Bandarlampung (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung mulai melakukan pengembangan alpukat varietas unggul sebagai potensi pendapatan daerah dari sektor hortikultura.
"Selain pisang, manggis dan nanas, kita juga memiliki varietas alpukat yang cukup unggul, sehingga kita akan kembangkan agar dapat menjadi salah satu sumber pendapatan di sektor hortikultura," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Kusnardi, di Bandarlampung, Rabu.
Ia mengatakan pelaksanaan budidaya alpukat tersebut direncanakan akan menyasar semua daerah di Lampung, namun untuk fase awal akan fokus dikembangkan di Kabupaten Tanggamus, Lampung Barat dan Lampung Timur.
Baca juga: Pemprov Lampung jamin ketersediaan daging jelang Ramadhan
"Varietas alpukat yang ada beragam, salah satunya di Lampung varietas hijau bulat dan hijau lonjong, potensi buah ini salah satunya di Kabupaten Lampung Timur cukup baik dimana satu pohon dapat menghasilkan hingga 120 buah satu tahun," ucapnya.
Ia menjelaskan kinerja produksi buah alpukat Lampung setiap tahunnya mengalami kenaikan dimana pada tahun 2018 tercatat mencapai 136.767 kuintal, dan pada tahun 2019 sebanyak 185.018 kuintal.
"Setiap tahun produksi alpukat cukup baik, dan berat satu buah alpukat pun cukup besar dapat mencapai 800 gram per buah, dan potensi ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin," ucapnya.
Baca juga: Pemprov Lampung akan gelar pasar murah stabilkan harga jelang Ramadhan
Menurutnya, pelaksanaan budidaya alpukat yang nantinya akan ditujukan untuk ekspor akan dilakukan bersama dengan koorporasi.
"Kita tidak bisa sendiri dalam pengembangan ini, kita akan bekerja sama dengan korporasi sehingga petani pun tidak perlu memikirkan distribusi buah, namun hanya fokus pada peningkatan produksi," katanya.
Baca juga: Pasokan beras Lampung terjaga jelang Ramadhan
Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung kinerja produksi alpukat Lampung pada tahun 2014 mencapai 103.602 kuintal, 2015 (107.806 kuintal), 2016 (116.530 kuintal), 2017 (135.691 kuintal), 2018 (136.767 kuintal), 2019 (185.018 kuintal) dan tahun 2020 angka sementara berjumlah 173.036 kuintal hingga kuartal IV.
"Selain pisang, manggis dan nanas, kita juga memiliki varietas alpukat yang cukup unggul, sehingga kita akan kembangkan agar dapat menjadi salah satu sumber pendapatan di sektor hortikultura," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Kusnardi, di Bandarlampung, Rabu.
Ia mengatakan pelaksanaan budidaya alpukat tersebut direncanakan akan menyasar semua daerah di Lampung, namun untuk fase awal akan fokus dikembangkan di Kabupaten Tanggamus, Lampung Barat dan Lampung Timur.
Baca juga: Pemprov Lampung jamin ketersediaan daging jelang Ramadhan
"Varietas alpukat yang ada beragam, salah satunya di Lampung varietas hijau bulat dan hijau lonjong, potensi buah ini salah satunya di Kabupaten Lampung Timur cukup baik dimana satu pohon dapat menghasilkan hingga 120 buah satu tahun," ucapnya.
Ia menjelaskan kinerja produksi buah alpukat Lampung setiap tahunnya mengalami kenaikan dimana pada tahun 2018 tercatat mencapai 136.767 kuintal, dan pada tahun 2019 sebanyak 185.018 kuintal.
"Setiap tahun produksi alpukat cukup baik, dan berat satu buah alpukat pun cukup besar dapat mencapai 800 gram per buah, dan potensi ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin," ucapnya.
Baca juga: Pemprov Lampung akan gelar pasar murah stabilkan harga jelang Ramadhan
Menurutnya, pelaksanaan budidaya alpukat yang nantinya akan ditujukan untuk ekspor akan dilakukan bersama dengan koorporasi.
"Kita tidak bisa sendiri dalam pengembangan ini, kita akan bekerja sama dengan korporasi sehingga petani pun tidak perlu memikirkan distribusi buah, namun hanya fokus pada peningkatan produksi," katanya.
Baca juga: Pasokan beras Lampung terjaga jelang Ramadhan
Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung kinerja produksi alpukat Lampung pada tahun 2014 mencapai 103.602 kuintal, 2015 (107.806 kuintal), 2016 (116.530 kuintal), 2017 (135.691 kuintal), 2018 (136.767 kuintal), 2019 (185.018 kuintal) dan tahun 2020 angka sementara berjumlah 173.036 kuintal hingga kuartal IV.