Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dan Inggris menandatangani kesepakatan untuk membangun kapal fregat angkatan laut di London, Inggris, pada Kamis malam.
Menurut keterangan tertulis Kedutaan Besar Inggris yang diterima di Jakarta, Jumat, penandatanganan perjanjian itu disaksikan oleh Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto dan Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace.
Fregat adalah kapal perang berukuran sedang (1.100-2.800 ton) yang dapat bergerak lincah dan cepat.
Kapal fregat dalam kerja sama tersebut akan dibuat dengan mengutamakan kecepatan dan kemampuan maneuver, kata Kedubes Inggris.
Babcock, perusahaan kedirgantaraan, pertahanan, dan keamanan yang berbasis di Inggris, menyetujui kesepakatan lisensi untuk PT PAL untuk memproduksi kapal fregat Arrowhead 149 (AH140) di Indonesia dan dikerjakan oleh tenaga kerja dalam negeri.
Desain dan spesifikasi AH140 dapat disesuaikan dengan kebutuhan TNI AL. Dengan dukungan Babcock, PT PAL akan merancang modifikasi yang diperlukan untuk mengkonfigurasi AH140 untuk kebutuhan Indonesia.
Kedubes Inggris mengatakan dengan kerja sama tersebut, kedua negara menegaskan komitmen dan rasa saling percaya serta kesamaan visi untuk masa depan yang aman dengan navigasi laut bebas sebagai inti dari kemitraan.
“Indonesia dan Inggris menegaskan komitmen, rasa saling percaya, dan kesamaan visi untuk masa depan yang aman dengan navigasi laut bebas sebagai intinya. Kedua angkatan laut akan mengoperasikan fregat yang sama,” demikian Kedubes Inggris di Jakarta.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins, menyambut baik kerja sama yang pertahanan yang semakin kuat di antara kedua negara.
Dia menegaskan bahwa Indonesia dan Inggris memiliki hubungan pertahanan dan keamanan yang sangat baik, mencakup berbagai sektor seperti pertahanan siber hingga angkatan laut dan maritim.
“Berbagi kapal baru yang sama adalah langkah lanjut yang memang seharusnya dilakukan. Kita tahu bahwa demi perdamaian, keamanan, dan perdagangan kita yang berkelanjutan, kita perlu membela beberapa bagian tertua dari hukum internasional, termasuk kebebasan laut dan kebebasan navigasi,” kata Jenkins.
“Saya sangat menantikan melihat rekan-rekan kami di Indonesia membangun kapal ini di dermaga Surabaya.”