Bandarlampung (ANTARA) -
Pemerintah Kota Bandarlampung menegaskan bahwa kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka untuk siswa sekolah tingkat SD dan SMP menunggu zona penyebaran COVID-19 kota berzona hijau.

"Jadi saya sudah konsultasi dan minta arahan dari Wali kota Bandarlampung Eva Dwiana yang mana sebelum zona hijau yang bersangkutan meminta jangan dulu ada pembelajaran tatap muka," kata Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandarlampung, Sukarma Wijaya, di Bandarlampung, Senin.

Namun begitu, lanjut dia, pihaknya telah melakukan simulasi pembelajaran tatap muka di tengah pandemi andaikata Wali Kota Bandarlampung mengizinkan sekolah secara luring.

"Kita sudah melakukan simulasi, jika memang ada kebijakan tatap muka satu kelas akan dibagi menjadi dua, 50 persen tatap muka 50 persen siswa offline dan itu bergiliran," kata dia.

Dia menegaskan bahwa bila ada sekolah yang nekad membuka sekolahnya atau melakukan pembelajaran tatap muka maka akan diambil tindakan tegas oleh Tim Satgas COVID-19.

"Kita akan berikan teguran untuk tidak melakukan pembelajaran secara tatap muka, sebab boleh atau tidaknya sekolah secara luring itu kebijakannya ada di wali kota," kata dia.

Sementara, Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana, meminta masyarakat untuk tetap bersabar sebab dirinya pun menginginkan sekolah tatap muka segera digelar namun untuk saat ini masih tidak memungkinkan untuk melaksanakannya secara luring.

"Saya juga ingin sekali sekolah tatap muka digelar tapi apa boleh buat. Tapi saya akan meyakini orang tua murid bahwa anak-anak mereka akan lulus dan naik kelas semuanya," kata dia.

Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lampung, saat ini Kota Bandarlampung masih memilki zona oranye atau daerah dengan penyebaran COVID-19  sedang dengan rincian orang yang telah terinfeksi virus corona berjumlah 5.945, kasus kematian 356 dan pasien sembuh 5.489 orang.

Pewarta : Dian Hadiyatna
Editor : Agus Wira Sukarta
Copyright © ANTARA 2024