Depok (ANTARA) - Teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan akan berperan sebagai program komputasi untuk meniru persepsi, tindakan dan pola pikir manusia, kata Senior Director of Engineering Qualcomm Technology Licensing, Ramesh Rao.
Hal tersebut dikatakan Ramesh Rao dalam kuliah umum yang digelar oleh Program S2 (Magister) Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), secara daring dengan tema “Trend Teknologi Elektro pada Dekade mendatang”.
Dalam keterangan tertulis UI yang diterima di Depok, Jumat, Ramesh Rao mengatakan bahwa sistem teknologi pada dekade mendatang terdiri atas 4 karakteristik utama, yaitu kecerdasan (Intelligent), keterhubungan (Connected), nirkabel (Mobile) dan terintegrasi (Highly integrated).
Empat karakteristik tersebut akan membentuk satu visi tata kehidupan manusia, yaitu terwujudnya keterhubungan satu sama lain secara cerdas (everything is intelligently connected).
Baca juga: Kemendikbud serius manfaatkan kecerdasan buatan untuk majukan pendidikan
Implikasinya bukan saja pada manusia yang saling berkomunikasi, namun juga perangkat fisik dan sistem non-fisik pada kehidupan manusia sehari-hari.
Sebenarnya, fenomena tersebut sudah mulai dirasakan saat ini, dimana manusia saling terhubung secara sosial dan emosi melalui platform media sosial.
Sementara itu, manusia juga terhubung pada perangkat-perangkat fisik digital, seperti mobile gadget, dan perangkat Internet of Things.
Selain manusia, mesin juga saling terhubung, seperti halnya pada penerapan aneka perangkat sensor di pabrik-pabrik.
Beberapa contoh aplikasi dekade mendatang yang akan mewarnai kehidupan kita di antaranya smart medical teleconsultation, yaitu konsultasi kesehatan secara virtual dimana seorang pasien tidak perlu hadir secara fisik menemui dokter. Teknologi masa depan menyediakan data pendukung diagnosis secara cepat dan akurat.
Baca juga: UI-Idealab bangun pendidikan dan laboratorium artificial intelligence
Pada sektor industri, sistem teknologi masa depan akan memfasilitasi sistem pabrik cerdas (smart factory) yang mengoperasikan robot-robot sebagai mesin manufaktur pada sebuah jaringan nirkabel yang terintegrasi di dalam pabrik (private network).
Pada sektor transportasi, teknologi mendukung implementasi smart automotive dimana kendaraan dapat beroperasi otomatis tanpa pengemudi secara aman dan nyaman.
Untuk membentuk berbagai aplikasi tersebut dibutuhkan dua teknologi kunci, yaitu 5G dan AI. Teknologi 5G akan berperan sebagai infrastruktur komunikasi nirkabel yang menawarkan kecepatan akses data 10 kali lebih cepat.
Ia mendukung kapasitas lalu-lintas data hingga 100 kali lebih banyak, dari teknologi selular yang dnikmati saat ini. Bahkan, 5G akan memberikan dampak positif ekonomi bagi dunia senilai 13.2 trilliun dollar AS di tahun 2035.
Dalam kapasitas tersebut, sebuah mesin akan dapat mengembangkan alur komputasi yang semakin mendekati logika manusia dalam mengambil sebuah keputusan.
Sebuah sistem AI pada smart medical teleconsultation, misalnya dapat menyajikan diagnosis pendukung penyakit berdasarkan input data keadaan fisik seorang pasien.
Ramesh Rao memberikan motivasi bagi peserta kuliah umum, khususnya mahasiswa magister S2 Teknik Elektro UI untuk membangun skill set yang relevan dengan penguasaan teknologi 5G dan AI.
Ia menyampaikan, teknologi AI menuntut penguasaan bahasa pemrograman yang relevan, misalnya Python, dan pemahaman metodologi Neural Network.
Di sisi lain, teknologi 5G membutuhkan kompetensi terkait elemen-elemen dasar keilmuan nirkabel radio frequency (RF), termasuk konsep antenna, security, dan software pendukung multimedia. Ia mengingat agar seorang mahasiswa harus selalu memiliki antusiasme belajar dan beradaptasi dengan perubahan teknologi yang sangat cepat.
Hal tersebut dikatakan Ramesh Rao dalam kuliah umum yang digelar oleh Program S2 (Magister) Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), secara daring dengan tema “Trend Teknologi Elektro pada Dekade mendatang”.
Dalam keterangan tertulis UI yang diterima di Depok, Jumat, Ramesh Rao mengatakan bahwa sistem teknologi pada dekade mendatang terdiri atas 4 karakteristik utama, yaitu kecerdasan (Intelligent), keterhubungan (Connected), nirkabel (Mobile) dan terintegrasi (Highly integrated).
Empat karakteristik tersebut akan membentuk satu visi tata kehidupan manusia, yaitu terwujudnya keterhubungan satu sama lain secara cerdas (everything is intelligently connected).
Baca juga: Kemendikbud serius manfaatkan kecerdasan buatan untuk majukan pendidikan
Implikasinya bukan saja pada manusia yang saling berkomunikasi, namun juga perangkat fisik dan sistem non-fisik pada kehidupan manusia sehari-hari.
Sebenarnya, fenomena tersebut sudah mulai dirasakan saat ini, dimana manusia saling terhubung secara sosial dan emosi melalui platform media sosial.
Sementara itu, manusia juga terhubung pada perangkat-perangkat fisik digital, seperti mobile gadget, dan perangkat Internet of Things.
Selain manusia, mesin juga saling terhubung, seperti halnya pada penerapan aneka perangkat sensor di pabrik-pabrik.
Beberapa contoh aplikasi dekade mendatang yang akan mewarnai kehidupan kita di antaranya smart medical teleconsultation, yaitu konsultasi kesehatan secara virtual dimana seorang pasien tidak perlu hadir secara fisik menemui dokter. Teknologi masa depan menyediakan data pendukung diagnosis secara cepat dan akurat.
Baca juga: UI-Idealab bangun pendidikan dan laboratorium artificial intelligence
Pada sektor industri, sistem teknologi masa depan akan memfasilitasi sistem pabrik cerdas (smart factory) yang mengoperasikan robot-robot sebagai mesin manufaktur pada sebuah jaringan nirkabel yang terintegrasi di dalam pabrik (private network).
Pada sektor transportasi, teknologi mendukung implementasi smart automotive dimana kendaraan dapat beroperasi otomatis tanpa pengemudi secara aman dan nyaman.
Untuk membentuk berbagai aplikasi tersebut dibutuhkan dua teknologi kunci, yaitu 5G dan AI. Teknologi 5G akan berperan sebagai infrastruktur komunikasi nirkabel yang menawarkan kecepatan akses data 10 kali lebih cepat.
Ia mendukung kapasitas lalu-lintas data hingga 100 kali lebih banyak, dari teknologi selular yang dnikmati saat ini. Bahkan, 5G akan memberikan dampak positif ekonomi bagi dunia senilai 13.2 trilliun dollar AS di tahun 2035.
Dalam kapasitas tersebut, sebuah mesin akan dapat mengembangkan alur komputasi yang semakin mendekati logika manusia dalam mengambil sebuah keputusan.
Sebuah sistem AI pada smart medical teleconsultation, misalnya dapat menyajikan diagnosis pendukung penyakit berdasarkan input data keadaan fisik seorang pasien.
Ramesh Rao memberikan motivasi bagi peserta kuliah umum, khususnya mahasiswa magister S2 Teknik Elektro UI untuk membangun skill set yang relevan dengan penguasaan teknologi 5G dan AI.
Ia menyampaikan, teknologi AI menuntut penguasaan bahasa pemrograman yang relevan, misalnya Python, dan pemahaman metodologi Neural Network.
Di sisi lain, teknologi 5G membutuhkan kompetensi terkait elemen-elemen dasar keilmuan nirkabel radio frequency (RF), termasuk konsep antenna, security, dan software pendukung multimedia. Ia mengingat agar seorang mahasiswa harus selalu memiliki antusiasme belajar dan beradaptasi dengan perubahan teknologi yang sangat cepat.