Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Kang Emil mengatakan sektor pariwisata di Jabar semakin membaik di tengah pandemi COVID-19, dan diperkirakan kembali menggeliat di masa libur akhir tahun 2020.
"Pariwisata Jawa Barat sudah lebih pulih ya. Dengan monitoring booking-an atau okupansi kamar hotel dan penginapan di akhir tahun sudah pada penuh," kata Kang Emil di hari kedua West Java Investment Summit (WJIS) 2020 di Hotel Savoy Homann Kota Bandung, Selasa.
Kang Emil menuturkan menjelang libur akhir tahun 2020 pihaknya berupaya terus menegakkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 melalui gerakan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Dia mengatakan saat libur panjang akhir pekan pada Oktober 2020 memang terjadi peningkatan angka kasus COVID-19 di Jawa Barat, namun tidak setinggi peningkatan angka setelah libur panjang pada Agustus 2020.
"Jadi saat libur panjang kemarin ada kenaikan kasus, betul. Tapi dibandingkan dengan Agustus, turun. Jadi Agustus itu mungkin tinggi, yang kemarin agak tinggi begitu. Ya mudah-mudahan ini karena kita melakukan razia kepada wisatawan yang dicurigai COVID-19 kan, 15.000 yang dirapid test lalu terapkan disiplin," katanya.
Menurut dia dari belasan ribu orang yang menjalani rapid test secara acak di berbagai tempat wisata tersebut, hanya 408 orang yang dinyatakan reaktif dan dari angka tersebut, hanya lima orang yang dinyatakan positif COVID-19, kemudian angka penambahan harian COVID-19 setelahnya tetap menurun.
"Semoga di akhir tahun tren turun kasus oleh libur panjang ini bisa menjadi sebuah kedisiplinan," katanya.
Sementara itu terkait wacana penghapusan libur panjang akhir tahun ini, Kang Emil mengatakan pihaknya hanya bertugas mengamankan dan memastikan protokol kesehatan dilaksanakan dengan baik.
Di tempat yang sama Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jawa Barat, Herawanto mengatakan upaya untuk membangkitkan optimisme terhadap peningkatan ekonomi telah membuahkan hasil.
Hal ini, kata Herawanto, ditorehkan melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi Jabar dalam kuartal terakhir, walaupun masih minus.
"Jadi kebijakan PSBB yang diberlakukan secara PSBB mikro, jadi bukan yang besar, tapi mikro, yang kemudian target itu juga berdampak luar biasa positif termasuk terhadap tourism. Tourism kita catat akomodasi meningkat di kuartal ketiga, perdagangan juga ok," katanya.
Ia mengatakan kondusivitas ekonomi dan penjagaan protokol kesehatan ini harus terus dijaga oleh Pemprov Jabar, termasuk untuk mengondusifkan perekonomian di masa depan.
"Itu sifatnya adalah jangka panjang, instan mungkin jelas tidak, tapi adalah menengah-panjangnya akan berasa. Jadi dua hal, kebijakan dari pemprov dan pemkab-pemkot terbukti telah meningkatkan gerak orang, transportasi dan pariwisata mulai meningkat," katanya.
Ia menuturkan akibat peningkatan aktivitas transportasi dan pariwisata aktivitas belanja pun meningkat dan pertumbuhan ekonomi Jabar yang tadinya hampir minus enam persen, menuju minus empat persen.
"Mengapa masih minus, nah ekonomi Jawa Barat itu memang betul pariwisata adalah salah satu faktor utama seperti yang dijelaskan selalu oleh Bapak Gubernur. Tetapi ada manufacturing eksport yang memang masih bertahan, walaupun sudah sangat membaik dibanding pada saat lalu," katanya.
"Pariwisata Jawa Barat sudah lebih pulih ya. Dengan monitoring booking-an atau okupansi kamar hotel dan penginapan di akhir tahun sudah pada penuh," kata Kang Emil di hari kedua West Java Investment Summit (WJIS) 2020 di Hotel Savoy Homann Kota Bandung, Selasa.
Kang Emil menuturkan menjelang libur akhir tahun 2020 pihaknya berupaya terus menegakkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 melalui gerakan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Dia mengatakan saat libur panjang akhir pekan pada Oktober 2020 memang terjadi peningkatan angka kasus COVID-19 di Jawa Barat, namun tidak setinggi peningkatan angka setelah libur panjang pada Agustus 2020.
"Jadi saat libur panjang kemarin ada kenaikan kasus, betul. Tapi dibandingkan dengan Agustus, turun. Jadi Agustus itu mungkin tinggi, yang kemarin agak tinggi begitu. Ya mudah-mudahan ini karena kita melakukan razia kepada wisatawan yang dicurigai COVID-19 kan, 15.000 yang dirapid test lalu terapkan disiplin," katanya.
Menurut dia dari belasan ribu orang yang menjalani rapid test secara acak di berbagai tempat wisata tersebut, hanya 408 orang yang dinyatakan reaktif dan dari angka tersebut, hanya lima orang yang dinyatakan positif COVID-19, kemudian angka penambahan harian COVID-19 setelahnya tetap menurun.
"Semoga di akhir tahun tren turun kasus oleh libur panjang ini bisa menjadi sebuah kedisiplinan," katanya.
Sementara itu terkait wacana penghapusan libur panjang akhir tahun ini, Kang Emil mengatakan pihaknya hanya bertugas mengamankan dan memastikan protokol kesehatan dilaksanakan dengan baik.
Di tempat yang sama Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jawa Barat, Herawanto mengatakan upaya untuk membangkitkan optimisme terhadap peningkatan ekonomi telah membuahkan hasil.
Hal ini, kata Herawanto, ditorehkan melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi Jabar dalam kuartal terakhir, walaupun masih minus.
"Jadi kebijakan PSBB yang diberlakukan secara PSBB mikro, jadi bukan yang besar, tapi mikro, yang kemudian target itu juga berdampak luar biasa positif termasuk terhadap tourism. Tourism kita catat akomodasi meningkat di kuartal ketiga, perdagangan juga ok," katanya.
Ia mengatakan kondusivitas ekonomi dan penjagaan protokol kesehatan ini harus terus dijaga oleh Pemprov Jabar, termasuk untuk mengondusifkan perekonomian di masa depan.
"Itu sifatnya adalah jangka panjang, instan mungkin jelas tidak, tapi adalah menengah-panjangnya akan berasa. Jadi dua hal, kebijakan dari pemprov dan pemkab-pemkot terbukti telah meningkatkan gerak orang, transportasi dan pariwisata mulai meningkat," katanya.
Ia menuturkan akibat peningkatan aktivitas transportasi dan pariwisata aktivitas belanja pun meningkat dan pertumbuhan ekonomi Jabar yang tadinya hampir minus enam persen, menuju minus empat persen.
"Mengapa masih minus, nah ekonomi Jawa Barat itu memang betul pariwisata adalah salah satu faktor utama seperti yang dijelaskan selalu oleh Bapak Gubernur. Tetapi ada manufacturing eksport yang memang masih bertahan, walaupun sudah sangat membaik dibanding pada saat lalu," katanya.