Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut penyebab banjir di Jalan Sudirman, Kemang, Widya Chandra, serta Tendean, diakibatkan oleh luapan Kali Krukut yang tidak mampu menampung debit air dari kawasan hulunya di Depok, Jawa Barat.


Dengan demikian, kata Anies saat melakukan tinjauan ke kawasan Jalan Sudirman dekat Pintu Air Sudirman Atmaja, Jakarta Pusat, Sabtu, penambahan debit air bukan dari hujan lokal di kawasan Kemang atau Jalan Sudirman, melainkan kawasan antara hulu dan Jakarta.

"Jadi curah hujan yang terjadi di kawasan hulu Kali Krukut yang melintang melintasi Jalan Jendral Sudirman, sangat tinggi dengan tercatat 136 mm/hari. Kemudian lintas airnya melewati dua sungai, satu Kali Mampang dan dua Kali Krukut. Kedua aliran kali itu bertemu di belakang LIPI. Lalu mengalir ke Sudirman. Jadi, saat ini adalah dampak dari air kiriman dari kawasan tengah sekitar Depok," kata Anies.

Biasanya, sebut Anies, jika hujannya di pegunungan atau daerah Bogor, airnya akan melewati Kali Ciliwung, akan tetapi, jika terjadinya hujan deras di kawasan tengah atau sekitar Depok, maka akan melewati ke sungai aliran tengah.

"Yakni Kali Krukut ini," ujarnya.
Baca juga: Jakarta banjir, jangan salahkan airnya


Saat ini, kata Anies, seluruh jajaran Pemprov DKI telah melakukan upaya untuk membersihkan sampah di aliran sungai dan mengerahkan pompa portabel baik di kawasan Sudirman maupun di Kemang untuk dialirkan ke Kanal Banjir Barat (KBB), meski harus menunggu karena jaringan kanal tersebut masih menampung kiriman air dari daerah hulu.

"Sesudah ini air akan dialirkan ke KBB. Saat ini di sana airnya masih tinggi. Karena air dari Sungai Ciliwung masih mengalir masuk ke kota. Jadi, saat ini, Jakarta sore ini, masih menerima aliran dari kawasan Selatan. Itu Depok maupun Puncak. Kalau itu sudah reda InsyaAllah lebih terkendali," ucapnya.

Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo yang juga berada di lokasi, mengimbau pengendara dan warga untuk tidak khawatir melintasi Jalan Sudirman, karena yang tergenang hanya sedikit di sisi badan jalan dengan ketinggiannya berkisar 20-30 cm, sehingga masih aman dilalui kendaraan roda dua maupun empat.

"Makanya kami tempatkan anggota bersama teman-teman dari Dishub DKI Jakarta untuk berada di tengah, untuk meyakinkan kepada para pengemudi bahwa jalan tersebut masih bisa dilewati," ucapnya.



Ribuan mengungsi
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyatakan hujan yang mengguyur DKI Jakarta dan sekitarnya sejak Sabtu dini hari, menyebabkan genangan dan banjir di sejumlah titik dan 1.361 orang harus mengungsi.

Data BPBD DKI Jakarta, menyatakan banjir tersebut terjadi di sejumlah wilayah di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur yang secara rinci adalah sebanyak 29 RW di Jakarta Selatan terdiri dari 44 RT dengan ketinggian 40-150 cm dan terdapat pengungsi sebanyak 7 KK dengan total 19 jiwa.

Sementara di Jakarta Timur, terdapat 50 RW terkena banjir, terdiri dari 143 RT, dengan ketinggian 40-180 cm dan 372 KK dengan total 1.361 jiwa sedang mengungsi serta di Jakarta Barat sejumlah empat RW dan enam RT terkena banjir.

Plt. Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta, Sabdo Kurnianto mengatakan secara keseluruhan, sebanyak 193 RT dari total 30.470 RT banjir, dengan persentase RT terkena dampak sebesar 0,633 persen dan jumlah pengungsi di seluruh DKI sebanyak 379 KK dengan total 1.380 jiwa.

Baca juga: Di tengah kepungan banjir, tim Polda Metro Jaya evakuasi jenazah COVID-19
 

Pewarta : Ricky Prayoga
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024