Karya Makmur, Lampung Timur (ANTARA) - Widiyanto, salah satu pemerhati fauna burung yang juga pengelola objek wisata pantai di Kabupaten Lampung Timur menyebutkan berbagai kalangan kerap datang ke Pantai Mutiara Baru untuk melakukan observasi burung migran.
"Mereka yang datang untuk memantau burung migran, di antaranya adalah Institut Teknologi Sumatra, Universitas Lampung, IPB dan UGM," kata Widiyanto di Lampung Timur, Jumat.
Selain itu adalah Shorebids Sumatera Cencus, Sahabat Burung Way Kambas, Unit Konservasi Fauna IPB, TFCA, Sumatera Herpetofauna, Bogor Nature and Wildlife Photograpy, National Geographic, Yayasan Hutan Biru, dan BirdBirdpacker.
Menurut dia, dari hasil pengamatannya, jenis burung yang kembali transit di Pantai Mutiara Baru yakni Ibis rokoroko.
"Ada beberapa burung yang datang lagi, ada sekitar 10 jenis burung yang saya lihat warnanya berbeda muncul, burung itu sudah sekitar 15 hari keliling mencari makan, salah satunya Ibis rokoroko," ujarnya.
Dia menyatakan, setelah beberapa bulan, berbagai jenis burung-burung migran yang singgah itu akan terbang lagi entah kemana, tapi ada juga yang tetap tinggal di Pantai Mutiara Baru.
Pantai Lampung Timur yang berlumpur dan ditumbuhi banyak vegetasi mangrove menjadi tempat singgah sejumlah jenis burung air (shorebird) dari kawasan negara-negara Eropa dan Asia yang tengah bermigrasi.
Pantai Muatiara Baru dan sekitarnya di Desa Karya Makmur Kecamatan Labuhan Maringgai, salah satu tempat yang disinggahi burung-burung migran (Foto : Widiyanto/istimewa)
Objek wisata Pantai Muatiara Baru dan sekitarnya di Desa Karya Makmur Kecamatan Labuhan Maringgai salah satu tempat yang disinggahi burung-burung migran.
Jenis-jenis burung air migran Eropa dan Asia serta endemik Indonesia yang singgah di Pantai Mutiara Baru seperti gajahan siberia, trinil, cerek, dara laut, bangau bluwok, bangau tong tong, leptoptilus javanicus, jenis kingfisher, burung jenis kaki gagang bayam, elang tiram, elang Jawa, alap alap Jepang, dan banyak jenis ragam burung pantai lainnya seperti bangsa ardea dan egrete.
Pada setiap akhir tahun di bulan November dan Desember kawanan burung itu melintas dan transit, puncaknya pada bulan Januari.
"Kehadiran burung -burung-burung air migran tersebut menjadi perhatian para pengamat burung. Mereka melakukan pengamatan dan sensus burung air," katanya.
"Mereka yang datang untuk memantau burung migran, di antaranya adalah Institut Teknologi Sumatra, Universitas Lampung, IPB dan UGM," kata Widiyanto di Lampung Timur, Jumat.
Selain itu adalah Shorebids Sumatera Cencus, Sahabat Burung Way Kambas, Unit Konservasi Fauna IPB, TFCA, Sumatera Herpetofauna, Bogor Nature and Wildlife Photograpy, National Geographic, Yayasan Hutan Biru, dan BirdBirdpacker.
Menurut dia, dari hasil pengamatannya, jenis burung yang kembali transit di Pantai Mutiara Baru yakni Ibis rokoroko.
"Ada beberapa burung yang datang lagi, ada sekitar 10 jenis burung yang saya lihat warnanya berbeda muncul, burung itu sudah sekitar 15 hari keliling mencari makan, salah satunya Ibis rokoroko," ujarnya.
Dia menyatakan, setelah beberapa bulan, berbagai jenis burung-burung migran yang singgah itu akan terbang lagi entah kemana, tapi ada juga yang tetap tinggal di Pantai Mutiara Baru.
Pantai Lampung Timur yang berlumpur dan ditumbuhi banyak vegetasi mangrove menjadi tempat singgah sejumlah jenis burung air (shorebird) dari kawasan negara-negara Eropa dan Asia yang tengah bermigrasi.
Objek wisata Pantai Muatiara Baru dan sekitarnya di Desa Karya Makmur Kecamatan Labuhan Maringgai salah satu tempat yang disinggahi burung-burung migran.
Jenis-jenis burung air migran Eropa dan Asia serta endemik Indonesia yang singgah di Pantai Mutiara Baru seperti gajahan siberia, trinil, cerek, dara laut, bangau bluwok, bangau tong tong, leptoptilus javanicus, jenis kingfisher, burung jenis kaki gagang bayam, elang tiram, elang Jawa, alap alap Jepang, dan banyak jenis ragam burung pantai lainnya seperti bangsa ardea dan egrete.
Pada setiap akhir tahun di bulan November dan Desember kawanan burung itu melintas dan transit, puncaknya pada bulan Januari.
"Kehadiran burung -burung-burung air migran tersebut menjadi perhatian para pengamat burung. Mereka melakukan pengamatan dan sensus burung air," katanya.