Gianyar, Bali (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio resmi meluncurkan program "We Love Bali" sebagai bentuk edukasi sekaligus kampanye penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE bagi pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif serta masyarakat di Bali.
Wishnutama Kusubandio dalam peluncuran program We Love Bali, di Bali Safari Park (BSP) Gianyar Bali, Rabu, mengatakan secara keseluruhan program ini akan melibatkan 409 pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif, 8.421 tenaga kerja serta 4.800 peserta dari masyarakat umum yang berasal dari Provinsi Bali.
Ia mengatakan melalui kampanye ini diharapkan dapat membentuk "safety awareness" yang perlahan tercipta dalam pola pikir (mindset) pelaku usaha di Bali dan juga wisatawan.
Baca juga: Program "ESIS" dukung wisata premium ditargetkan akan diluncurkan pada 2021
Masyarakat akan diajak meninjau destinasi dan melihat langsung penerapan protokol kesehatan yang dijalankan pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif. Perjalanan masyarakat itu juga dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.
"Sehingga program We Love Bali diharapkan dapat teredukasinya masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan berbasis 'clean, health, safety environment' (CHSE) di era adaptasi kebiasaan baru ini dalam berwisata,” kata Wishnutama.
Ia menyebutkan terdapat 13 program perjalanan (famtrip) yang masing-masing akan berlangsung selama tiga hari dua malam ke berbagai destinasi di Bali. Program famtrip tahap pertama sebelumnya telah dijalankan beberapa waktu lalu ke destinasi di Denpasar, Lovina dan Kintamani.
Baca juga: Asita DIY masih menanti pembukaan secara penuh pariwisata Yogyakarta
Wishnutama menjelaskan, Bali sebagai provinsi yang menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan sangat terdampak akibat pandemi COVID-19. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pertumbuhan Bali pada kuartal II/2020 anjlok 10,98 persen secara "year on year"(YoY). Dinas Pariwisata Bali mencatat kerugian ekonomi akibat pandemi COVID-19 sepanjang Maret sampai Juli 2020 mencapai Rp48,5 triliun atau sekitar Rp9,7 triliun per bulan.
Oleh karena itu, kata Menteri Wisnhnutama, melalui program 'We Love Bali' ini diharapkan dapat mendukung industri pariwisata Bali agar mulai bergerak dan semangat untuk kembali berkarya sekaligus memberikan edukasi dalam mengimplementasikan protokol kebiasaan baru bagi pelaku usaha pariwisata, masyarakat pengelola destinasi wisata, dan masyarakat umum yang mengikuti kegiatan tersebut.
"Selain itu, melalui program ini, diharapkan dapat meningkatkan rasa kecintaan dan tanggung jawab masyarakat terhadap kelestarian alam dan budaya Bali, serta dipromosikannya kembali destinasi-destinasi wisata yang ada di Bali," ujarnya.
Wishnutama Kusubandio dalam peluncuran program We Love Bali, di Bali Safari Park (BSP) Gianyar Bali, Rabu, mengatakan secara keseluruhan program ini akan melibatkan 409 pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif, 8.421 tenaga kerja serta 4.800 peserta dari masyarakat umum yang berasal dari Provinsi Bali.
Ia mengatakan melalui kampanye ini diharapkan dapat membentuk "safety awareness" yang perlahan tercipta dalam pola pikir (mindset) pelaku usaha di Bali dan juga wisatawan.
Baca juga: Program "ESIS" dukung wisata premium ditargetkan akan diluncurkan pada 2021
Masyarakat akan diajak meninjau destinasi dan melihat langsung penerapan protokol kesehatan yang dijalankan pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif. Perjalanan masyarakat itu juga dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.
"Sehingga program We Love Bali diharapkan dapat teredukasinya masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan berbasis 'clean, health, safety environment' (CHSE) di era adaptasi kebiasaan baru ini dalam berwisata,” kata Wishnutama.
Ia menyebutkan terdapat 13 program perjalanan (famtrip) yang masing-masing akan berlangsung selama tiga hari dua malam ke berbagai destinasi di Bali. Program famtrip tahap pertama sebelumnya telah dijalankan beberapa waktu lalu ke destinasi di Denpasar, Lovina dan Kintamani.
Baca juga: Asita DIY masih menanti pembukaan secara penuh pariwisata Yogyakarta
Wishnutama menjelaskan, Bali sebagai provinsi yang menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan sangat terdampak akibat pandemi COVID-19. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pertumbuhan Bali pada kuartal II/2020 anjlok 10,98 persen secara "year on year"(YoY). Dinas Pariwisata Bali mencatat kerugian ekonomi akibat pandemi COVID-19 sepanjang Maret sampai Juli 2020 mencapai Rp48,5 triliun atau sekitar Rp9,7 triliun per bulan.
Oleh karena itu, kata Menteri Wisnhnutama, melalui program 'We Love Bali' ini diharapkan dapat mendukung industri pariwisata Bali agar mulai bergerak dan semangat untuk kembali berkarya sekaligus memberikan edukasi dalam mengimplementasikan protokol kebiasaan baru bagi pelaku usaha pariwisata, masyarakat pengelola destinasi wisata, dan masyarakat umum yang mengikuti kegiatan tersebut.
"Selain itu, melalui program ini, diharapkan dapat meningkatkan rasa kecintaan dan tanggung jawab masyarakat terhadap kelestarian alam dan budaya Bali, serta dipromosikannya kembali destinasi-destinasi wisata yang ada di Bali," ujarnya.