.

Percaya diri dan melakukan yang terbaik pun akan terus dijaga oleh Fajar untuk perhelatan nomor pertandingan palang sejajar yang akan dijajalnya Senin (4/10).

“Kalau memang sudah digarisinnya seperti itu, mudah- mudahan saya bisa dapat (medali emas) karena besar harapan aya untuk palang sejajar. Saya akan berusaha yang terbaik, selebihnya saya serahkan sama yang di Atas,” tutup Fajar.
 


Pewarta : Livia Kristianti
Editor : Samino Nugroho
Copyright © ANTARA 2024