Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak masyarakat untuk "melangitkan doa" bagi seluruh awak KRI Nanggala-402 yang hingga kini masih dalam pencarian setelah dinyatakan subsunk (tenggelam).

"Selaku Menteri Agama dan Ketua Umum DPP GP Ansor menyampaikan simpati yang teramat dalam untuk keluarga awak kapal Nanggala 402 yang hingga kini belum ditemukan. Kita mendoakan para prajurit KRI Nanggala-402 mendapatkan yang terbaik dari Allah SWT," ujar Menag dalam keterangan tertulisnya, Minggu.

Yaqut juga berharap agar seluruh keluarga dari prajurit KRI Nanggala-402 diberikan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi ujian tersebut.

Bagi Menag, tenggelamnya KRI Nanggala-402 menjadi kabar duka bukan hanya bagi keluarga awak kapal dan TNI, tetapi duka bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Semoga, mereka semua tercatat sebagai syuhada dan pejuang bangsa. Keluarga mereka senantiasa diberi kesabaran dan ketabahan. Aamiin," katanya.

Sebelumnya kapal selam buatan Jerman Barat pada 1981 tersebut hilang kontak saat sedang berlatih penembakan rudal di perairan Bali.

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudi Margono menjelaskan kontak terakhir kapal selam tercatat pada Rabu (21/4) pukul 03.00 WIB sesaat sebelum menyelam.

Hingga pukul 03.30 WIB, geladak haluan kapal selam tersebut masih bisa terlihat oleh tim sea rider dari jarak 50 meter.

Selanjutnya, mulai pukul 03.46 WIB KRI Nanggala-402 mulai menyelam dan tidak terlihat di permukaan air laut. Sejak saat itu, KRI Nanggala-402 tidak memberikan respons meski terus dimonitor

Seharusnya, KRI Nanggala-402 muncul ke permukaan pada Rabu (21/4) pukul 05.15 WIB. Namun hingga kini, keberadaan kapal selam tersebut masih dalam pencarian.

Yudo mengatakan komponen yang melekat di kapal selam dan diyakini bagian dari KRI Nanggala-402 telah menjadi temuan selama pencarian KRI Nanggala-402.

"Komponen tersebut berupa pelurus tabung torpedo, Grease (Pelumas Kapal Selam), alas untuk salat dan beberapa sponge yang mengecil," katanya.
 

Pewarta : Asep Firmansyah
Editor : Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024