Banten (ANTARA) - Lonjakan kasus COVID-19 membuat beberapa rumah sakit kewalahan menanganinya.
Di Jabodetabek, tingginya bed occupancy ratio (BOR) mengakibatkan sejumlah rumah sakit mengalami overload. Beberapa RS bahkan terpaksa membatasi layanan untuk pasien COVID-19. Akibatnya, tidak sedikit pasien-pasien COVID-19 melakukan isolasi mandiri (isoman).
Untuk menangani kasus tersebut, Dompet Dhuafa (DD) menggulirkan berbagai inisiasi program. Salah satunya yaitu dengan mendirikan RS darurat untuk menambah kapasitas bed rumah sakit.
Di samping itu, untuk masyarakat yang sedang melakukan isoman, Dompet Dhuafa menghadirkan Program Dapur Umum Cekal (Cegah dan Tangkal) di kawasan-kawasan yang mengalami tinggi paparan COVID-19.
Program Dapur Umum Cekal tersebut diluncurkan pada peringatan milad Dompet Dhuafa yang ke-28 pada Jumat (2/7), di Markas Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa, Ciputat, Tangerang Selatan.
Aksi Dapur Umum Cekal mulai berjalan pada Kamis (8/7).
Kawasan yang menjadi sasaran pertama adalah Tangerang Selatan. Alasannya, Kabupaten Tangerang Selatan menjadi salah satu kawasan yang ditetapkan sebagai zona merah COVID-19.
Sebanyak 114 warga isoman menjadi penerima manfaat program ini.
Penanggung Jawab Program Dapur Umum Cekal Ahmad Yamin mengutarakan, “Dapur Umum Cekal ini akan berlangsung selama 10 hari di 10 titik yang ada di kawasan Jabodetabek. Yaitu dengan menyediakan tiga kali makan setiap harinya bagi yang sedang melakukan isoman."
"Kami menyasar titik-titik kawasan yang warganya banyak terpapar COVID-19 dan sedang melakukan isolasi mandiri karena keterbatasan kapasitas rumah sakit,” katanya pula.
Sebagai tenaga masaknya, Dompet Dhuafa memberdayakan warga sekitar yang terdampak COVID-19 secara ekonomi. Dengan begitu, selain sebagai sarana menjalin kedekatan dengan warga, juga sebagai langkah mengatasi masalah ekonomi warga yang terdampak.
“Kami upayakan semaksimal mungkin supaya tidak terjadi kerumunan. Jadi kami batasi untuk tenaga yang masak adalah empat orang saja. Mereka kami ambil dari warga setempat juga yang mengalami dampak secara ekonomi,” ujar Yamin.
Sedangkan untuk pendistribusiannya, tim Dapur Umum menggunakan mobil truk kecil untuk menuju rumah masing-masing warga. Untuk menghindari kontak dengan pasien isoman, tim meletakkan kotak makanan di depan rumah, kemudian pasien mengambilnya setelah tim meninggalkan rumah..
TENTANG DOMPET DHUAFA
Dompet Dhuafa adalah lembaga nirlaba milik masyarakat indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah, Wakaf), serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga). Selama 28 tahun, Dompet Dhuafa telah memberikan kontribusi layanan bagi perkembangan umat dalam bidang sosial, kesehatan, ekonomi, dan kebencanaan serta CSR.
Baca juga: Siaga 24 Jam, lewat tengah malam tim Barzah Dompet Dhuafa layani pengantaran jenazah COVID-19
Baca juga: Gerakan 528 kantong darah untuk sesama, kolaborAksi DDV bersama PMI Jabodetabek
Di Jabodetabek, tingginya bed occupancy ratio (BOR) mengakibatkan sejumlah rumah sakit mengalami overload. Beberapa RS bahkan terpaksa membatasi layanan untuk pasien COVID-19. Akibatnya, tidak sedikit pasien-pasien COVID-19 melakukan isolasi mandiri (isoman).
Untuk menangani kasus tersebut, Dompet Dhuafa (DD) menggulirkan berbagai inisiasi program. Salah satunya yaitu dengan mendirikan RS darurat untuk menambah kapasitas bed rumah sakit.
Di samping itu, untuk masyarakat yang sedang melakukan isoman, Dompet Dhuafa menghadirkan Program Dapur Umum Cekal (Cegah dan Tangkal) di kawasan-kawasan yang mengalami tinggi paparan COVID-19.
Program Dapur Umum Cekal tersebut diluncurkan pada peringatan milad Dompet Dhuafa yang ke-28 pada Jumat (2/7), di Markas Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa, Ciputat, Tangerang Selatan.
Aksi Dapur Umum Cekal mulai berjalan pada Kamis (8/7).
Kawasan yang menjadi sasaran pertama adalah Tangerang Selatan. Alasannya, Kabupaten Tangerang Selatan menjadi salah satu kawasan yang ditetapkan sebagai zona merah COVID-19.
Sebanyak 114 warga isoman menjadi penerima manfaat program ini.
Penanggung Jawab Program Dapur Umum Cekal Ahmad Yamin mengutarakan, “Dapur Umum Cekal ini akan berlangsung selama 10 hari di 10 titik yang ada di kawasan Jabodetabek. Yaitu dengan menyediakan tiga kali makan setiap harinya bagi yang sedang melakukan isoman."
"Kami menyasar titik-titik kawasan yang warganya banyak terpapar COVID-19 dan sedang melakukan isolasi mandiri karena keterbatasan kapasitas rumah sakit,” katanya pula.
Sebagai tenaga masaknya, Dompet Dhuafa memberdayakan warga sekitar yang terdampak COVID-19 secara ekonomi. Dengan begitu, selain sebagai sarana menjalin kedekatan dengan warga, juga sebagai langkah mengatasi masalah ekonomi warga yang terdampak.
“Kami upayakan semaksimal mungkin supaya tidak terjadi kerumunan. Jadi kami batasi untuk tenaga yang masak adalah empat orang saja. Mereka kami ambil dari warga setempat juga yang mengalami dampak secara ekonomi,” ujar Yamin.
Sedangkan untuk pendistribusiannya, tim Dapur Umum menggunakan mobil truk kecil untuk menuju rumah masing-masing warga. Untuk menghindari kontak dengan pasien isoman, tim meletakkan kotak makanan di depan rumah, kemudian pasien mengambilnya setelah tim meninggalkan rumah..
TENTANG DOMPET DHUAFA
Dompet Dhuafa adalah lembaga nirlaba milik masyarakat indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah, Wakaf), serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga). Selama 28 tahun, Dompet Dhuafa telah memberikan kontribusi layanan bagi perkembangan umat dalam bidang sosial, kesehatan, ekonomi, dan kebencanaan serta CSR.
Baca juga: Siaga 24 Jam, lewat tengah malam tim Barzah Dompet Dhuafa layani pengantaran jenazah COVID-19
Baca juga: Gerakan 528 kantong darah untuk sesama, kolaborAksi DDV bersama PMI Jabodetabek